25.7 C
Jakarta
19 April 2024, 7:00 AM WIB

PDAM dan Aqua Minim Konstribusi, Desa Selanbawak Marga Tabanan Protes

TABANAN – Hampir setiap hari, perusahaan air minum kemasan Aqua mengambil air dari sumber air di banjar Manik Gunung, desa Selanbawak, Marga.

Hanya saja, sumber air yang dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Amertha Buana, Tabanan ini sama sekali tidak ada kontribusi ke Desa Selanbawak.

Bahkan hanya menjadi ladang bisnis saja tanpa memberi sumbangsih apapun ke desa. Hal itu disampaikan langsung, Perbekel Selanbawak, I Made Merta, kemarin.

Merta mengatakan kerjasama yang terjalin antara PDAM Tabanan selaku perusahaan daerah yang memanfaatkan sumber air di lahan milik warga bernama Dewa Yudiana ini.

Selanjutnya oleh PDAM disewakan lagi kepada perusahaan air minum kemasan Aqua. Namun selama perjalanan kontrak itu, pihak desa justru tidak mendapat kontribusi apapu dari keduanya.

“Sekitar sebulan lalu, ada pengajuan dari pemiilik lahan untuk perpanjangan kontrak diketahui kepala desa. Tapi saya tidak tanda tangani. Karena masih mau dikaji,” tuturnya.

Pihaknya ingin agar bentuk kerjasama yang dilakukan antara PDAM dan Aqua ini bisa memberi kontribusi ke Desa Selanbawak.

“Belum jelas konsep kerjasamanya makanya saya tidak mau tanda tangan. Pengajuan tanda tangan ke desa selama saya menjabat sejak 2013,

ini yang kedua. Yang pertama saya juga tdiak tanda tangan. Kami ingin kerjasama ini minimal ada kemudahan dari desa,” kata Merta.

Bahkan hingga saat ini, tidak perjanjian apapun yang melibatkan desa. Disinggung nilai kontrak yang dilakukan antara pemilik lahan tempat sumber air itu berada, Merta mengaku tidak mengetahui.

Mengingat, hingga saat ini pihaknya tidak pernah dilibatkan. Namun Merta mengakui, beberap kali ada bantuan dari pihak Aqua berupa bantuan air minum kemasan ketika ada kegiatan di desa.

“Itu pun agak sulit, karena harus mengajukan proposal. Bentuknya minuman kami dibantu, dan jarang sekali karena prosesnya sulit makanya tidak jarang melakukan pengajuan,” ungkapnya.

Pihaknya dalam hal ini tidak ingin mendapatkan kontribusi yang begitu besar, dia berharap dari perusahaan air kemasan

ataupun dari pihak PDAM selaku pengelola sumber air memberikan kemudahan kepada masyarakat terutama banjar Manik Gunung lokasi sumber air yang diambil.

“Koordinasi dengan kami selama saya menjabat tidak pernah, hanya mau meminta tanda tangan perpanjangan kontrak yang

dilakukan selama lima tahun sekali. Hanya saja saya pending terus itu, tapi mereka tetap jalan itu lucunya,” ucapnya.

Yang dia sesalkan, kontribusi bulanan justru diterima desa Kuwum tempat terminal penampungan air milik perusahaan Aqua ini berada.

Sementara, Desa Selanbawak yanh menjadi lokasi titik sumber justru tidak sama sekali. “Di Kuwum justru ada, di kami tidak ada,” imbuhnya.

Perbekel Kuwum, I Putu Yoga Andika membenarkan ada kontribusi yang diberikan pihak Aqua dan PDAM kepada desanya.

Perbulan besaran uang itu dari Aqua nilainya mencapai Rp 1 juta, dan dari PDAM senilai Rp900 ribu.

“Itu saja kontribusinya kepada desa dinas. Ada juga kontribusi ke desa adat Kuwum tapi berapa nilainya saya kurang tahu,” kata Yoga.

Namun ketika ada kegiatan pihaknya selalu dibantu pihak Aqua ketika ada kegiatan upcara desa dan kegiatan lainnya.

Terkait nilai kecil dan besarnya kontribusi ke desa itu menurutnya masih kecil. Bahkan sebelumnya, nilai konstribusi Aqua ke desa Kuwum hanya Rp500 ribu dan kini meningkat menjadi Rp1 juta per bulan.

“Saya sudah koordinasi dengan humas PDAM Tabanan terkait ini. Mudahan komunikasi nanti bisa ditingkatkan untuk kontribusi kepada desa Kuwum,” ungkapnya.

Sementara itu, Kasubag Humas PDAM Tirta Amertha Buana Tabanan, Wayan Agus Suanjaya ditemui di kantornya mengaku

selama ini hubungan PDAM dengan pihak desa Selanbawak maupun Kuwum terjalin bagus dan tidak pernah ada keluhan maupun permasalahan.

Namun dengan adanya ini pihaknya akan melakukan koordinasi dengan atasannya. Pun ketika disinggung mengenai skema kontrak dan juga nilai kontrak serta bentuk kerjasama dengan pihak Aqua, lagi-lagi Suanjaya menjawab akan berkoordinasi dengan atasan.

“Ada perjanjian khusus antara kami dengan pemilik. Terkait hal ini juga berapa lama dan nilai kontrak antara kami dan pemilik lahan akan kami koordinasikan dengan atasan.

