27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:39 AM WIB

Melahirkan dengan Metode Water Birth, Amankan? Ini Kata Dinkes Bali

DENPASAR – Bagi pasangan yang sudah berkeluarga, memiliki buah hati tentu menjadi impian. Namun, tentunya harus melewati fase hamil dan melahirkan.

Untuk proses melahirkan sendiri banyak memiliki cara, salah satunya adalah dengan metode water birth, atau melahirkan dibawah air.

Sayangnya, hal ini pun masih menjadi pro dan kontra di Indonesia dan Bali khususnya. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Nyoman Suarjaya menuturkan,

metode melahirkan dengan model water birth belum diakui oleh POGI (Persatuan obstetri dan Ginekologi Indonesia).

“Untuk water birth  sampai saat ini belum diakui secara ilmiah dan belum mendapat persetujuan dari POGI,” terangnya.

Metode melahirkan dalam air memang berbeda dengan metode konvensional yang biasanya sang ibu menjalankan proses melahirkan dengan berbaring di atas tempat bersalin.

Dalam water birth, biasanya si Ibu biasanya mengambil posisi nyaman, baik duduk, jongkok maupun posisi lainnya yang membuat dirinya nyaman di dalam air.

Konon, hal ini dapat mengurangi rasa sakit pada sang ibu saat melahirkan si buah hatinya. Hanya saja hal ini disebut masih mengandung risiko sehingga terjadi pro dan kontra.

“Kami (Dinkes Bali) tentu mengikuti aturan. Kalau belum ada persetujuan berarti belum diakui sebagai cara persalinan yang baik khususnya di Indonesia,” tutupnya.

Di Bali sendiri, khususnya di wilayah Denpasar dan Gianyar sempat ada beberapa tempat atau klinik bersalin untuk warga yang ingin melahirkan anaknya melalui water birth.

Hanya saja, pasca ada imbauan dan teguran dari pihak dinas kesehatan, hal tersebut sudah sangat jarang terjadi lagi.

Padahal, dulunya menjadi pilihan metode baru di Indonesia dan sudah sering dilakukan di luar negeri. 

DENPASAR – Bagi pasangan yang sudah berkeluarga, memiliki buah hati tentu menjadi impian. Namun, tentunya harus melewati fase hamil dan melahirkan.

Untuk proses melahirkan sendiri banyak memiliki cara, salah satunya adalah dengan metode water birth, atau melahirkan dibawah air.

Sayangnya, hal ini pun masih menjadi pro dan kontra di Indonesia dan Bali khususnya. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Nyoman Suarjaya menuturkan,

metode melahirkan dengan model water birth belum diakui oleh POGI (Persatuan obstetri dan Ginekologi Indonesia).

“Untuk water birth  sampai saat ini belum diakui secara ilmiah dan belum mendapat persetujuan dari POGI,” terangnya.

Metode melahirkan dalam air memang berbeda dengan metode konvensional yang biasanya sang ibu menjalankan proses melahirkan dengan berbaring di atas tempat bersalin.

Dalam water birth, biasanya si Ibu biasanya mengambil posisi nyaman, baik duduk, jongkok maupun posisi lainnya yang membuat dirinya nyaman di dalam air.

Konon, hal ini dapat mengurangi rasa sakit pada sang ibu saat melahirkan si buah hatinya. Hanya saja hal ini disebut masih mengandung risiko sehingga terjadi pro dan kontra.

“Kami (Dinkes Bali) tentu mengikuti aturan. Kalau belum ada persetujuan berarti belum diakui sebagai cara persalinan yang baik khususnya di Indonesia,” tutupnya.

Di Bali sendiri, khususnya di wilayah Denpasar dan Gianyar sempat ada beberapa tempat atau klinik bersalin untuk warga yang ingin melahirkan anaknya melalui water birth.

Hanya saja, pasca ada imbauan dan teguran dari pihak dinas kesehatan, hal tersebut sudah sangat jarang terjadi lagi.

Padahal, dulunya menjadi pilihan metode baru di Indonesia dan sudah sering dilakukan di luar negeri. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/