28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:12 AM WIB

Tanpa Band Mebasa Bali, Pramusti Sebut Soundrenaline 2018 Rugikan Bali

FESTIVAL musik Soundrenaline 2018 yang digelar di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung menuai kecaman.

Kecaman luas terhadap gelaran festival musik tahunan, ini setelah penyelenggara tak melibatkan band atau musisi Mebasa (berbahasa) Bali.

Bahkan, protes bukan hanya datang dari pengemar lagu mebasa Bali, tapi juga datang dari persatuan artis, musisi, pencipta lagu dan insan seni (Pramusti) Bali.

Ketua Pramusti Bali, I Gusti Ngurah Murthana, menilai, dengan tidak dilibatkannya band dan musisi mebasa Bali, hal itu sangat kontradiktif dengan kebijakan gubernur Bali yang baru.

“Apalagi sekarang ini, Gubernur Bali yang baru  sedang konsen dalam pelestarian bahasa Bali. 

Pasalnya usai dilantik secara resmi, Gubernur sudah menyampaikan bahwa pihaknya akan mengawasi semua pementasan seni di Bali. 

Seharusnya, menurut Rahman, jika penyelenggara event seperti Soundrenaline dari luar Bali, mereka wajib meberikan ruang untuk musisi yang bisa mewakili wajah Bali. 

Karena musik adalah bahasa universal.
 “Kalau begini otomatis kearifan atau konten lokal ditinggalkan.

 Dan ini sangat merugikan Bali. 
Jangan kita hanya dibebankan tiket yang mahal tapi tidak diberi ruang untuk band berbahasa Bali,” tegasnya sembari berharap agar ke depannya hal ini tidak kembali terjadi. 

FESTIVAL musik Soundrenaline 2018 yang digelar di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung menuai kecaman.

Kecaman luas terhadap gelaran festival musik tahunan, ini setelah penyelenggara tak melibatkan band atau musisi Mebasa (berbahasa) Bali.

Bahkan, protes bukan hanya datang dari pengemar lagu mebasa Bali, tapi juga datang dari persatuan artis, musisi, pencipta lagu dan insan seni (Pramusti) Bali.

Ketua Pramusti Bali, I Gusti Ngurah Murthana, menilai, dengan tidak dilibatkannya band dan musisi mebasa Bali, hal itu sangat kontradiktif dengan kebijakan gubernur Bali yang baru.

“Apalagi sekarang ini, Gubernur Bali yang baru  sedang konsen dalam pelestarian bahasa Bali. 

Pasalnya usai dilantik secara resmi, Gubernur sudah menyampaikan bahwa pihaknya akan mengawasi semua pementasan seni di Bali. 

Seharusnya, menurut Rahman, jika penyelenggara event seperti Soundrenaline dari luar Bali, mereka wajib meberikan ruang untuk musisi yang bisa mewakili wajah Bali. 

Karena musik adalah bahasa universal.
 “Kalau begini otomatis kearifan atau konten lokal ditinggalkan.

 Dan ini sangat merugikan Bali. 
Jangan kita hanya dibebankan tiket yang mahal tapi tidak diberi ruang untuk band berbahasa Bali,” tegasnya sembari berharap agar ke depannya hal ini tidak kembali terjadi. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/