28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:21 AM WIB

Hotel Baru Tampung 72 Warga Lokal, Blokade Sampai Tuntutan Dipenuhi

NUSA DUA – Puluhan warga Desa Adat Peminge, Nusa Dua, memblokade hotel Apurva Kempinski, Jumat (30/11) siang. Warga Peminge menutup pintu masuk hotel dengan batu kapur.

Warga terpaksa memblokade pintu masuk karena sampai saat ini belum ada keputusan manajemen hotel terkait kuota tenaga kerja khusus untuk warga Desa Adat Peminge.

Warga sendiri menuntut agar pihak hotel memenuhi 30 persen tenaga kerja warga lokal. “Kami selaku prajuru desa, bersama seluruh banjar Peminge dan Sawangan memberikan support

terhadap masyarakat kami. Kami bakal mengawal proses ini hingga selesai,” ujar Jro Bendesa Adat Peminge I Made Warsa Jumat (30/11) siang di depan hotel Apurva Kempinski yang diblokade warga.

Jika belum ada kejelasan, Jro Bendesa mengaku akan bertahan. “Tetap bertahan. Dan, disampaikan tadi oleh manajemen hotel,

akan ada kejelasan sampai hari Senin depan. Namun kami tidak akan membuka blokade hingga ada kepastian yang jelas,” tegas Warsa lagi.

Hal senada disampaikan Kepala Lingkungan Peminge I Made Rigih. Menurutnya, berdasar data dari pihak hotel jumlah pekerja ada 310 orang.

Jika nanti jumlah pekerja 400 orang, berati warga Peminge mendapatkan 120 orang. “Sedang dari pihak kami, sampai sekarang baru 72 orang dari 2 banjar,” terangnya.

Menurutnya, warga sudah merelakan lahan mereka untuk dijadikan hotel. Begitu juga selama proyek, keluhan warga juga sangat  banyak.

“Mulai dari debu, bising dan lainnya. Kami tidak pernah menerima kompensasi apapun dari pihak yang bersangkutan atau proyek hotel ini,” bebernya.

Dengan belum jelasnya persoalan tenaga kerja, maka blokade menuju hotel akan diteruskan warga.

“Bukan berati kami ke sini (hotel) anarkis, tetapi kami hadir ke sini mempertanyakan kejelasan. Hanya karena jawaban manajemen hotel ke sini masih ngawur, maka timbul pemblokiran ini,” pungkasnya. 

NUSA DUA – Puluhan warga Desa Adat Peminge, Nusa Dua, memblokade hotel Apurva Kempinski, Jumat (30/11) siang. Warga Peminge menutup pintu masuk hotel dengan batu kapur.

Warga terpaksa memblokade pintu masuk karena sampai saat ini belum ada keputusan manajemen hotel terkait kuota tenaga kerja khusus untuk warga Desa Adat Peminge.

Warga sendiri menuntut agar pihak hotel memenuhi 30 persen tenaga kerja warga lokal. “Kami selaku prajuru desa, bersama seluruh banjar Peminge dan Sawangan memberikan support

terhadap masyarakat kami. Kami bakal mengawal proses ini hingga selesai,” ujar Jro Bendesa Adat Peminge I Made Warsa Jumat (30/11) siang di depan hotel Apurva Kempinski yang diblokade warga.

Jika belum ada kejelasan, Jro Bendesa mengaku akan bertahan. “Tetap bertahan. Dan, disampaikan tadi oleh manajemen hotel,

akan ada kejelasan sampai hari Senin depan. Namun kami tidak akan membuka blokade hingga ada kepastian yang jelas,” tegas Warsa lagi.

Hal senada disampaikan Kepala Lingkungan Peminge I Made Rigih. Menurutnya, berdasar data dari pihak hotel jumlah pekerja ada 310 orang.

Jika nanti jumlah pekerja 400 orang, berati warga Peminge mendapatkan 120 orang. “Sedang dari pihak kami, sampai sekarang baru 72 orang dari 2 banjar,” terangnya.

Menurutnya, warga sudah merelakan lahan mereka untuk dijadikan hotel. Begitu juga selama proyek, keluhan warga juga sangat  banyak.

“Mulai dari debu, bising dan lainnya. Kami tidak pernah menerima kompensasi apapun dari pihak yang bersangkutan atau proyek hotel ini,” bebernya.

Dengan belum jelasnya persoalan tenaga kerja, maka blokade menuju hotel akan diteruskan warga.

“Bukan berati kami ke sini (hotel) anarkis, tetapi kami hadir ke sini mempertanyakan kejelasan. Hanya karena jawaban manajemen hotel ke sini masih ngawur, maka timbul pemblokiran ini,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/