25.9 C
Jakarta
18 April 2024, 23:45 PM WIB

Bali Mandiri Buah Lokal, Anggur Jadi Unggulan Holtikultura Buleleng

SINGARAJA – Anggur masih menjadi produksi komoditas unggulan holtikultura Buleleng, karena masih menembus pasar luar Bali.

Selain anggur, mangga, pisang dan manggis juga menjadi komoditas unggulan. Meski menjadi komoditas unggulan holtikultura di Buleleng, sayangnya belum merambah pasar buah di luar pulau Bali.

Berdasar data di Dinas Pertanian Buleleng pada tahun 2018 lalu, untuk tanaman buah mangga dengan luasan 5172 ha dapat menghasilkan 32.708 ton.

Sementara buah pisang dengan luas tanam 1772 ha menghasilkan 40.347 ton. Untuk buah anggur luas tanam 1.076 menghasilkan 10.298 ton dan manggis 627 ha dapat menghasilkan 3.123 ton.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta mengatakan, dari keempat jenis buah yang menjadi komoditas unggulan holtikultura Buleleng,

secara ketersediaan kebutuhan buah di Bali sebenarnya sudah tidak mengandalkan pasokan buah di luar Bali.

“Pertanyannya, mengapa buah impor masih ada dan diburu oleh masyarakat. Karena itu tergantung dari selera masyarakat

dan mungkin harga lebih murah dibanding dengan buah lokal. Tetapi secara kualitas buah lokal lebih baik,” papa Sumiarta.

Menurutnya, kualitas buah lokal memang jauh lebih bagus ketimbang buah impor. Sayanya lagi-lagi, karena persaingan harga buah impor lebih murah sehingga membuat masyarakat lokal masih tergantung pada buah luar Bali.  

Menurut Sumiarta, tanaman buah di Buleleng menjadi buah unggulan. Hasilnya terbilang lumayan cukup tinggi. Mangga, pisang, anggur dan manggis hasilnya mencapai puluhan ribu ton.

“Keempat jenis tanaman buah ini sudah dikembangkan dan ditanam secara luas oleh petani Buleleng. Saat ini masih buah anggur unggulan ekspor,” jelasnya. 

Tanaman buah mangga dan manggis di Buleleng masuk buah musiman jadi tergantung musimnya. Sedangkan buah anggur dan pisang sudah bisa mencukupi kebutuhan hari raya dan setiap harinya.

“Petani Buleleng sejatinya sudah berusaha mengembangkan jenis tanaman buah lainnya. Seperti jambu kristal, klengkeng,

buah naga dan tanaman buah lainnya. Namun lagi-lagi belum ada pembatasan beredar buah impor masuk ke Bali,” tandasnya.

SINGARAJA – Anggur masih menjadi produksi komoditas unggulan holtikultura Buleleng, karena masih menembus pasar luar Bali.

Selain anggur, mangga, pisang dan manggis juga menjadi komoditas unggulan. Meski menjadi komoditas unggulan holtikultura di Buleleng, sayangnya belum merambah pasar buah di luar pulau Bali.

Berdasar data di Dinas Pertanian Buleleng pada tahun 2018 lalu, untuk tanaman buah mangga dengan luasan 5172 ha dapat menghasilkan 32.708 ton.

Sementara buah pisang dengan luas tanam 1772 ha menghasilkan 40.347 ton. Untuk buah anggur luas tanam 1.076 menghasilkan 10.298 ton dan manggis 627 ha dapat menghasilkan 3.123 ton.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta mengatakan, dari keempat jenis buah yang menjadi komoditas unggulan holtikultura Buleleng,

secara ketersediaan kebutuhan buah di Bali sebenarnya sudah tidak mengandalkan pasokan buah di luar Bali.

“Pertanyannya, mengapa buah impor masih ada dan diburu oleh masyarakat. Karena itu tergantung dari selera masyarakat

dan mungkin harga lebih murah dibanding dengan buah lokal. Tetapi secara kualitas buah lokal lebih baik,” papa Sumiarta.

Menurutnya, kualitas buah lokal memang jauh lebih bagus ketimbang buah impor. Sayanya lagi-lagi, karena persaingan harga buah impor lebih murah sehingga membuat masyarakat lokal masih tergantung pada buah luar Bali.  

Menurut Sumiarta, tanaman buah di Buleleng menjadi buah unggulan. Hasilnya terbilang lumayan cukup tinggi. Mangga, pisang, anggur dan manggis hasilnya mencapai puluhan ribu ton.

“Keempat jenis tanaman buah ini sudah dikembangkan dan ditanam secara luas oleh petani Buleleng. Saat ini masih buah anggur unggulan ekspor,” jelasnya. 

Tanaman buah mangga dan manggis di Buleleng masuk buah musiman jadi tergantung musimnya. Sedangkan buah anggur dan pisang sudah bisa mencukupi kebutuhan hari raya dan setiap harinya.

“Petani Buleleng sejatinya sudah berusaha mengembangkan jenis tanaman buah lainnya. Seperti jambu kristal, klengkeng,

buah naga dan tanaman buah lainnya. Namun lagi-lagi belum ada pembatasan beredar buah impor masuk ke Bali,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/