29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:16 AM WIB

UPDATE! Kampus Dwijendra Makin Memanas, Mahasiswa Tolak Bubarkan Diri

DENPASAR-Heboh ratusan Mahasiswa Kampus Universitas Dwijendra Denpasar tertahan di depan gerbang di kampusnya sendiri sejak pukul 17.10 sore hingga saat ini belum berakhir.

Bahkan meski sudah diberikan pemahaman, ratusan mahasiswa Dwijendra memilih bertahan dan menolak membubarkan diri dari depan kampus.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, akibat masih bertahannya ratusan mahasiswa, kondisi depan kampus, tepatnya sepanjang Jalan Kamboja Denpasar krodit. Kemacetan juga terjadi di sekitar komplek sekolah dan kampus.

Tampak petugas kepolisian dari Polsek Denpasar Timur  terus berjaga dan mengatur lalu lintas di sekitar kampus.

Sementara terkait penutupan pintu gerbang kampus, dari informasi terungkap bahwa kampus sengaja digembok oleh pengurus yayasan lama Sumitra Candra Jaya.

Menurut salah seorang mahasiswa, kurang dari pukul 17.00 pengurusan yayasan yang lama sudah berada di dalam arel kampus.

Sesampainya di dalam area kampus, tiba-tiba pihak pengurus yayasan yang lama mengunci seluruh gerbang baik gerbang pintu masuk dan pintu keluar.

Menurutnya, penutupan gerbang karena pihak kampus berdalih karena ada peringatan hari guru.  “Tapi saat gerbang digembok, sebagian mahasiswa sudah ada di dalam kampus. Sementara ratusan mahasiswa lainnya masih ada yang berada di luar,” katanya

Akibat digemboknya pintu, spontan memicu protes mahasiswa yang masih berada di luar gerbang. Protes muncul karena pihak kampus juga sama sekali tidak membuat pengumuman.

Kapolsek Kapolsek Denpasar Timur AKP Nyoman Karang Adiputra membenarkan insiden di depan kampus Universitas Dwijendra.

Selaku kapolsek, AKP Karang mengaku sempat mengimbau kepada mahasiswa untuk bubar karena pihak sekolah sudah menyampaikan pengumuman terkait peringatan hari guru pada Senin (26/11) pagi. 

Mendapat penjelasan kapolsek, mahasiswa bukannya luluh. Sebaliknya, alasan yang disampaikan kapolsek justru dianggap tidak logis.

Pasalnya selain momen sudah lewat, tidak ada tanggal merah untuk peringatan hari guru di kampus Dwijendra. “Besok dipastikan.kampus kembali dibuka,” ujar AKP Karang Adiputra.

Namun lagi-lagi atas penegasan itu, mahasiswa masih tetap memilih bertahan dan tak mau membubarkan diri.

DENPASAR-Heboh ratusan Mahasiswa Kampus Universitas Dwijendra Denpasar tertahan di depan gerbang di kampusnya sendiri sejak pukul 17.10 sore hingga saat ini belum berakhir.

Bahkan meski sudah diberikan pemahaman, ratusan mahasiswa Dwijendra memilih bertahan dan menolak membubarkan diri dari depan kampus.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, akibat masih bertahannya ratusan mahasiswa, kondisi depan kampus, tepatnya sepanjang Jalan Kamboja Denpasar krodit. Kemacetan juga terjadi di sekitar komplek sekolah dan kampus.

Tampak petugas kepolisian dari Polsek Denpasar Timur  terus berjaga dan mengatur lalu lintas di sekitar kampus.

Sementara terkait penutupan pintu gerbang kampus, dari informasi terungkap bahwa kampus sengaja digembok oleh pengurus yayasan lama Sumitra Candra Jaya.

Menurut salah seorang mahasiswa, kurang dari pukul 17.00 pengurusan yayasan yang lama sudah berada di dalam arel kampus.

Sesampainya di dalam area kampus, tiba-tiba pihak pengurus yayasan yang lama mengunci seluruh gerbang baik gerbang pintu masuk dan pintu keluar.

Menurutnya, penutupan gerbang karena pihak kampus berdalih karena ada peringatan hari guru.  “Tapi saat gerbang digembok, sebagian mahasiswa sudah ada di dalam kampus. Sementara ratusan mahasiswa lainnya masih ada yang berada di luar,” katanya

Akibat digemboknya pintu, spontan memicu protes mahasiswa yang masih berada di luar gerbang. Protes muncul karena pihak kampus juga sama sekali tidak membuat pengumuman.

Kapolsek Kapolsek Denpasar Timur AKP Nyoman Karang Adiputra membenarkan insiden di depan kampus Universitas Dwijendra.

Selaku kapolsek, AKP Karang mengaku sempat mengimbau kepada mahasiswa untuk bubar karena pihak sekolah sudah menyampaikan pengumuman terkait peringatan hari guru pada Senin (26/11) pagi. 

Mendapat penjelasan kapolsek, mahasiswa bukannya luluh. Sebaliknya, alasan yang disampaikan kapolsek justru dianggap tidak logis.

Pasalnya selain momen sudah lewat, tidak ada tanggal merah untuk peringatan hari guru di kampus Dwijendra. “Besok dipastikan.kampus kembali dibuka,” ujar AKP Karang Adiputra.

Namun lagi-lagi atas penegasan itu, mahasiswa masih tetap memilih bertahan dan tak mau membubarkan diri.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/