33.5 C
Jakarta
26 April 2024, 14:34 PM WIB

Klungkung Garap Budidaya Rumput Laut Jadi Objek Daya Tarik Wisata

SEMARAPURA – Sebelum industri pariwisata menggeliat, Kecamatan Nusa Penida terkenal akan hasil budidaya rumput lautnya.

Namun seiring waktu, hasil budidaya rumput laut kian menurun. Jika sebelumnya ada Desa Jungutbatu, Lembongan, Ped, Kutampi Kaler, Batununggul dan Suana,

sejak tahun 2016 lalu hanya tersisa Desa Suana dan Batununggul yang warganya masih bertahan untuk melakukan budidaya rumput laut.

Berangkat pada fakta tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung I Wayan Durma mengungkapkan telah melakukan ujicoba

dengan menggunakan metode Demontration Plot (demplot) hingga akhir 2018 untuk mengetahui penyebab menurunnya produksi rumput laut.

“Dari hasil demplot itu ternyata hasil budidaya rumput laut baik-baik saja,” katanya. Sehingga ada dugaan jika warga Nusa Penida lah yang

meninggalkan budidaya rumput laut dan beralih ke industri pariwisata untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik lagi.

Namun, setelah dilakukan sosialisasi terkait hasil demplot tersebut ke Desa Lembongan yang kini industri pariwisatanya sedang menggeliat,

ternyata warga di desa tersebut memiliki ketertarikan untuk bisa melakukan budidaya rumput laut.

“Kami baru melakukan sosialisasi di Desa Lembongan dan akan menyusul ke desa-desa lainnya di Nusa Penida. Berdasar hasil kuesioner, masyarakat menginginkan

melakukan budaya rumput laut kembali. Terutama yang tua-tua. Mereka sangat antusias untuk budidaya rumput laut,” ujar Kadis asal Kecamatan Nusa Penida ini.

Melihat antusiasme masyarakat untuk kembali melakukan budidaya rumput laut, pihaknya memprediksi bahwa

menurunnya minat warga yang menggeluti budidaya rumput laut sejak tahun 2016 itu karena cuaca saat itu tidak bersahabat.

Sehingga akhirnya rumput laut gagal tumbuh dan para pembudidaya rumput laut beralih profesi.

“Tahun 2013, hasil budidaya rumput laut itu sebesar 100 ribu ton lebih. Tahun 2014 turun menjadi 83 ribu ton lebih. Tahun 2015 dan tahun 2016 meningkat menjadi 106 ribu ton lebih. Sementara di tahun 2017, hasil budidaya rumput laut turun drastis menjadi 59,7 ton lebih,” bebernya.

Untuk semakin menggeliatkan budidaya rumput laut di Nusa Penida, pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung.

Menurutnya budidaya rumput laut di Nusa Penida sangat potensial untuk menjadi daya tarik wisata. Malah bisa dijual paket wisata budidaya rumput laut. “Kami juga sudah mendatangkan pengusaha yang siap untuk membeli hasil budidaya rumput laut para petani rumput laut di Nusa Penida.

Dengan apa yang telah dilakukan ini, kami berharap budidaya rumput laut di Nusa Penida kembali bergairah,” tandasnya.

SEMARAPURA – Sebelum industri pariwisata menggeliat, Kecamatan Nusa Penida terkenal akan hasil budidaya rumput lautnya.

Namun seiring waktu, hasil budidaya rumput laut kian menurun. Jika sebelumnya ada Desa Jungutbatu, Lembongan, Ped, Kutampi Kaler, Batununggul dan Suana,

sejak tahun 2016 lalu hanya tersisa Desa Suana dan Batununggul yang warganya masih bertahan untuk melakukan budidaya rumput laut.

Berangkat pada fakta tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung I Wayan Durma mengungkapkan telah melakukan ujicoba

dengan menggunakan metode Demontration Plot (demplot) hingga akhir 2018 untuk mengetahui penyebab menurunnya produksi rumput laut.

“Dari hasil demplot itu ternyata hasil budidaya rumput laut baik-baik saja,” katanya. Sehingga ada dugaan jika warga Nusa Penida lah yang

meninggalkan budidaya rumput laut dan beralih ke industri pariwisata untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik lagi.

Namun, setelah dilakukan sosialisasi terkait hasil demplot tersebut ke Desa Lembongan yang kini industri pariwisatanya sedang menggeliat,

ternyata warga di desa tersebut memiliki ketertarikan untuk bisa melakukan budidaya rumput laut.

“Kami baru melakukan sosialisasi di Desa Lembongan dan akan menyusul ke desa-desa lainnya di Nusa Penida. Berdasar hasil kuesioner, masyarakat menginginkan

melakukan budaya rumput laut kembali. Terutama yang tua-tua. Mereka sangat antusias untuk budidaya rumput laut,” ujar Kadis asal Kecamatan Nusa Penida ini.

Melihat antusiasme masyarakat untuk kembali melakukan budidaya rumput laut, pihaknya memprediksi bahwa

menurunnya minat warga yang menggeluti budidaya rumput laut sejak tahun 2016 itu karena cuaca saat itu tidak bersahabat.

Sehingga akhirnya rumput laut gagal tumbuh dan para pembudidaya rumput laut beralih profesi.

“Tahun 2013, hasil budidaya rumput laut itu sebesar 100 ribu ton lebih. Tahun 2014 turun menjadi 83 ribu ton lebih. Tahun 2015 dan tahun 2016 meningkat menjadi 106 ribu ton lebih. Sementara di tahun 2017, hasil budidaya rumput laut turun drastis menjadi 59,7 ton lebih,” bebernya.

Untuk semakin menggeliatkan budidaya rumput laut di Nusa Penida, pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung.

Menurutnya budidaya rumput laut di Nusa Penida sangat potensial untuk menjadi daya tarik wisata. Malah bisa dijual paket wisata budidaya rumput laut. “Kami juga sudah mendatangkan pengusaha yang siap untuk membeli hasil budidaya rumput laut para petani rumput laut di Nusa Penida.

Dengan apa yang telah dilakukan ini, kami berharap budidaya rumput laut di Nusa Penida kembali bergairah,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/