33.3 C
Jakarta
25 November 2024, 13:01 PM WIB

KONI Bali Minta Prioritas Atlet PON Papua Dapat Jatah Vaksinasi Covid

DENPASAR – Vaksinasi tahap pertama sudah dilakukan pemerintah. Yang menerima adalah tenaga kesehatan dan orang yang berada di garda terdepan dalam penanggulangan Covid-19.

Disamping itu pejabat pemerintah seperti presiden hingga gubernur juga mendapatkan vaksin Covid-19 produksi Sinovac dan Bio Farma ini.

Salah satu pihak yang diusulkan untuk mendapatkan vaksin gratis dari pemerintah adalah atlet, terutama atlet di PON XX/2021, Papua dan atlet penghuni Pelatnas.

Selain itu, pesepak bola di Liga 1 juga menjadi salah satu pihak yang diusulkan untuk menerima vaksin secara gratis.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Menpora Zainudin Amali beberapa waktu lalu. Dengan wacana seperti ini, bagaimana dengan atlet penghuni Pelatda PON Bali?

KONI Bali pun mengambil sikap. Ketum KONI Bali I Ketut Suwandi yang diwawancarai terpisah mengatakan bahwa pihaknya akan mengusulkan kepada Pemprov Bali agar atlet Bali menjadi salah satu prioritas untuk menerima vaksin.

Bukan hanya atlet tapi juga pelatih. “Kami juga akan mengusulkan ke Pak Gubernur untuk mendapat prioritas.

Totalnya ada sekitar 350-400 orang ya termasuk pelatih. Kalau sudah divaksin, persiapan ke PON nanti bisa lebih terstruktur dan terencana,” terang Suwandi.

Jika seandainya vaksinasi belum dilakukan hingga bulan April, kemungkinan besar persiapan menuju PON XX/2021, Papua akan tersendat.

Kebetulan, PON nanti digelar pada 2 Oktober mendatang dan Bali serta daerah lain hanya memiliki persiapan setidaknya sembilan bulan saja terhitung dari sekarang.

“Kalau bulan empat (April) tidak dapat (vaksinasi) bagaimana? Tentu jauh dari harapan persiapannya. Untuk melakukan persiapan di PON, butuh dana puluhan miliar.

Artinya kalau tidak diberikan fasilitas untuk apa? Muaranya nanti akan ke prestasi juga,” terang pria yang sempat menjabat sebagai Ketua KONI Badung itu.

Suwandi ingin agar atlet bisa mempersiapkan diri dengan maksimal karena selama hampir satu tahun, tidak ada tolak ukur signifikan untuk menilai perkembangan atlet.

Yang dilihat hanya tes fisik tahap pertama dan kedua yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu.

“Selama ini, kami lakukan persiapan dari nol. Atlet tidak bertanding dan latihannya tidak maksimal.  Bagaimana melihat perkembangan atlet jika tidak ada latih tanding atau uji coba?

Kami tidak bisa mencatat data dan melihat tolak ukurnya seperti apa. Saya harap pemerintah bisa menjadi atlet prioritas untuk menerima vaksin agar persiapan juga lebih baik lagi,” tutupnya. 

DENPASAR – Vaksinasi tahap pertama sudah dilakukan pemerintah. Yang menerima adalah tenaga kesehatan dan orang yang berada di garda terdepan dalam penanggulangan Covid-19.

Disamping itu pejabat pemerintah seperti presiden hingga gubernur juga mendapatkan vaksin Covid-19 produksi Sinovac dan Bio Farma ini.

Salah satu pihak yang diusulkan untuk mendapatkan vaksin gratis dari pemerintah adalah atlet, terutama atlet di PON XX/2021, Papua dan atlet penghuni Pelatnas.

Selain itu, pesepak bola di Liga 1 juga menjadi salah satu pihak yang diusulkan untuk menerima vaksin secara gratis.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Menpora Zainudin Amali beberapa waktu lalu. Dengan wacana seperti ini, bagaimana dengan atlet penghuni Pelatda PON Bali?

KONI Bali pun mengambil sikap. Ketum KONI Bali I Ketut Suwandi yang diwawancarai terpisah mengatakan bahwa pihaknya akan mengusulkan kepada Pemprov Bali agar atlet Bali menjadi salah satu prioritas untuk menerima vaksin.

Bukan hanya atlet tapi juga pelatih. “Kami juga akan mengusulkan ke Pak Gubernur untuk mendapat prioritas.

Totalnya ada sekitar 350-400 orang ya termasuk pelatih. Kalau sudah divaksin, persiapan ke PON nanti bisa lebih terstruktur dan terencana,” terang Suwandi.

Jika seandainya vaksinasi belum dilakukan hingga bulan April, kemungkinan besar persiapan menuju PON XX/2021, Papua akan tersendat.

Kebetulan, PON nanti digelar pada 2 Oktober mendatang dan Bali serta daerah lain hanya memiliki persiapan setidaknya sembilan bulan saja terhitung dari sekarang.

“Kalau bulan empat (April) tidak dapat (vaksinasi) bagaimana? Tentu jauh dari harapan persiapannya. Untuk melakukan persiapan di PON, butuh dana puluhan miliar.

Artinya kalau tidak diberikan fasilitas untuk apa? Muaranya nanti akan ke prestasi juga,” terang pria yang sempat menjabat sebagai Ketua KONI Badung itu.

Suwandi ingin agar atlet bisa mempersiapkan diri dengan maksimal karena selama hampir satu tahun, tidak ada tolak ukur signifikan untuk menilai perkembangan atlet.

Yang dilihat hanya tes fisik tahap pertama dan kedua yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu.

“Selama ini, kami lakukan persiapan dari nol. Atlet tidak bertanding dan latihannya tidak maksimal.  Bagaimana melihat perkembangan atlet jika tidak ada latih tanding atau uji coba?

Kami tidak bisa mencatat data dan melihat tolak ukurnya seperti apa. Saya harap pemerintah bisa menjadi atlet prioritas untuk menerima vaksin agar persiapan juga lebih baik lagi,” tutupnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/