34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:59 PM WIB

Psikiater Sebut Jika Korban Takut, Kepuasan Pelaku Makin Dahsyat

Aksi video pria yang sengaja menunjukkan alat vital di depan perempuan di Jalan Plawa Denpasar sudah viral di media social.

 

Meski bukan kali pertama, munculnya perbuatan tak senonoh itu sangat meresah warga, khususnya kaum hawa.

 

Lalu apa kata psikiater terkait aksi ini?

 

MARCELL PAMPUR, Denpasar

 

Psikiater RSUD Wangaya I Gusti Rai Wiguna SpKJ menilai, aksi pria yang sengaja menunjukkan alat vital di depan perempuan itu merupakan gangguan psikiatri seksual golongan paraphilia, atau spesifiknya dinamakan exhibitionism. 

 

“Dimana pelaku mendapat kepuasan seksual dari memperlihatkan alat kelamin ataupun aktivitas seksualnya misalnya masturbasi ke pada orang lain,” kata psikiater di klinik SMC dan RSUD Wangaya ini, Rabu (1/5).

 

Dijelaskannya bahwa kenikmatan yang didapatkan oleh para pelaku ini didapatkan dari reaksi orang-orang atau korban, khususnya kaum hawa . Bahkan jika korban beraksi seperti terkejut, marah ataupun takut, justru hal itu akan membuat sensasi kepuasan pelaku bertambah.

 

Sensasi kepuasan yang mereka dapatkan sangat meluap-luap. Bahkan mereka lebih mengalami kepuasan yang lebih dasyat dari aktivitas tidak biasa itu ketimbang kepuasan yang didapatkan dari berhubungan seksual secara normal dengan pasangan.

 

Menurut WIguna, kelainan orientasi seksual ini sendiri disebabkan oleh beragam faktor. Baik itu dari luar mapun daribdalam diri sendiri.

 

“Misalnya pengalaman buruk masa lalu utamanya masa kecil, kekerasn fisik, emosional dan seksual yang dialami sebelumnya dan banyak lainnya,” tambah Rai Wiraguna.

 

Lantas apa yang perlu dilakukan jika bertemu dengan para exhibisionist  ini. Dijelaskan Rai, bahwa kata kuncinya, bahwa yang dinikmati pelaku adalah reaksi korbannya. Misalnya reaksi takut, tertawa, matah teriakan, ataupun mendekati pelaku.

 

 

Jadi sebaiknya yang perlu dilakukan jika bertemu dengan mereka adalah menghindari dengan roman muka yang cuek saja. “Reaksi takut, tertawa, jijik dan marah itulah yan dinikmati pelaku.

 

Lebih baik dingin, foto dan menjauh. Kemudian, fotonya dilaporkan ke polisi sehingga polisi atau keamanan punya daftar orang itu. Sehingga kejadian ini akan makin minim dan jarang berulang kembali,” tukasnya.

Aksi video pria yang sengaja menunjukkan alat vital di depan perempuan di Jalan Plawa Denpasar sudah viral di media social.

 

Meski bukan kali pertama, munculnya perbuatan tak senonoh itu sangat meresah warga, khususnya kaum hawa.

 

Lalu apa kata psikiater terkait aksi ini?

 

MARCELL PAMPUR, Denpasar

 

Psikiater RSUD Wangaya I Gusti Rai Wiguna SpKJ menilai, aksi pria yang sengaja menunjukkan alat vital di depan perempuan itu merupakan gangguan psikiatri seksual golongan paraphilia, atau spesifiknya dinamakan exhibitionism. 

 

“Dimana pelaku mendapat kepuasan seksual dari memperlihatkan alat kelamin ataupun aktivitas seksualnya misalnya masturbasi ke pada orang lain,” kata psikiater di klinik SMC dan RSUD Wangaya ini, Rabu (1/5).

 

Dijelaskannya bahwa kenikmatan yang didapatkan oleh para pelaku ini didapatkan dari reaksi orang-orang atau korban, khususnya kaum hawa . Bahkan jika korban beraksi seperti terkejut, marah ataupun takut, justru hal itu akan membuat sensasi kepuasan pelaku bertambah.

 

Sensasi kepuasan yang mereka dapatkan sangat meluap-luap. Bahkan mereka lebih mengalami kepuasan yang lebih dasyat dari aktivitas tidak biasa itu ketimbang kepuasan yang didapatkan dari berhubungan seksual secara normal dengan pasangan.

 

Menurut WIguna, kelainan orientasi seksual ini sendiri disebabkan oleh beragam faktor. Baik itu dari luar mapun daribdalam diri sendiri.

 

“Misalnya pengalaman buruk masa lalu utamanya masa kecil, kekerasn fisik, emosional dan seksual yang dialami sebelumnya dan banyak lainnya,” tambah Rai Wiraguna.

 

Lantas apa yang perlu dilakukan jika bertemu dengan para exhibisionist  ini. Dijelaskan Rai, bahwa kata kuncinya, bahwa yang dinikmati pelaku adalah reaksi korbannya. Misalnya reaksi takut, tertawa, matah teriakan, ataupun mendekati pelaku.

 

 

Jadi sebaiknya yang perlu dilakukan jika bertemu dengan mereka adalah menghindari dengan roman muka yang cuek saja. “Reaksi takut, tertawa, jijik dan marah itulah yan dinikmati pelaku.

 

Lebih baik dingin, foto dan menjauh. Kemudian, fotonya dilaporkan ke polisi sehingga polisi atau keamanan punya daftar orang itu. Sehingga kejadian ini akan makin minim dan jarang berulang kembali,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/