29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:45 AM WIB

Gagal Rebut Medali di SEA Games Fililina, Alasan Coki Bikin Terharu

DENPASAR – Saat SEA Games 2017, Malaysia, karateka Bali Cokorda Istri Sanistya Rani berhasil menyabet medali emas.

Di Asian Games 2018, Jakarta – Palembang, Coki – sapaan akrabnya – kembali mengharumkan nama Indonesia dengan menyabet medali perunggu.

Namun, di SEA Games 2019 Filipina, Coki justru meraih hasil yang tak terduga. Dia gagal menyabet medali apapun di ajang olahraga dua tahunan di Asia Tenggara tersebut.

Di pertandingan pertama, Coki yang turun di kelas kumite -55 kg putri kalah menghadapi karateka asal Thailand dengan skor 6-2.

Di perebutan medali perunggu, Coki kembali gagal. Kali ini dia dikalahkan karateka tuan rumah dengan skor 5-4. Coki langsung meluapkan kesedihannya di akun media sosial miliknya.

“Dengan berat hati saya harus pulang dengan tahan kosong. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak bisa memenuhi target yang dibebankan kepada saya.

Sedih dan kecewa pasti saya rasakan. Tapi apapun hasilnya, ini adalah anugerah dari Tuhan,” ucap Coki seperti disadur dari unggahan di akun instagram miliknya.

Dari unggahan yang dibuatnya tersebut, Coki juga menunjukkan foto adik kandungnya Cokorda Gede Bagus yang baru saja meninggal dunia beberapa waktu lalu.

“Terakhir untuk adikku tersayang di Surga, kakak mohon maaf kalau kakakmu ini belum bisa menepati janjinya ke kamu. Kuatkan kakakmu disana ya. I miss you and love you from the deepest core of my heart,” tulisnya.

Kehilangan adik tercintanya inilah yang menjadi penyebab performa Coki di SEAG 2019 menurun. Itulah yang diucapkan oleh Kabid Binpres PB FORKI Ardy Ganggas.

Menurutnya, pihak PB FORKI dan Pengprov FORKI Bali sudah berbicara empat mata dengan karateka asal Klungkung tersebut.

“Setelah bicara empat mata, ternyata itu (meninggalnya Cokorda Gede Bagus) sangat berpengaruh. Itu dari penuturan Coki sendiri.

Apalagi almarhum adalah adik laki-laki satu-satunya. Kondisi itulah yang menurut Coki mempengaruhi mentalnya,” terang Ardi Ganggas.

Coki sendiri menjadi karateka yang diproyeksikan tampil di Olimpiade 2020, Tokyo. Sebagai salah seorang pengurus pusat di PB FORKI, Ardi Ganggas juga meminta PB FORKI untuk membantu Coki dalam penguatan mental dan psikis.

“Apa yang menjadi penyebab kemarin sudah saya sampaikan dan PB FORKI sudah siap melibatkan tim psikologis dari Mabes TNI

untuk membantu menguatkan mental Coki seperti semula,” terang pria yang juga menjabat sebagai Sekum Pengprov FORKI Bali tersebut.

“Hal ini harus cepat ditangani karena persoalan utamanya sudah diketahui. Saya rasa Coki bisa mengatasi ini semua

dan semua orang berharap kepada Coki agar bisa bangkit lagi dan kembali ke performa terbaiknya,” tutur Ardi Ganggas.

DENPASAR – Saat SEA Games 2017, Malaysia, karateka Bali Cokorda Istri Sanistya Rani berhasil menyabet medali emas.

Di Asian Games 2018, Jakarta – Palembang, Coki – sapaan akrabnya – kembali mengharumkan nama Indonesia dengan menyabet medali perunggu.

Namun, di SEA Games 2019 Filipina, Coki justru meraih hasil yang tak terduga. Dia gagal menyabet medali apapun di ajang olahraga dua tahunan di Asia Tenggara tersebut.

Di pertandingan pertama, Coki yang turun di kelas kumite -55 kg putri kalah menghadapi karateka asal Thailand dengan skor 6-2.

Di perebutan medali perunggu, Coki kembali gagal. Kali ini dia dikalahkan karateka tuan rumah dengan skor 5-4. Coki langsung meluapkan kesedihannya di akun media sosial miliknya.

“Dengan berat hati saya harus pulang dengan tahan kosong. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak bisa memenuhi target yang dibebankan kepada saya.

Sedih dan kecewa pasti saya rasakan. Tapi apapun hasilnya, ini adalah anugerah dari Tuhan,” ucap Coki seperti disadur dari unggahan di akun instagram miliknya.

Dari unggahan yang dibuatnya tersebut, Coki juga menunjukkan foto adik kandungnya Cokorda Gede Bagus yang baru saja meninggal dunia beberapa waktu lalu.

“Terakhir untuk adikku tersayang di Surga, kakak mohon maaf kalau kakakmu ini belum bisa menepati janjinya ke kamu. Kuatkan kakakmu disana ya. I miss you and love you from the deepest core of my heart,” tulisnya.

Kehilangan adik tercintanya inilah yang menjadi penyebab performa Coki di SEAG 2019 menurun. Itulah yang diucapkan oleh Kabid Binpres PB FORKI Ardy Ganggas.

Menurutnya, pihak PB FORKI dan Pengprov FORKI Bali sudah berbicara empat mata dengan karateka asal Klungkung tersebut.

“Setelah bicara empat mata, ternyata itu (meninggalnya Cokorda Gede Bagus) sangat berpengaruh. Itu dari penuturan Coki sendiri.

Apalagi almarhum adalah adik laki-laki satu-satunya. Kondisi itulah yang menurut Coki mempengaruhi mentalnya,” terang Ardi Ganggas.

Coki sendiri menjadi karateka yang diproyeksikan tampil di Olimpiade 2020, Tokyo. Sebagai salah seorang pengurus pusat di PB FORKI, Ardi Ganggas juga meminta PB FORKI untuk membantu Coki dalam penguatan mental dan psikis.

“Apa yang menjadi penyebab kemarin sudah saya sampaikan dan PB FORKI sudah siap melibatkan tim psikologis dari Mabes TNI

untuk membantu menguatkan mental Coki seperti semula,” terang pria yang juga menjabat sebagai Sekum Pengprov FORKI Bali tersebut.

“Hal ini harus cepat ditangani karena persoalan utamanya sudah diketahui. Saya rasa Coki bisa mengatasi ini semua

dan semua orang berharap kepada Coki agar bisa bangkit lagi dan kembali ke performa terbaiknya,” tutur Ardi Ganggas.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/