DENPASAR – Kepala Dinas Kesehatan Bali dr Ketut Suarjaya akhirnya menanggapi adanya kasus covid – 19 usai seseorag menerima suntikan vaksin.
Menurut dr. Suarjaya, orang yang sudah disuntik covid-19, kemungkinan terpapar covid-19 masih ada. Namun, probabilitasnya tiga kali lebih rendah dari orang yang tidak memperoleh vaksin.
“Jadi, orang yang sudah divaksin kemungkinannya tiga kali lebih ringan efeknya jika terinfeksi covid-19. Walaupun sudah divaksin,
perlu digarisbawahi masih harus tetap mengikuti protokol kesehatan, tetap tidak boleh abai,” katanya.
Menurutnya, vaksin covid -19 ini adalah salah satu cara untuk memberikan kekebalan pada setiap orang dan masyarakat agar memiliki kekebalan komunitas atau herd imunity.
Kadiskes Bali juga menjelaskan bahwa untuk mencapai tingkat imunitas tertinggi, dari penelitian yang telah dilakukan butuh waktu selama 4 minggu sejak vaksin disuntikkan.
“Diharapkan dengan vaksinasi kedua, akan ada booster atau muncul kekebalan tambahan,” jelasnya.
Vaksinasi tahap kedua tersebut utamanya akan menyasar para lansia dan sektor pelayanan publik.
“Bisa pejabat negara, anggota dewan, ASN, pelaku pariwisata hingga pedagang pasar, semuanya masuk kategori pelayan publik,” tukas Suarjaya.
Seperti diberitakan sebelumnya vaksinasi tahap kedua di Bali ini menyasar sebanyak 663.169 orang.
Mereka yang akan mengikuti vaksinasi tahap kedua adalah Lansia 340.683 sasaran, pendidik 79.185 sasaran, pedagang pasar 75.757 sasaran,
tokoh agama 1.240 sasaran, DPRD 411 sasaran, dan aparatur sipil negara (ASN) 54.444 sasaran.
Selain itu, aparat keamanan 23.201 sasaran, pelayanan publik 53.582 sasaran, transportasi publik 27.554 sasaran, atlet 50 sasaran, serta petugas pariwisata, hotel, dan restoran sebanyak 7.062 sasaran