34.1 C
Jakarta
16 April 2024, 17:19 PM WIB

Bukukan Laba Rp 547 Miliar, Pegadaian Incar Pembiayaan Sektor Mikro

DENPASAR – Sukses mencatatkan laba bersih di angka Rp 496 miliar, PT Pegadaian (Persero) Wilayah Kanwil VII Denpasar ditarget mencetak laba Rp 547 miliar.

Dengan catatan harus ada kenaikan outstanding loan (OLS) atau penyaluran pembiayaan naik 17,9 persen dari Rp 3,5 triliun menjadi Rp 4,2 triliun.

“Kami akan genjot pada produk lain agar nanti bisa tumbuh,” ujar Pemimpin Pegadaian Wilayah Kanwil VII Denpasar Nuril Islamiah saat menyerahkan hadiah kemilau emas kemarin.

Usaha lain yang akan didorong ke depan yakni pembiayaan sektor mikro dengan memperbanyak jaringan wilayah cakupan.

Dengan menyederhanakan sistem sehingga masyarakat memiliki peluang untuk memiliki usaha. “Saat ini kami punya produk ultra mikro bekerja sama dengan pemerintah.

Bunga per bulan hanya 0,9 persen untuk pinjaman di bawah Rp 10 juta,” terangnya. Pria asal Dompu, NTB, ini menjelaskan, capaian di tahun 2017, produk pegadaian paling diminati.

Produk gadai syariah dan konvensional menyumbang angka 92,7 persen dengan jaminan paling besar berupa emas. Sementara sisanya 8,7 persen merupakan non gadai.

“Untuk produk non gadai akan kami genjot lagi. Jadi masyarakat yang tidak memiliki barang tetap bisa melakukan pinjaman.

Jadi, barang miliknya seperti sepeda motor masih bisa dipakai usaha dan tidak dijaminkan di Pegadaian,” pungkasnya.

DENPASAR – Sukses mencatatkan laba bersih di angka Rp 496 miliar, PT Pegadaian (Persero) Wilayah Kanwil VII Denpasar ditarget mencetak laba Rp 547 miliar.

Dengan catatan harus ada kenaikan outstanding loan (OLS) atau penyaluran pembiayaan naik 17,9 persen dari Rp 3,5 triliun menjadi Rp 4,2 triliun.

“Kami akan genjot pada produk lain agar nanti bisa tumbuh,” ujar Pemimpin Pegadaian Wilayah Kanwil VII Denpasar Nuril Islamiah saat menyerahkan hadiah kemilau emas kemarin.

Usaha lain yang akan didorong ke depan yakni pembiayaan sektor mikro dengan memperbanyak jaringan wilayah cakupan.

Dengan menyederhanakan sistem sehingga masyarakat memiliki peluang untuk memiliki usaha. “Saat ini kami punya produk ultra mikro bekerja sama dengan pemerintah.

Bunga per bulan hanya 0,9 persen untuk pinjaman di bawah Rp 10 juta,” terangnya. Pria asal Dompu, NTB, ini menjelaskan, capaian di tahun 2017, produk pegadaian paling diminati.

Produk gadai syariah dan konvensional menyumbang angka 92,7 persen dengan jaminan paling besar berupa emas. Sementara sisanya 8,7 persen merupakan non gadai.

“Untuk produk non gadai akan kami genjot lagi. Jadi masyarakat yang tidak memiliki barang tetap bisa melakukan pinjaman.

Jadi, barang miliknya seperti sepeda motor masih bisa dipakai usaha dan tidak dijaminkan di Pegadaian,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/