UBUD – Ubud dan sekitarnya yang menjadi magnet wisata memunculkan banyak tempat akomodasi wisata baru.
Terus bermunculan hotel, vila, restoran dan sebagainya. Anggota DPRD asal Ubud I Ketut Karda pun meminta pemerintah menghentikan izin akomodasi wisata baru. Itu karena saat ini sudah sesak.
Ketut Karda menilai terlalu banyak bermunculan budget hotel, atau hotel murah meriah saat ini. Bahkan, keberadaanya terlihat sangat mencolok.
Disamping dari desain yang kontra dengan lingkungan sekitar. “Berbeda juga dengan hotel berbintang.
Yang didesain selaras dengan lingkungan sekitar. Kalau budget hotel dibuat khusus untuk memperbanyak kamar saja,” jelasnya.
Diungkapkan saat ini sudah ada sejumlah budget hotel yang berdiri di Ubud dan sekitarnya. Bahkan yang sedang dalam proses pengerjaan juga ada pada sejumlah desa di seputaran Ubud.
“Ini (budget hotel, red) yang kami minta kepada eksekutif agar di stop. Karena akomodasi di Ubud sudah terlalu padat,” pinta politisi partai Demokrat itu.
Kata dia, dampak yang paling signifikan dari keberadaan budget hotel salah satunya perang harga di antara pemilik akomodasi.
Namun yang paling menjadi korban dari kondisi ini adalah masyarakat lokal. Terutama masyarakat lokal yang mengandalkan home stay untuk menggaet wisatawan.
“Paling kena dampaknya ini ya warga kita yang mengelola home stay. Tidak jarang mereka harus banting harga di saat low sesion. Karena tidak seimbang antara tingkat kunjungan dan banyaknya hotel,” terangnya.
Mihat kondisi itu, sudah sepantasnya pemerintah menghentikan penerbitan izin bagi budget hotel di seputaran Ubud.
Dia pun menyarankan supaya pembangunan akomodasi saat ini bisa di arahkan ke kawasan Gianyar timur.
Hal ini juga penting dilakukan demi menciptakan keseimbangaan perekonomian. “Alangkah baiknya kalau pembangunan akomodasi mulai diarahkan ke Gianyar timur,” pungkasnya.