RadarBali.com – Merespons munculnya intoleransi di sejumlah tempat di Indonesia, Gerakan Masyarakat Bali Pembela Pancasila (GMBPP) kemarin (29/8) menggelar aksi.
Mereka menghelat parade budaya keliling Lapangan Renon. GMBPP yang terdiri dari mahasiswa, pelajar SMP dan SMA yang memakai busana daerah dan juga diramaikan para Pramuka ini membuat suasana semarak.
Karena mereka mengenakan budaya daerah dari penjuru Nusantara. Dituturkan Efraim Mbomba Reda, selaku koordinator lapangan, aksi parade budaya ini sebagai bukti kepada pemerintah bahwa generasi muda di Bali sudah bisa memaknai arti Bhinneka Tunggal Ika.
Menghormati keanekaragaman negeri ini. “Proses ini perlu ada sosialisasi pemerintah untuk adik-adik sekolah perlu dilakukan sosialisasi bagaimana kebhinnekaan itu,” ucapnya.
Dia pun menuntut kesungguhan pemerintah untuk menjaga NKRI ini. Dan harus siap menghancurkan kelompok-kelompok radikalisme dan kelompok yang ingin memecah belah bangsa ini.
Dia juga berkomentar tentang pengusutan kelompok Saracen yang menyebar fitnah dan memecah belah bangsa.
Efraim mendesak untuk penegak hukum jangan tebang pilih, apalagi sampai ada pelaku yang kebal hukum. “Itu generasi muda yang dirisaukan pada penegak hukum,” pungkasnya.
Dalam aksinya kali ini mereka menyatakan sejumlah pernyataan. Antara lain : 1. Mendukung tegaknya konsensus nasional; Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika; 2. Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum Pendidikan; 3. Merefleksikan nilai-nilai perjuangan pahlawan nasional dan tokoh-tokoh lokal; 4. Menolak pelemahan KPK dalam apa pun dan mendesak KPK dalam menuntaskan kasus korupsi; 5. Menuntut ketegasan pemerintah dalam pelecehan lambang negara.