FESTIVAL musik Soundrenaline 2018 yang digelar di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung menuai kecaman.
Kecaman luas terhadap gelaran festival musik tahunan, ini setelah penyelenggara tak melibatkan band atau musisi Mebasa (berbahasa) Bali.
Bahkan, kecaman bukan hanya datang dari sejumlah pengemar lagu mebasa Bali, tapi juga datang dari persatuan artis, musisi, pencipta lagu dan insan seni (Pramusti) Bali.
Ketua Pramusti Bali, I Gusti Ngurah Murthana mengatakan, alasan pihak Sondrenaline tidak melibatkan musisi atau band berbahasa Bali cukup tidak masuk akal.
Pasalnya menurut dia, band atau musisi berbahasa Bali sangat layak untuk tampil.
Mereka juga memiliki masa yang sangat banyak di Bali.
Apalagi jika berkaca dari beberapa tahun sebelumnya yang juga selalu melibatkan musisi atau band berbahasa Bali.
“Kami dari Pramusti sangat keberatan tidak dilibatkannya band atau musisi berbahasa Bali dalam Soundrenaline tahun ini,” katanya ditemui di bilangan Denpasar, Minggu (9/9) siang.
Lanjut Rahman -sapaan IGN Murthana, gelaran Soundrenaline yang berlokasi di Bali sendiri selayaknya melibatkan musisi atau band yang mencerminkan seni atau musik lokal Bali.
Hal ini menurut dia sangat perlu agar tidak ada kesan diskriminasi terhadap bahasa Bali.
“Sebuah tanda tanya besar, apa alasan panitia tidak melibatkan band bahasa Bali,” ujar Rahman.