28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:49 AM WIB

Yanti Pernah Berkali-Kali Jatuh dan Digagalkan Orang Lain

Desainer Yanti Pusparini, berhasil menaklukan panggung teater. 

Wanita yang lebih dikenal lewat rumah desain Diah Mode itu, menjajal dunia akting untuk pertama kalinya, pada Selasa (11/9) malam. 

EKA PRASETYA, Singaraja

Bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-38.

Yanti mementaskan naskah berjudul “Kujahit Nasib di Mozaik Mimpi”. 

Pementasan itu dilangsungkan di Rumah Kursus Kecantikan Krya Chanty, Jalan Gunung Agung, Kelurahan Banjar Tegal. 

Kisah yang dibawakan Yanti, merupakan bagian dari project pementasan 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah yang disutradari Kadek Sonia Piscayanti.

Pada pementasan itu, Yanti mengisahkan mengenai kehidupannya sebagai seorang desainer. 

Lewat imajinasinya, ia bisa merancang serta menjahit pakaian yang sesuai dengan mimpi-mimpi kliennya. 

Padahal ia tak pernah sekolah menjahit, atau mengenyam sekolah desain. 

Ia mempelajari semuanya secara otodidak.

“Aku membuat jubah keinginan. 

Aku ingin menyulap orang jelek menjadi cantik. 

Aku bisa menyulap orang gendut menjadi kurus. 

Membuat orang hitam menjadi terang, aku bisa. 

Aku bisa menyembunyikan siapa mereka sesungguhnya. 

Aku bisa membuat tubuh yang sedih menjadi bahagia. 

Dari semua potongan kain-kainku,” kata Yanti saat membawakan kisahnya.

Jalan Yanti menjadi desainer pun tidak mudah. 

Ia berkali-kali jatuh, juga digagalkan oleh orang lain. 

Ia pun pernah terlecut. 

Dia diminta mencari ijazah agar dapat bekerja di kantor. 

Namun dengan imajinasi dan bakatnya, dia menolak hal itu. 

Ketimbang bekerja kantoran, Yanti lebih memilih tenggelam bersama kain-kain menjahit mozaik mimpi.

Usai pementasan, Yanti mengaku merasa lega bisa membawakan pementasan itu. 

Menurutnya, tantangan terbesar adalah menghafal naskah. 

“Buat saya, menghafal adalah sebuah tantangan. 

Saya bukan orang yang pandai menghafal sesuatu,” katanya. 

Meski begitu, penampilan Yanti dianggap cukup memukau.

Salah seorang penggiat seni peran asal Jogjakarta, Andy Eswe mengatakan, dalam pementasan malam itu Yanti tidak hadir di atas panggung. 

Yanti justru memanfaatkan panggung menjadi sebuah ruang yang benar-benar intim dengan kehidupannya.

“Panggung ini menjadi sebuah ruang yang menimbulkan imaji-imaji yang menjadi apa saja.

 Saya seperti mendengar suara hatinya,” kata Andy.

Sementara itu sutradara pementasan, Kadek Sonia Piscayanti mengatakan, dirinya merasa surprise bisa menghadirkan Yanti ke atas panggung. 

Ia mengakui agak sulit menjadikan Yanti seorang aktor, karena sulit menghafal naskah yang disiapkan.

“Saya sudah pasrah dengan pementasan ini. Tapi saya surprise dengan pementasan malam ini. 

Karena dia begitu menjiwai dan berhasil mengelabui kita dengan kelemahannya,”pungkasnya.

Desainer Yanti Pusparini, berhasil menaklukan panggung teater. 

Wanita yang lebih dikenal lewat rumah desain Diah Mode itu, menjajal dunia akting untuk pertama kalinya, pada Selasa (11/9) malam. 

EKA PRASETYA, Singaraja

Bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-38.

Yanti mementaskan naskah berjudul “Kujahit Nasib di Mozaik Mimpi”. 

Pementasan itu dilangsungkan di Rumah Kursus Kecantikan Krya Chanty, Jalan Gunung Agung, Kelurahan Banjar Tegal. 

Kisah yang dibawakan Yanti, merupakan bagian dari project pementasan 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah yang disutradari Kadek Sonia Piscayanti.

Pada pementasan itu, Yanti mengisahkan mengenai kehidupannya sebagai seorang desainer. 

Lewat imajinasinya, ia bisa merancang serta menjahit pakaian yang sesuai dengan mimpi-mimpi kliennya. 

Padahal ia tak pernah sekolah menjahit, atau mengenyam sekolah desain. 

Ia mempelajari semuanya secara otodidak.

“Aku membuat jubah keinginan. 

Aku ingin menyulap orang jelek menjadi cantik. 

Aku bisa menyulap orang gendut menjadi kurus. 

Membuat orang hitam menjadi terang, aku bisa. 

Aku bisa menyembunyikan siapa mereka sesungguhnya. 

Aku bisa membuat tubuh yang sedih menjadi bahagia. 

Dari semua potongan kain-kainku,” kata Yanti saat membawakan kisahnya.

Jalan Yanti menjadi desainer pun tidak mudah. 

Ia berkali-kali jatuh, juga digagalkan oleh orang lain. 

Ia pun pernah terlecut. 

Dia diminta mencari ijazah agar dapat bekerja di kantor. 

Namun dengan imajinasi dan bakatnya, dia menolak hal itu. 

Ketimbang bekerja kantoran, Yanti lebih memilih tenggelam bersama kain-kain menjahit mozaik mimpi.

Usai pementasan, Yanti mengaku merasa lega bisa membawakan pementasan itu. 

Menurutnya, tantangan terbesar adalah menghafal naskah. 

“Buat saya, menghafal adalah sebuah tantangan. 

Saya bukan orang yang pandai menghafal sesuatu,” katanya. 

Meski begitu, penampilan Yanti dianggap cukup memukau.

Salah seorang penggiat seni peran asal Jogjakarta, Andy Eswe mengatakan, dalam pementasan malam itu Yanti tidak hadir di atas panggung. 

Yanti justru memanfaatkan panggung menjadi sebuah ruang yang benar-benar intim dengan kehidupannya.

“Panggung ini menjadi sebuah ruang yang menimbulkan imaji-imaji yang menjadi apa saja.

 Saya seperti mendengar suara hatinya,” kata Andy.

Sementara itu sutradara pementasan, Kadek Sonia Piscayanti mengatakan, dirinya merasa surprise bisa menghadirkan Yanti ke atas panggung. 

Ia mengakui agak sulit menjadikan Yanti seorang aktor, karena sulit menghafal naskah yang disiapkan.

“Saya sudah pasrah dengan pementasan ini. Tapi saya surprise dengan pementasan malam ini. 

Karena dia begitu menjiwai dan berhasil mengelabui kita dengan kelemahannya,”pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/