GIANYAR – World Surf League (WSL) Indonesia Surf Series 2018 sudah berlangsung sejak seri pertama di Krui, Lampung Barat pada tanggal 15-20 April lalu.
Kali ini WSL Indonesia Surf Series 2018 sudah memasuki seri kedua dan berlangsung di Pantai Keramas, Gianyar dengan title Bali Pro Kermasa CT#5.
Kejuaraan dunia surfing ini sudah berlangsung dari Minggu kemarin (27/5) hingga 9 Juni mendatang.
Kejuaraan selancar ombak berlevel internasional bisa diselenggarakan jika tidak ada campur tangan Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI).
Tidak adanya nama-nama mantan juara dunia seperti Mick Fanning asal Australia yang merupakan juara dunia tiga kali yang memilih passion
dari dunia selancar ombak tepat bulan lalu dan Kelly Slater sang juara dunia 11 kali itu tidak membuat kejuaraan ini kehilangan gaungnya.
Semua peselancar aktif yang pernah menjadi juara dunia ikut berpartisipasi seperti John John Florence, Gabriel Medina, dan Joel Parkinson.
Peringkat satu dunia asal Australia, Julian Wilson juga tidak ketinggalan untuk ambil bagian.
ikut dalam kejuaraan kali ini. Tercatat kurang lebih 36 peselancar pria dan 18 peselancar putrid dari seluruh dunia ambil bagian dalam kejuaraan ini.
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah ada rintangan tersendiri selama kejuaraan dunia di Bali?
Menurut Sekjen PSOI, Tipi Jabrik yang diwawncarai kemarin mengatakan, tidak ada rintangannya selama kejuaraan di Bali.
Hanya saja para peselancar harus melawan angin yang cukup kencang. “Kalau kendala tidak ada. Hanya anginnya saja yang keras sekarang.
Tapi, kalau untuk fasilitas penunjang yang lain, pemerintah sangat mendukung sekali. Internet atau masalah bea cukai dan imigrasi,
pemerintah yang membantu. Saya piker ajang ini juga untuk kemajuan Indonesia di olahraga surfing dan perekonomian,” ungkapnya.
Mantan peselancar top Indonesia dan kakak kandung dari Luna Maya itupun meminta kepada semua masyarakat untuk bisa menjaga kelesatarian pantai yang ada di Indonesia, khususnya yang ada di Bali sendiri.
Sebab salah satu destinasi selancar nomor satu di dunia adalah Bali. Perlu diketahui juga, Bali sudah dikenal sebagai surganya selancar sejak 86 tahun lalu.
“Potensi surfing di Indonesia sangat besar. Bisa dikatakan nomor satu di dunia. Yang membesarkan justru peselancar-peselancar dari luar negeri. Saran saya adalah jaga kebersihan pantai dan mulailah dari keluarga sendiri,” ucapnya.
Ada satu hal yang membanggakan dalam WSL kali ini. Oney Anwar menjadi satu-satunya wakil Indonesia di Bali Pro Keramas.
“Oney (Anwar) mendapatkan wild cardI,” tutup Tipi Jabrik yang juga menjabat sebagai Local Organizer WSL Indonesian Surf Series 2018 itu.