29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:51 AM WIB

Pesan Sugawa Korry untuk Tamba-Ipat

DENPASAR, Radar Bali- DPD 1 Partai Golkar Bali mengucapkan selamat atas dilantiknya Bupati dan Wakil Bupati Jembarana I Nengah Tamba dan I Gede Ngurah Patriana Krisna, Jumat (26/2). Suka cita itu disampaikan langsung Ketua DPD 1 Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry di hadapan pemenang Pilkada Jembrana, 9 Desember 2020 dan jajaran pengurus partai berlambang pohon beringin. “Keberhasilan Beliau berdua (Tamba-Ipat, red) sudah barang tentu karena merupakan figur idaman masyarakat Jembrana yang menginginkan perubahan. Didukung oleh koalisi partai yang solid di mana di dalamnya ada Partai Golkar,” ucap politisi asal Kecamatan Busungbiu, Buleleng, di Sekretariat DPD 1 Golkar Bali kemarin.

Mendapat amanat Bumi Makepung, Partai Golkar Bali menitip pesan kepada Tamba-Ipat. Pertama, mengutip Presiden Amerika Serikat (1961-1963), John F. Kennedy, Sugawa Korry mengatakan setelah dilantik, sang presiden mengatakan dirinya adalah milik masyarakat Amerika Serikat. “Bahwa ketika hari ini kami dilantik sebagai presiden, maka kesetiaan kami kepada warga Amerika Serikat dimulai dan kesetiaan kepada partai politik berakhir. Saya sependapat dengan itu, walaupun ada beberapa yang harus disesuaikan. Kami berpesan jadilah bupati dan wakil bupatinya masyarakat Jembrana. Kami dari partai tidak menuntut kesetiaan mutlak dari seorang bupati dan wakil bupati. Tetapi, ketika keinginan masyarakat lebih besar, maka sudah tentu keinginan partai bisa diabaikan,” tegasnya.

Kepentingan masyarakat yang lebih luas, imbuh Sugawa Korry menjadi acuan dalam melaksanakan tugas-tugas di Jembrana. Intinya, ia menegaskan kepada Tamba-Ipat untuk menjadi bupati dan wakil bupati masyarakat Jembrana, bukan bupati dan wakil bupati partai politik.

Kedua, dalam rangka membangun Kabupaten Jembrana, Partai Golkar Bali berpesan agar Tamba-Ipat melakukan upaya-upaya maksimal dalam rangka menyeimbangkan struktur ekonomi masyarakat. Bebernya, kini Provinsi Bali bergantung penuh pada sektor pariwisata yang mendominasi hingga hampir 60%, sektor sekunder 14%, dan sisanya sektor pertanian. Kondisi itu dinilai sangat tidak menguntungkan bagi Bali secara keseluruhan. Ketergatungan pada sektor tersier jelasnya menjadi musibah seperti kondisi ini, yakni pandemi Covid-19 dan insiden bom bali. Bali sangat sangat terpukul secara ekonomi. “Untuk itu, kami menyarankan agar langkah-langkah pembangunan di Jembrana menyeimbangkan struktur ekonomi masyarakat. Bukan berarti mengurangi pertumbuhan pariwisata, akan tetapi membuat pertumbuhan sektor primer dan tersier sama-sama pesat,” pesannya.

Kekuatan ekonomi Bali, tambah Sugawa Korry ditunjang oleh pemberdayaan ekonomi rakyat, antara lain koperasi dan UMKM. “Fokuslah di sana karena masyarakat Bali, khususnya Jembrana karena pemberdayaan ekonomi rakyat lebih teruji. Kami (bersama Tamba, red) sudah berpikir mengeksekusi hal tersebut di tahun 2012 terkait perlindungan dan pemberdayaan UMKM. Tadi saya baca PP No. 7 dan 21 sebagai penjabaran dari UU Cipta Kerja, nafasnya sama. Bukan kami menyebut pusat mengikuti kita, tapi kami berpikir sama dengan pusat sejak 2012. Termasuk apa yang dilakukan sekarang, pakai endek dan sebagainya. Itu jelas. Pasal 22 ayat g jelas berbunyi perlindungan terhadap usaha-usaha berbasis lokal,” ungkapnya optimis. “Kami dorong dan harapkan Tamba-Ipat untuk memperkuat basis-basis ekonomi rakyat yang teruji tahun 1999 melindungi ekonomi nasional,” tambahnya.

