TABANAN – Pilkada Tabanan telah usai. Pemenangnya telah diketahui sejak 9 Desember lalu. Dia adalah pasangan calon I Komang Gede Sanjaya – I Made Edi Wirawan (Jaya-Wira) yang memperoleh suara sebanyak 207.276 atau (72,9%).
Sementara pasangan calon Anak Agung Ngurah Panji Astika – I Dewa Nyoman Budiasa hanya mendapat perolehan suara 77.141 atau (27,1%).
Yang menarik, kedua paslon tidak terlalu banyak mengeluarkan dana kampanye. Paslon Jaya Wira berdasar laporan KPU Tabanan hanya mengeluarkan dana kampanye Rp 209.819.742,16 dari total penerimaan Rp 210.819.742,48. Mereka hanya menyisakan dana kampanye sebesar Rp 218.968.
Sedangkan paslon Panji-Budi berhasil mengumpulkan dana kampanye Rp 315.862.400. Mereka habiskan dana kampanye sebesar Rp 315.805.250 dan sisa saldo akhir dana kampanye sebesar Rp 57.150.
Komisioner KPU Tabanan Divisi Hukum dan Pengawasan I Wayan Sutama menyatakan laporan penerimaan dan pengeluaran dari masing-masing paslon telah diaudit akuntan publik untuk memastikan sumber-sumber pendanaan dana kampanye.
Bahkan, pihaknya telah menyerahkan hasil audit tersebut kepada masing-masing paslon. Dari hasil audit yang dilakukan oleh lembaga keuangan akuntan publik,
laporan dana kampanye yang telah disampaikan paslon ke KPU Tabanan telah memenuhi unsur kepatuhan dan kelayakan.
Kendati nilai cukup kecil yang rata-rata paslon hanya menghabiskan biaya dana kampanye hanya ratusan juta. Kemudian juga tidak ada penyimpangan pengeluaran.
“Kami telah sampaikan hasil audit tersebut kepada masing-masing paslon,” ujar I Wayan Sutama.
Dijelaskan Sutama, dari laporan dana kampanye yang sampaikan paslon Jaya-Wira dan Panji-Budi, secara keseluruhan kedua paslon tersebut sumber anggaran dana kampanye mereka berasal dari kantong pribadi paslon.
Jaya-Wira penerimaan dana kampanye yang dilaporkan ke KPU sebesar Rp 210.819.742,48. Sedangkan Rp 210.000.000 pengeluaran pribadi paslon.
Nah, untuk Panji-Budi dengan laporan dana kampanye Rp 315.862.400 juga bersumber dari pasangan calon.
“Jadi, kedua paslon ini minim penerimaan sumbangan dana kampanye. Lebih dominan dari pengeluaran paslon itu sendiri,” pungkasnya.