DENPASAR –Masuknya tim tinju Pra PON 2019 asal Bali di zona tengah bakal menjadi tantangan berat.
Pasalnya di ajang tinju pra PON 2019 yang rencananya akan dihelat dua kali pada tanggal 15 – 21 September di Ternate, Maluku Utara.dan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 23 – 30 Oktober 2019, tim tinju Pra PON asal Bali akan bertarung melawan tim pra PON dengan kualitas di atas rata-rata.
Adapun tim zona neraka itu yakni meliputi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan NTB.
“Bali ada di zona tengah dan bisa dikatakan sebagai zona neraka. Daerah-daerah itu dihuni oleh petinju-poetinju yang berkualitas. Jadi memang petinju Pra-PON Bali harus lebih bekerja keras untuk bisa lolos ke PON 2020 di Papua,” terang ketua Harian Pengprov Pertina Bali Harry Trimulia Putra saat dikonfirmasi Sabtu kemarin (8/6).
Dia berharap, delapan petinju yang masuk dalam tim definitif Pra-PON bisa lolos semua ke PON XX/2020, Papua.
Adapun kedelapan petinju pra PON Bali itu meliputi; Kornelis Kwangu Langu (Kelas 49 kg); Gregorius Geda Dendhe (Kelas 64 kg); Krispinus Mariaondo Wonda (Kelas 46 kg); Ferdinandus Seran (Kelas 52 kg); Julio Bria (Kelas 56 kg); Jekri Riwu (Kelas 60 kg); Yohanes Mela (Kelas 69 kg); dan Gung De (Kelas 75 kg)
“Harapan kami, petinju Bali bisa meraih tiket ke PON 2020. Kami tidak meragukan kualitas petinju Bali yang dikirim nanti karena mereka sudah berpengalaman di kejuaraan tinju nasional maupun internasional,”imbuhnya.
Untuk sistem pertandingan di Pra-PON sendiri, lanjutnya, petinju yang lolos ke final di Pra-PON I di Ternate dari masing-masing kelas saja yang berhak lolos ke PON XX/2020, Papua.
Sedangkan untuk Pra-PON II di Bogor, petinju yang lolos nanti adalah petinju yang lolos ke babak semifinal saja. Untuk petinju yang sudah lolos di Pra-PON I, tidak akan turun lagi.
Disisi lain, Pelatih Tinju Pra-PON Bali Yulianus Leo Bunga yang dikonfirmasi terpisah mengatakan bahwa persiapan anak asuhnya sudah mencapai hampir 90 persen.
“Kami sudah persiapkan untuk ketahanan fisik mereka. Bulan Juli, kecepatan mereka akan diasah,” tutupnya.