Ketiga, Golkar Bali meminta Tamba-Ipat melindungi kelestarian lingkungan Jembrana. Di hilir, ungkapnya banyak fakta abrasi. Sementara di hulu Jembrana, hutan dalam keadaan porak-poranda. Bila Tamba-Ipat konsisten ingin mengejawantahkan Nangun Sat Kerthi Loka Bali dari aspek wana kerthi, maka Jembrana harus melakukan pembenahan terhadap hutan lindung. Konsep Tri Hita Karana harus menjadi prioritas

“Yang terakhir adalah lindungi desa adat. Basis desa adat kita sebagai benteng terdepan dalam pelestarian adat, agama, dan budaya. Ini merupakan tugas mulia kita untuk melindunginya. Termasuk di dalamnya usaha-usaha yang ada di desa adat seperti LPD,” tegasnya. Sugawa Korry mewakili keluarga besar Partai Golkar Bali juga berharap Tamba-Ipat terus kompak. “Diawali dengan kebersamaan, nanti akhirilah dengan kebersamaan,” tutupnya.

Sementara itu, Bupati dan Wakil Bupati Jembrana I Nengah Tamba dan I Gede Ngurah Patriana Krisna memuji Sugawa Korry sebagai politikus dengan segudang ide cemerlang dan konsisten kritis menyikapi kondisi Provinsi Bali. “Kami di-duduk (diambil, red); yang nuduk kami pertama adalah Partai Golkar. Seandainya Partai Golkar tidak memungut kami, tidak tahu ceritanya akan seperti apa. Kami mengucapkan terima kasih yang sangat luar biasa. Partai Golkar yang paling pertama mengeluarkan rekomendasi dan tanpa mahar. Kami tidak sedikitpun direpotkan padahal Partai Golkar adalah partai besar; partai luar biasa. Itu membuat kami termotivasi untuk bekerja lebih keras,” tegas Tamba sembari mengulang ucapan terima kasih kepada Partai Golkar dari tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat. 

DENPASAR, Radar Bali- DPD 1 Partai Golkar Bali mengucapkan selamat atas dilantiknya Bupati dan Wakil Bupati Jembarana I Nengah Tamba dan I Gede Ngurah Patriana Krisna, Jumat (26/2). Suka cita itu disampaikan langsung Ketua DPD 1 Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry di hadapan pemenang Pilkada Jembrana, 9 Desember 2020 dan jajaran pengurus partai berlambang pohon beringin. “Keberhasilan Beliau berdua (Tamba-Ipat, red) sudah barang tentu karena merupakan figur idaman masyarakat Jembrana yang menginginkan perubahan. Didukung oleh koalisi partai yang solid di mana di dalamnya ada Partai Golkar,” ucap politisi asal Kecamatan Busungbiu, Buleleng, di Sekretariat DPD 1 Golkar Bali kemarin.

Mendapat amanat Bumi Makepung, Partai Golkar Bali menitip pesan kepada Tamba-Ipat. Pertama, mengutip Presiden Amerika Serikat (1961-1963), John F. Kennedy, Sugawa Korry mengatakan setelah dilantik, sang presiden mengatakan dirinya adalah milik masyarakat Amerika Serikat. “Bahwa ketika hari ini kami dilantik sebagai presiden, maka kesetiaan kami kepada warga Amerika Serikat dimulai dan kesetiaan kepada partai politik berakhir. Saya sependapat dengan itu, walaupun ada beberapa yang harus disesuaikan. Kami berpesan jadilah bupati dan wakil bupatinya masyarakat Jembrana. Kami dari partai tidak menuntut kesetiaan mutlak dari seorang bupati dan wakil bupati. Tetapi, ketika keinginan masyarakat lebih besar, maka sudah tentu keinginan partai bisa diabaikan,” tegasnya.

Kepentingan masyarakat yang lebih luas, imbuh Sugawa Korry menjadi acuan dalam melaksanakan tugas-tugas di Jembrana. Intinya, ia menegaskan kepada Tamba-Ipat untuk menjadi bupati dan wakil bupati masyarakat Jembrana, bukan bupati dan wakil bupati partai politik.

