DENPASAR – Selama tahun 2020, RSUP Sanglah mengalami grafik kunjungan pasien yang menurun dibanding tahun sebelumnya. Hal ini tak lepas dari pandemi Covid-19.
Dimana ruangan yang mesti dibagi dengan pasien Covid 19, juga pembagian zona merah, kuning dan hijau membuat RSUP Sanglah harus membatasi kunjungan yang salah satunya dengan pendaftaran online.
Namun, Direktur Utama RSUP Sanglah, dr I Wayan Sudana, M. Kes menyebut tahun 2021 mendatang, persoalan ini akan berubah.
Ia berkeyakinan kunjungan ke rumah sakit rujukan Bali Nusra ini akan kembali normal. “Prediksi kami, kunjungan pasien ke rumah sakit akan bertambah
karena grafiknya sudah mulai meningkat. Ya, seperti normal pada 2021 nanti,” ujar dr. I Wayan Sudana M. Kes, kemarin (23/12).
Berdasar data yang disampaikan, lebih detail dikatakan pada bulan September – Oktober sudah mulai naik dilihat dari kunjungan ke poliklinik, rawat jalan, operasi dan sebagainya.
“Ini sudah mulai tanda-tandannya. Untuk itu, kami akan melakukan pengembangan SDM dan juga kapasitas ruangan dan waktu pelayanan,” katanya.
Berdasar keterangan yang dihimpun di masyarakat oleh Radarbali.id menyebut, saat ini masih banyak orang yang takut ke rumah sakit. Alasannya sederhana, yakni takut disebut Covid 19.
Terutama mereka yang sudah berumur. Padahal, sedang mengalami sakit, tetapi justru memilih untuk di rumah dengan pengobatan sederhana dan semampu. Misalkan, beli obat di warung.
Melihat hal ini, dr Sudana mengaku hal itu tidak berpengaruh terhadap RSUP Sanglah, karena rumah sakit terbesar di Bali ini menangani kasus-kasus berat.
“RSUP Sanglah ini sebagai pelayanan terakhir. Dimana kami menghadapi kasus-kasus masyarakat tak bisa ditunda sakit berat,” pungkasnya.