28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:59 AM WIB

Sebelum Tewas Diseret Air Bah, Pekak Subrata Sempat Bilang Begini…

DENPASAR – Hilangnya Ketut Subrata, 60, di Tukad Nyampuh, Dusun Poh Manis, Desa Penatih Dangin Puri, membuat warga setempat panik.

Mereka sama-sama mencari korban yang akhirnya ditemukan nyangkut di bawah Jembatan Trenggana, Denpasar Timur, dalam kondisi tak bernyawa.

Menantu Subrata, Made Mawi, menceritakan, mertuanya mengalami penyakit stroke sejak sembilan tahun lalu.

Sebelum kejadian, korban yang berprofesi sebagai petani ini minta izin jalan-jalan di halaman rumah. Sempat dilarang karena hujan, Subrata tetap kekeh.

Kebetulan yang ada di rumah anak sulung dan istri korban. Namun, beberapa jam keluar rumah, mertuanya tak kunjung kembali. Mereka pun melakukan pencarian.

“Biasanya main di halaman rumah. Karena mengalami stroke jalannya susah, pelan-pelan tanpa bantuan tongkat atau kursi roda. Sudah dilarang karena hujan,” tukasnya.

Subrata baru tinggal empat hari di Dusun Poh Manis. Sebelumnya tinggal di Kintamani, Bangli. “Tiga hari lalu mertua sempat bilang kan enggal ngalin (cepat meninggal) kepada adik sepupu. Ternyata, meninggal benaran,” bebernya.

 Mawi menyebutkan kalau Subrata sedang pusing setelah kakak kandungnya meninggal beberapa hari lalu. Itu terlihat saat anak korban memperlihatkan foto kakak kandungnya,  wajah Subrata langsung  berubah.

“Kemungkinan shock ditinggal kakak kandungnya. Kemarin (dua hari lalu) baru dikubur,” ucap Made Mawi.

Istri korban, Ni Wayan Pinder sangat shock. Saat Jawa Pos Radar Bali mengajak bicara, wanita 58 tahun itu menghindar.

Saat ditanya apakah ada firasat sebelum kejadian, dia mengaku tidak ada firasat apapun dan suaminya juga tidak ada mengatakan apapun kepada dirinya. 

DENPASAR – Hilangnya Ketut Subrata, 60, di Tukad Nyampuh, Dusun Poh Manis, Desa Penatih Dangin Puri, membuat warga setempat panik.

Mereka sama-sama mencari korban yang akhirnya ditemukan nyangkut di bawah Jembatan Trenggana, Denpasar Timur, dalam kondisi tak bernyawa.

Menantu Subrata, Made Mawi, menceritakan, mertuanya mengalami penyakit stroke sejak sembilan tahun lalu.

Sebelum kejadian, korban yang berprofesi sebagai petani ini minta izin jalan-jalan di halaman rumah. Sempat dilarang karena hujan, Subrata tetap kekeh.

Kebetulan yang ada di rumah anak sulung dan istri korban. Namun, beberapa jam keluar rumah, mertuanya tak kunjung kembali. Mereka pun melakukan pencarian.

“Biasanya main di halaman rumah. Karena mengalami stroke jalannya susah, pelan-pelan tanpa bantuan tongkat atau kursi roda. Sudah dilarang karena hujan,” tukasnya.

Subrata baru tinggal empat hari di Dusun Poh Manis. Sebelumnya tinggal di Kintamani, Bangli. “Tiga hari lalu mertua sempat bilang kan enggal ngalin (cepat meninggal) kepada adik sepupu. Ternyata, meninggal benaran,” bebernya.

 Mawi menyebutkan kalau Subrata sedang pusing setelah kakak kandungnya meninggal beberapa hari lalu. Itu terlihat saat anak korban memperlihatkan foto kakak kandungnya,  wajah Subrata langsung  berubah.

“Kemungkinan shock ditinggal kakak kandungnya. Kemarin (dua hari lalu) baru dikubur,” ucap Made Mawi.

Istri korban, Ni Wayan Pinder sangat shock. Saat Jawa Pos Radar Bali mengajak bicara, wanita 58 tahun itu menghindar.

Saat ditanya apakah ada firasat sebelum kejadian, dia mengaku tidak ada firasat apapun dan suaminya juga tidak ada mengatakan apapun kepada dirinya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/