Kedua, dalam rangka membangun Kabupaten Jembrana, Partai Golkar Bali berpesan agar Tamba-Ipat melakukan upaya-upaya maksimal dalam rangka menyeimbangkan struktur ekonomi masyarakat. Bebernya, kini Provinsi Bali bergantung penuh pada sektor pariwisata yang mendominasi hingga hampir 60%, sektor sekunder 14%, dan sisanya sektor pertanian. Kondisi itu dinilai sangat tidak menguntungkan bagi Bali secara keseluruhan. Ketergatungan pada sektor tersier jelasnya menjadi musibah seperti kondisi ini, yakni pandemi Covid-19 dan insiden bom bali. Bali sangat sangat terpukul secara ekonomi. “Untuk itu, kami menyarankan agar langkah-langkah pembangunan di Jembrana menyeimbangkan struktur ekonomi masyarakat. Bukan berarti mengurangi pertumbuhan pariwisata, akan tetapi membuat pertumbuhan sektor primer dan tersier sama-sama pesat,” pesannya.

Kekuatan ekonomi Bali, tambah Sugawa Korry ditunjang oleh pemberdayaan ekonomi rakyat, antara lain koperasi dan UMKM. “Fokuslah di sana karena masyarakat Bali, khususnya Jembrana karena pemberdayaan ekonomi rakyat lebih teruji. Kami (bersama Tamba, red) sudah berpikir mengeksekusi hal tersebut di tahun 2012 terkait perlindungan dan pemberdayaan UMKM. Tadi saya baca PP No. 7 dan 21 sebagai penjabaran dari UU Cipta Kerja, nafasnya sama. Bukan kami menyebut pusat mengikuti kita, tapi kami berpikir sama dengan pusat sejak 2012. Termasuk apa yang dilakukan sekarang, pakai endek dan sebagainya. Itu jelas. Pasal 22 ayat g jelas berbunyi perlindungan terhadap usaha-usaha berbasis lokal,” ungkapnya optimis. “Kami dorong dan harapkan Tamba-Ipat untuk memperkuat basis-basis ekonomi rakyat yang teruji tahun 1999 melindungi ekonomi nasional,” tambahnya.

Ketiga, Golkar Bali meminta Tamba-Ipat melindungi kelestarian lingkungan Jembrana. Di hilir, ungkapnya banyak fakta abrasi. Sementara di hulu Jembrana, hutan dalam keadaan porak-poranda. Bila Tamba-Ipat konsisten ingin mengejawantahkan Nangun Sat Kerthi Loka Bali dari aspek wana kerthi, maka Jembrana harus melakukan pembenahan terhadap hutan lindung. Konsep Tri Hita Karana harus menjadi prioritas

“Yang terakhir adalah lindungi desa adat. Basis desa adat kita sebagai benteng terdepan dalam pelestarian adat, agama, dan budaya. Ini merupakan tugas mulia kita untuk melindunginya. Termasuk di dalamnya usaha-usaha yang ada di desa adat seperti LPD,” tegasnya. Sugawa Korry mewakili keluarga besar Partai Golkar Bali juga berharap Tamba-Ipat terus kompak. “Diawali dengan kebersamaan, nanti akhirilah dengan kebersamaan,” tutupnya.

Sementara itu, Bupati dan Wakil Bupati Jembrana I Nengah Tamba dan I Gede Ngurah Patriana Krisna memuji Sugawa Korry sebagai politikus dengan segudang ide cemerlang dan konsisten kritis menyikapi kondisi Provinsi Bali. “Kami di-duduk (diambil, red); yang nuduk kami pertama adalah Partai Golkar. Seandainya Partai Golkar tidak memungut kami, tidak tahu ceritanya akan seperti apa. Kami mengucapkan terima kasih yang sangat luar biasa. Partai Golkar yang paling pertama mengeluarkan rekomendasi dan tanpa mahar. Kami tidak sedikitpun direpotkan padahal Partai Golkar adalah partai besar; partai luar biasa. Itu membuat kami termotivasi untuk bekerja lebih keras,” tegas Tamba sembari mengulang ucapan terima kasih kepada Partai Golkar dari tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/