26.3 C
Jakarta
25 April 2024, 4:17 AM WIB

Luka Mulai Kering, Pura-Pura Pingsan Karena Kelelahan Dicekik Pelaku

Sejak keluar dari rumah sakit (RSAD Udayana Denpasar), Ni Kadek Candrika Mirani tak lagi tinggal di kosannya di Jalan Kapten Japa Denpasar.

Tetapi, korban penganiayaan driver ojek online (Ojol) ini tinggal di kampung halamannya di Abang Kaler, Desa Abang, Karangasem. Lalu seperti apa kondisinya?

 

WAYAN PUTRA, Abang

 

Meski masih terlihat banyak bekas luka, namun kondisi Candrika Mirani berangsur mulai membaik.

 

Bahkan saat ditemui di rumahnya, bajang jegeg berusia 21 tahun ini sudah mulai bisa tersenyum.

 

Luka-luka di beberapa bagian tubuhnya seperti di lengan dan kepala juga sudah tampak mongering.

 

Saat dijenguk Jawa Pos Radar Bali bersama rombongan PHDI Karangasem, Candrika yang tinggal di rumah neneknya itu cukup lancar menjelaskan kronologi penganiyaan sadis yang nyaris merenggut nyawanya.

 

“Ya kejadianya 11 Juni lalu sekitar jam 2 siang,” ujar Candrika mengingat.

 

Saat kejadian sekitar 20 menit pelaku yang biasa dipanggil Mas Dwi 32 “bergumul”.

 

Korban berusaha berontak karena pelaku mencoba memeluknya dan hendak memperkosannya.

 

Korban juga terus berteriak minta tolong. Hanya saja pertolongan sangat terlembat. Karena terus berteriak dan melakukan perlawanan, korban pun di pukul dengan menggunakan palu di bagian kepala.

 

Ada beberapa luka bekas pukulan palu di kepala korban. Selaian itu korban juga ditusuk dengan menggunakan gunting.

“Perut saya terus dijadikan sasaran dengan ditusuk pakai gunting,” imbuhnya lagi.

 

Atas aksi membabi buta pelaku, Candrika mengaku mencoba melakukan perlawanan dengan menangkis dengan tangan kirinya. “Akibatnya tangan kiri saya ini banyak luka akibat terkena gunting,” kata Candrika sambil menunjukkan bekas luka di lengan kirinya

 

Sementara di bagian perut juga ada satu luka tusukan. Untung saja luka-luka tersebut tidak sampai mengenai organ dalam tubuh korban.

 

Korban saat itu hanya menggunakan handuk berusaha terus membrontak. Beberapa kali mau keluar di kamar mandi ditarik pelaku dan di kunci dari dalam.

 

Akhirnya korban dicekik sehingga sulit bernafas. Karena kelelahan dan sulit melawan korban pun pura-pura pingsan.

 

Saat itu tetangga kos korban yang tahu kalau ada sesuatu yang terjadi sama Kadek berusaha memberikan pertolongan.

 

Dia juga minta tolong kepada tetangganya.

 

Kedua perempuan yang sudah tua ini berusaha menolong korban yang masih di sekap kedua pelaku di kamar mandi yang cukup sempit dengan ukuran sekitar 2 x 1,5 meter.

 

“Saat itu saya sudah terjatuh, langsung pura pura pingsan,” ujarnya.

 

Hanya saja pelaku belum juga mau keluar dan melepas korban.

 

Padahal dari luar dua orang ibu ibu sudah berusaha mendobrak kamar mandi. Karena sudah tua keduanya juga sulit mendobrak.

 

Begitu pintu kamar berhasil didobrak pelaku langsung kabur dan kedua ibu tersebut salah satunya dipanggil Bu De olah korban karena orang Jawa langsung menolongnya. Korban dilarikan ke RSAD di jalan Sudiarman, Denpasar.

 

Sementara pelaku sendiri saat itu langsung kabur dan belakangan baru berhasil ditangkap polisi.

 

 “Sekali lagi Saya sebenrnya tidak pingsan, hanya pura pura pingsan saja karena sudah lelah,” tandasnya sambil menghela nafas.

 

Karena kondisinya tersebut Pramuniaga Super Market ini pun harus di rawat beberapa hari dan luka lukanya mengelami puluhan jariran. Korban sendiri mengaku sempat dimintai keterangan sama polisi terkait khasus tersebut. Karena kondisinya masih belum pulih sampai saat ini belum ada pemeriksaan lanjutan. Namun dirinya sempat di telpon salah satu penyidik dan menanyakan kondisinya.

 

Saat ini terpaksa dia juga harus mengiklaskan rambut panjangnya yang sepinggang di potong plontos. Ini dilakukan untuk perawatan di bagian kepala karena luka pukulan palu. “Saya dipukul kayak getok paku,” ujarnya.