Karena menyangkut nilai kontrak, serta berapa lama kontraknya, kapan berakhirny kontrak ini dengan pemilik lahan, saya belum tau persis,” ujarnya.

TABANAN – Hampir setiap hari, perusahaan air minum kemasan Aqua mengambil air dari sumber air di banjar Manik Gunung, desa Selanbawak, Marga.

Hanya saja, sumber air yang dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Amertha Buana, Tabanan ini sama sekali tidak ada kontribusi ke Desa Selanbawak.

Bahkan hanya menjadi ladang bisnis saja tanpa memberi sumbangsih apapun ke desa. Hal itu disampaikan langsung, Perbekel Selanbawak, I Made Merta, kemarin.

Merta mengatakan kerjasama yang terjalin antara PDAM Tabanan selaku perusahaan daerah yang memanfaatkan sumber air di lahan milik warga bernama Dewa Yudiana ini.

Selanjutnya oleh PDAM disewakan lagi kepada perusahaan air minum kemasan Aqua. Namun selama perjalanan kontrak itu, pihak desa justru tidak mendapat kontribusi apapu dari keduanya.

“Sekitar sebulan lalu, ada pengajuan dari pemiilik lahan untuk perpanjangan kontrak diketahui kepala desa. Tapi saya tidak tanda tangani. Karena masih mau dikaji,” tuturnya.

Pihaknya ingin agar bentuk kerjasama yang dilakukan antara PDAM dan Aqua ini bisa memberi kontribusi ke Desa Selanbawak.

“Belum jelas konsep kerjasamanya makanya saya tidak mau tanda tangan. Pengajuan tanda tangan ke desa selama saya menjabat sejak 2013,

ini yang kedua. Yang pertama saya juga tdiak tanda tangan. Kami ingin kerjasama ini minimal ada kemudahan dari desa,” kata Merta.

Bahkan hingga saat ini, tidak perjanjian apapun yang melibatkan desa. Disinggung nilai kontrak yang dilakukan antara pemilik lahan tempat sumber air itu berada, Merta mengaku tidak mengetahui.

Mengingat, hingga saat ini pihaknya tidak pernah dilibatkan. Namun Merta mengakui, beberap kali ada bantuan dari pihak Aqua berupa bantuan air minum kemasan ketika ada kegiatan di desa.

“Itu pun agak sulit, karena harus mengajukan proposal. Bentuknya minuman kami dibantu, dan jarang sekali karena prosesnya sulit makanya tidak jarang melakukan pengajuan,” ungkapnya.

Pihaknya dalam hal ini tidak ingin mendapatkan kontribusi yang begitu besar, dia berharap dari perusahaan air kemasan

ataupun dari pihak PDAM selaku pengelola sumber air memberikan kemudahan kepada masyarakat terutama banjar Manik Gunung lokasi sumber air yang diambil.

“Koordinasi dengan kami selama saya menjabat tidak pernah, hanya mau meminta tanda tangan perpanjangan kontrak yang

dilakukan selama lima tahun sekali. Hanya saja saya pending terus itu, tapi mereka tetap jalan itu lucunya,” ucapnya.

Yang dia sesalkan, kontribusi bulanan justru diterima desa Kuwum tempat terminal penampungan air milik perusahaan Aqua ini berada.

Sementara, Desa Selanbawak yanh menjadi lokasi titik sumber justru tidak sama sekali. “Di Kuwum justru ada, di kami tidak ada,” imbuhnya.

Perbekel Kuwum, I Putu Yoga Andika membenarkan ada kontribusi yang diberikan pihak Aqua dan PDAM kepada desanya.

Perbulan besaran uang itu dari Aqua nilainya mencapai Rp 1 juta, dan dari PDAM senilai Rp900 ribu.

“Itu saja kontribusinya kepada desa dinas. Ada juga kontribusi ke desa adat Kuwum tapi berapa nilainya saya kurang tahu,” kata Yoga.

Namun ketika ada kegiatan pihaknya selalu dibantu pihak Aqua ketika ada kegiatan upcara desa dan kegiatan lainnya.

Terkait nilai kecil dan besarnya kontribusi ke desa itu menurutnya masih kecil. Bahkan sebelumnya, nilai konstribusi Aqua ke desa Kuwum hanya Rp500 ribu dan kini meningkat menjadi Rp1 juta per bulan.

“Saya sudah koordinasi dengan humas PDAM Tabanan terkait ini. Mudahan komunikasi nanti bisa ditingkatkan untuk kontribusi kepada desa Kuwum,” ungkapnya.

Sementara itu, Kasubag Humas PDAM Tirta Amertha Buana Tabanan, Wayan Agus Suanjaya ditemui di kantornya mengaku

selama ini hubungan PDAM dengan pihak desa Selanbawak maupun Kuwum terjalin bagus dan tidak pernah ada keluhan maupun permasalahan.

Namun dengan adanya ini pihaknya akan melakukan koordinasi dengan atasannya. Pun ketika disinggung mengenai skema kontrak dan juga nilai kontrak serta bentuk kerjasama dengan pihak Aqua, lagi-lagi Suanjaya menjawab akan berkoordinasi dengan atasan.

“Ada perjanjian khusus antara kami dengan pemilik. Terkait hal ini juga berapa lama dan nilai kontrak antara kami dan pemilik lahan akan kami koordinasikan dengan atasan.

Karena menyangkut nilai kontrak, serta berapa lama kontraknya, kapan berakhirny kontrak ini dengan pemilik lahan, saya belum tau persis,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/