25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:57 AM WIB

Sopir Logistik Blokir Ketapang, Pol PP Perketat Penjagaan di Gilimanuk

GILIMANUK – Aksi protes para sopir logistik yang menolak penerapan rapid test mandiri seperti yang diinstruksikan Gubernur Bali Kembali berlanjut di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Sopir truk memblokir Pelabuhan Ketapang agar tidak ada logistik yang masuk Bali. Di sisi lain, Pol PP Bali justru memperketat penjagaan di Pelabuhan Gilimanuk.

Bersama dengan Dinas Perhubungan, Diskominfos, TNI/Polri, Pecalang dan relawan, Pol PP ingin memastikan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) melalui darat yang masuk ke Bali sudah sesuai ketentuan.

“Kami terjunkan tim sebanyak 8 orang, gantian setiap 3 hari, bergabung dengan teman-teman dari Dinas Perhubungan, Dinas Kominfos, TNI / Polri, Pecalang serta relawan lainnya.

24 jam nonstop kami jaga pintu masuk Bali guna memastikan tidak ada yang lolos,” ungkap Kepala Satpol PP Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi seperti dilansir dari akun pemprov bali.

Dewa Dharmadi memastikan orang masuk Bali sudah sesuai ketentuan seperti melengkapi diri dengan surat keterangan rapid test, mengisi form cek diri, adanya penjaminan serta mempunyai tujuan yang pasti ke Bali.

Terkait kebijakan ini, muncul protes dari PPDN, khususnya dari sopir atau awak kendaraan logistik yang harus rapid test masuk ke Bali.

Tapi, Dewa Dharmadi mengakui, bisa mengatasinya dan memberikan penjelasan serta alasan-alasannya dengan cara manusiawi sehingga bisa diterima dengan baik.

“Regulasinya mengharuskan PPDN yang masuk melalui pelabuhan harus mengantongi hasil rapid tes negatif jika masuk ke Bali. Bukan untuk siapa-siapa, tapi demi kebaikan masyarakat Bali yang kita cintai,” ujarnya.

Diakuinya jumlah sopir dan penumpang yang harus dicek sangat banyak sementara petugas yang bertugas di sana jumlahnya terbatas.

Bahkan, tambah Darmadi, di jam-jam tertentu yaitu sekitar pukul 02.00 – 06.00 waktu setempat, puncak kekroditan terjadi saking banyaknya penumpang/kendaraan masuk ke Bali.

Meski begitu, pihaknya mengaku akan terus mengawal regulasi yang dikeluarkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster ini.

“Persyaratan masuk Bali sudah ditetapkan, yaitu salah satunya hasil rapid test non reaktif bagi pelaku perjalanan darat. Semua usaha itu untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di Bali. Kita akan kawal terus,” tegasnya.

Dewa Dharmadi berharap kerjasama antar aparat, Pecalang dan Relawan bisa dilanjutkan dan ditingkatkan sehingga penjagaan pintu masuk Bali, khususnya di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk bisa terlaksana dengan baik.

 

GILIMANUK – Aksi protes para sopir logistik yang menolak penerapan rapid test mandiri seperti yang diinstruksikan Gubernur Bali Kembali berlanjut di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Sopir truk memblokir Pelabuhan Ketapang agar tidak ada logistik yang masuk Bali. Di sisi lain, Pol PP Bali justru memperketat penjagaan di Pelabuhan Gilimanuk.

Bersama dengan Dinas Perhubungan, Diskominfos, TNI/Polri, Pecalang dan relawan, Pol PP ingin memastikan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) melalui darat yang masuk ke Bali sudah sesuai ketentuan.

“Kami terjunkan tim sebanyak 8 orang, gantian setiap 3 hari, bergabung dengan teman-teman dari Dinas Perhubungan, Dinas Kominfos, TNI / Polri, Pecalang serta relawan lainnya.

24 jam nonstop kami jaga pintu masuk Bali guna memastikan tidak ada yang lolos,” ungkap Kepala Satpol PP Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi seperti dilansir dari akun pemprov bali.

Dewa Dharmadi memastikan orang masuk Bali sudah sesuai ketentuan seperti melengkapi diri dengan surat keterangan rapid test, mengisi form cek diri, adanya penjaminan serta mempunyai tujuan yang pasti ke Bali.

Terkait kebijakan ini, muncul protes dari PPDN, khususnya dari sopir atau awak kendaraan logistik yang harus rapid test masuk ke Bali.

Tapi, Dewa Dharmadi mengakui, bisa mengatasinya dan memberikan penjelasan serta alasan-alasannya dengan cara manusiawi sehingga bisa diterima dengan baik.

“Regulasinya mengharuskan PPDN yang masuk melalui pelabuhan harus mengantongi hasil rapid tes negatif jika masuk ke Bali. Bukan untuk siapa-siapa, tapi demi kebaikan masyarakat Bali yang kita cintai,” ujarnya.

Diakuinya jumlah sopir dan penumpang yang harus dicek sangat banyak sementara petugas yang bertugas di sana jumlahnya terbatas.

Bahkan, tambah Darmadi, di jam-jam tertentu yaitu sekitar pukul 02.00 – 06.00 waktu setempat, puncak kekroditan terjadi saking banyaknya penumpang/kendaraan masuk ke Bali.

Meski begitu, pihaknya mengaku akan terus mengawal regulasi yang dikeluarkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster ini.

“Persyaratan masuk Bali sudah ditetapkan, yaitu salah satunya hasil rapid test non reaktif bagi pelaku perjalanan darat. Semua usaha itu untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di Bali. Kita akan kawal terus,” tegasnya.

Dewa Dharmadi berharap kerjasama antar aparat, Pecalang dan Relawan bisa dilanjutkan dan ditingkatkan sehingga penjagaan pintu masuk Bali, khususnya di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk bisa terlaksana dengan baik.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/