 

Sejak keluar dari rumah sakit (RSAD Udayana Denpasar), Ni Kadek Candrika Mirani tak lagi tinggal di kosannya di Jalan Kapten Japa Denpasar.

Tetapi, korban penganiayaan driver ojek online (Ojol) ini tinggal di kampung halamannya di Abang Kaler, Desa Abang, Karangasem. Lalu seperti apa kondisinya?

 

WAYAN PUTRA, Abang

 

Meski masih terlihat banyak bekas luka, namun kondisi Candrika Mirani berangsur mulai membaik.

 

Bahkan saat ditemui di rumahnya, bajang jegeg berusia 21 tahun ini sudah mulai bisa tersenyum.

 

Luka-luka di beberapa bagian tubuhnya seperti di lengan dan kepala juga sudah tampak mongering.

 

Saat dijenguk Jawa Pos Radar Bali bersama rombongan PHDI Karangasem, Candrika yang tinggal di rumah neneknya itu cukup lancar menjelaskan kronologi penganiyaan sadis yang nyaris merenggut nyawanya.

 

“Ya kejadianya 11 Juni lalu sekitar jam 2 siang,” ujar Candrika mengingat.

 

Saat kejadian sekitar 20 menit pelaku yang biasa dipanggil Mas Dwi 32 “bergumul”.

 

Korban berusaha berontak karena pelaku mencoba memeluknya dan hendak memperkosannya.

 

Korban juga terus berteriak minta tolong. Hanya saja pertolongan sangat terlembat. Karena terus berteriak dan melakukan perlawanan, korban pun di pukul dengan menggunakan palu di bagian kepala.

 

Ada beberapa luka bekas pukulan palu di kepala korban. Selaian itu korban juga ditusuk dengan menggunakan gunting.

“Perut saya terus dijadikan sasaran dengan ditusuk pakai gunting,” imbuhnya lagi.

 

Atas aksi membabi buta pelaku, Candrika mengaku mencoba melakukan perlawanan dengan menangkis dengan tangan kirinya. “Akibatnya tangan kiri saya ini banyak luka akibat terkena gunting,” kata Candrika sambil menunjukkan bekas luka di lengan kirinya

 

Sementara di bagian perut juga ada satu luka tusukan. Untung saja luka-luka tersebut tidak sampai mengenai organ dalam tubuh korban.

 

Korban saat itu hanya menggunakan handuk berusaha terus membrontak. Beberapa kali mau keluar di kamar mandi ditarik pelaku dan di kunci dari dalam.

 

Akhirnya korban dicekik sehingga sulit bernafas. Karena kelelahan dan sulit melawan korban pun pura-pura pingsan.

 

Saat itu tetangga kos korban yang tahu kalau ada sesuatu yang terjadi sama Kadek berusaha memberikan pertolongan.

 

Dia juga minta tolong kepada tetangganya.

 

Kedua perempuan yang sudah tua ini berusaha menolong korban yang masih di sekap kedua pelaku di kamar mandi yang cukup sempit dengan ukuran sekitar 2 x 1,5 meter.

 

“Saat itu saya sudah terjatuh, langsung pura pura pingsan,” ujarnya.

 

Hanya saja pelaku belum juga mau keluar dan melepas korban.

 

Padahal dari luar dua orang ibu ibu sudah berusaha mendobrak kamar mandi. Karena sudah tua keduanya juga sulit mendobrak.

 

Begitu pintu kamar berhasil didobrak pelaku langsung kabur dan kedua ibu tersebut salah satunya dipanggil Bu De olah korban karena orang Jawa langsung menolongnya. Korban dilarikan ke RSAD di jalan Sudiarman, Denpasar.

 

Sementara pelaku sendiri saat itu langsung kabur dan belakangan baru berhasil ditangkap polisi.

 

 “Sekali lagi Saya sebenrnya tidak pingsan, hanya pura pura pingsan saja karena sudah lelah,” tandasnya sambil menghela nafas.

 

Karena kondisinya tersebut Pramuniaga Super Market ini pun harus di rawat beberapa hari dan luka lukanya mengelami puluhan jariran. Korban sendiri mengaku sempat dimintai keterangan sama polisi terkait khasus tersebut. Karena kondisinya masih belum pulih sampai saat ini belum ada pemeriksaan lanjutan. Namun dirinya sempat di telpon salah satu penyidik dan menanyakan kondisinya.

 

Saat ini terpaksa dia juga harus mengiklaskan rambut panjangnya yang sepinggang di potong plontos. Ini dilakukan untuk perawatan di bagian kepala karena luka pukulan palu. “Saya dipukul kayak getok paku,” ujarnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/