DENPASAR- Ni Kadek Nia Murni Yastini, 18, tiba-tiba jatuh sakit dan tubuhnya tak bisa digerakkan.
Padahal beberapa hari lalu ia sehat dan bugar dan sedang menjalani pendidikan informal di Pare, Kediri, Jawa Timur.
Ayah Nia, I Ketut Yastawa saat ditemui Jawa Pos Radar Bali Rabu (29/8) mengatakan berdasarkan diagnosa dokter syaraf yang menanganinya, Nia didiagnosa menderita penyakit langka, yakni GBS (Guillane Bare Syndrome).
GBS merupakan penyakit yang menyerang saraf penderitanya.
Dimana penyakit ini menyerang berbagai usia dengan kemunculannya yang juga tiba-tiba.
Penyakit ini timbul dari pembengkakan syaraf peripheral, sehingga mengakibatkan tidak adanya pesan dari otak untuk melakukan gerakan yang dapat diterima oleh otot yang terserang.
Informasi yang dihimpun, penyakit yang diderita, Nia membutuhkan biaya yang besar dalam pengobatannya.
Yastawa menuturkan, dalam membeli obat-obatan sudah menghabiskan uang lebih dari Rp 70 juta.
Namun, dia tetap bersyukur karena banyak kerabat dan terkhusus kawan-kawan dari Nia datang membantu dan mendukung agar Nia lekas sembuh.
“Itu belum di luar biaya ruang ICU dan alat bantu lainnya. Dalam membeli obat saja sekali Rp 24 juta lebih dan ini sudah tiga kali beli ,” katanya.
Dia menuturkan, kebanyakan biaya obat ini didapat dari pinjaman saudara-saudaranya.
Sebab, dia mengaku tidak memiliki tabungan.
Pria asal Buleleng ini tidak bekerja, hanya pensiunan pegawai negeri.
Sedangkan istrinya hanya penjual nasi bungkus.
Nia adalah anak keenam dari enam bersaudara.
Ironisnya, biaya yang membengkak terlebih karena taruni kelas XII SMK ini belum terdaftar sebagai peserta BPJS sehingga selama ini pembiayaannya ditanggung secara mandiri.
“ Ya ini masih ngurus BPJS. Waktu ini ngurus sudah kemalaman. Saya harus jaga dia, jadinya sampai sekarang belum jadi,” ucapnya.
Hari ini dikatakan hari keempat Nia dirawat di Ruang ICU.
Banyak kawan-kawan anaknya teman SD sampai SMK datang menjenguk. Yastawa terharu dengan rasa solidaritas teman-teman anaknya.
“ Karena itu, kini sahabat-sahabatnya berinisiatif untuk menggalang donasi untuk pembiayaan Nia dari berbagai sumber.
Termasuk dari laman yang bisa diakses di https://kitabisa.com/bantuniamurni,” pungkasnya.