27.3 C
Jakarta
20 November 2024, 18:57 PM WIB

Kerobokan Badung Rancang Krematorium Berbasis Desa Adat

MANGUPURA – Desa Adat Kerobokan bakal merancang untuk mendirikan krematorium yang berbasis desa adat.

Selain untuk meringankan beban masyarakat juga nantinya masyarakat mendapat lahan pekerjaan baru.

Bendesa Adat Kerobokan, A.A Putu Sutarja mengakui sudah merancang untuk membuat kremasi yang berbasis desa adat dan dikelola langsung oleh desa adat.

Pembuatan kremasi tersebut rencananya dibikin di Setra (kuburan) Desa Adat Kerobokan dan juga ada lahan lainnya sebagai sarana pendukungnya.

“Dalam pengelolaan bagaimana kita meringankan beban masyarakat sehingga dalam pelaksanaan upacara tidak terkesan berat,” jelasnya belum lama ini.

Lebih lanjut kremasi tersebut dirancang pengelolaannya oleh Desa Adat atau tidak melibatkan pihak swasta. Artinya tenaganya yang dilibatkan langsung dari desa adat setempat.

Seperti ada Uperangga, Srati, dan tenaga lainnya. “Selain meringankan beban masyarakat, harapan kami supaya semua komponen

masyarakat bisa mendapat pekerjaan atau lahan yang baru. Kita kelola dengan desa adat dan tidak kerja sama dengan siapa pun, ” bebernya.

Krematorium ini khusus diperuntukkan kepada krama desa adat setempat. Kalau misalnya ada krama tamiu (warga pendatang)  yang ikut diperbolehkan asalkan beragama Hindu.

“Kalau tidak ada pandemi covid-19 mungkin sudah dibangun, kita sudah studi banding sampai ke Jogja dan juga ke beberapa kremasi yang ada di Bali, ” pungkasnya. 

MANGUPURA – Desa Adat Kerobokan bakal merancang untuk mendirikan krematorium yang berbasis desa adat.

Selain untuk meringankan beban masyarakat juga nantinya masyarakat mendapat lahan pekerjaan baru.

Bendesa Adat Kerobokan, A.A Putu Sutarja mengakui sudah merancang untuk membuat kremasi yang berbasis desa adat dan dikelola langsung oleh desa adat.

Pembuatan kremasi tersebut rencananya dibikin di Setra (kuburan) Desa Adat Kerobokan dan juga ada lahan lainnya sebagai sarana pendukungnya.

“Dalam pengelolaan bagaimana kita meringankan beban masyarakat sehingga dalam pelaksanaan upacara tidak terkesan berat,” jelasnya belum lama ini.

Lebih lanjut kremasi tersebut dirancang pengelolaannya oleh Desa Adat atau tidak melibatkan pihak swasta. Artinya tenaganya yang dilibatkan langsung dari desa adat setempat.

Seperti ada Uperangga, Srati, dan tenaga lainnya. “Selain meringankan beban masyarakat, harapan kami supaya semua komponen

masyarakat bisa mendapat pekerjaan atau lahan yang baru. Kita kelola dengan desa adat dan tidak kerja sama dengan siapa pun, ” bebernya.

Krematorium ini khusus diperuntukkan kepada krama desa adat setempat. Kalau misalnya ada krama tamiu (warga pendatang)  yang ikut diperbolehkan asalkan beragama Hindu.

“Kalau tidak ada pandemi covid-19 mungkin sudah dibangun, kita sudah studi banding sampai ke Jogja dan juga ke beberapa kremasi yang ada di Bali, ” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/