27.6 C
Jakarta
1 Mei 2024, 3:03 AM WIB

Duh, Dibangun Rp 7 M, CAS Badung Tak Bisa Kendalikan Harga Cabai

MANGUPURA – Dibangun dengan menghabiskan dana Rp 7 miliar, keberadaan Cold Atmosphere Storage (CAS) milik Pemkab Badung belum mampu mengendalikan harga kebutuhan bahan pokok di pasaran.

Buktinya, usaha yang ada di bawah Perumda Pasar Mangu Giri Sedana (MGS) itu, belum mampu mengatasi kelangkaan cabai.

Hingga saat ini stok cabai di CAS kosong. Bahkan, harga cabai merah sempat mencapai harga Rp 100 ribu/kg dari harga Rp 85 ribu/kg.

Tujuan dibuatnya CAS ini untuk menampung produksi cabai dan bawang ketika panen melimpah. Ketika terjadi kenaikan harga stok cabai dan bawang barulah dikeluarkan.

Namun, belakangan ini produksi petani minus sehingga terjadi gejolak harga. Kepada awak media, Direktur Utama Perumda MGS Made Sukantra tak menampik adanya gejolak harga.

Menurutnya kenaikan harga yang terjadi dipicu hasil panen petani cabai dan bawang turun. Kondisi ini berdampak pada stok kebutuhan yang disimpan di dalam CAS.

“Untuk memenuhi kebutuhan pasar, kami sempat berupaya mencari suplai cabai dan bawang dari daerah lain, seperti Kabupaten Bangli, Kabupaten Bima, NTT dan Kabupaten Probolinggo,” ungkap Sukantra kemarin.

Sukantara menyebut ketiga wilayah tersebut juga mengalami kondisi yang sama dengan Badung. Sebelum Hari Raya Galungan pihaknya berencana ke Bima untuk langsung terjun mencari ke petani.

Namun, karena terjadi bencana banjir disana jadi dibatalkan,” jelasnya. Made Sukantra juga tak menyangkal stok cabai dan bawang di CAS hingga kini masih kosong.

Hasil pertanian yang mengalami penurunan akibat cuaca langsung terserap pasar. “Saat ini hasil pertanian sudah terserap langsung oleh pasar atau unit agro yang langsung membeli produksi masyarakat,” tukasnya.

Pemerintah telah memutuskan pembangunan CAS berdiri di wilayah Kecamatan Petang. Teknologi penyimpanan bahan pangan CAS dibangun oleh Pemkab Badung sejak 2018.

Teknologi yang diadopsi dari Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini disebut dapat mengawetkan bahan pangan agar tidak cepat busuk.

Dengan adanya teknologi CAS, setiap panen raya, petani di Badung tidak mengalami kerugian akibat harga yang sangat murah. 

MANGUPURA – Dibangun dengan menghabiskan dana Rp 7 miliar, keberadaan Cold Atmosphere Storage (CAS) milik Pemkab Badung belum mampu mengendalikan harga kebutuhan bahan pokok di pasaran.

Buktinya, usaha yang ada di bawah Perumda Pasar Mangu Giri Sedana (MGS) itu, belum mampu mengatasi kelangkaan cabai.

Hingga saat ini stok cabai di CAS kosong. Bahkan, harga cabai merah sempat mencapai harga Rp 100 ribu/kg dari harga Rp 85 ribu/kg.

Tujuan dibuatnya CAS ini untuk menampung produksi cabai dan bawang ketika panen melimpah. Ketika terjadi kenaikan harga stok cabai dan bawang barulah dikeluarkan.

Namun, belakangan ini produksi petani minus sehingga terjadi gejolak harga. Kepada awak media, Direktur Utama Perumda MGS Made Sukantra tak menampik adanya gejolak harga.

Menurutnya kenaikan harga yang terjadi dipicu hasil panen petani cabai dan bawang turun. Kondisi ini berdampak pada stok kebutuhan yang disimpan di dalam CAS.

“Untuk memenuhi kebutuhan pasar, kami sempat berupaya mencari suplai cabai dan bawang dari daerah lain, seperti Kabupaten Bangli, Kabupaten Bima, NTT dan Kabupaten Probolinggo,” ungkap Sukantra kemarin.

Sukantara menyebut ketiga wilayah tersebut juga mengalami kondisi yang sama dengan Badung. Sebelum Hari Raya Galungan pihaknya berencana ke Bima untuk langsung terjun mencari ke petani.

Namun, karena terjadi bencana banjir disana jadi dibatalkan,” jelasnya. Made Sukantra juga tak menyangkal stok cabai dan bawang di CAS hingga kini masih kosong.

Hasil pertanian yang mengalami penurunan akibat cuaca langsung terserap pasar. “Saat ini hasil pertanian sudah terserap langsung oleh pasar atau unit agro yang langsung membeli produksi masyarakat,” tukasnya.

Pemerintah telah memutuskan pembangunan CAS berdiri di wilayah Kecamatan Petang. Teknologi penyimpanan bahan pangan CAS dibangun oleh Pemkab Badung sejak 2018.

Teknologi yang diadopsi dari Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini disebut dapat mengawetkan bahan pangan agar tidak cepat busuk.

Dengan adanya teknologi CAS, setiap panen raya, petani di Badung tidak mengalami kerugian akibat harga yang sangat murah. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/