32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 16:16 PM WIB

Duh, Sampah Berserakan, Objek Wisata Mangrove Tuwed Terlihat Kumuh

RadarBali.com – Sejumlah objek wisata baru bermunculan di Jembrana yang dikelola oleh desa setempat.

Beberapa di antaranya ada yang terawat sehingga banyak dikunjungi wisatawan. Namun, ada juga yang tidak terawat dan terkesan kumuh.

Seperti objek wisata hutan mangrove di Desa Tuwed, Kecamatan Melaya. Objek wisata yang sudah dikembangkan sejak setahun terakhir ini menawarkan daya tarik hutan mangrove seluas 44 ha.

Di tanah lapang selatan hutan mangrove terdapat tanah lapang sekitar satu hektar yang sudah disediakan fasilitas umum dan sudah dibangun dan tempat-tempat khusus untuk berfoto dengan latar belakang hutan mangrove, sehingga banyak menarik wisatawan lokal.

Sayangnya, dari kebersihan masih belum terjaga. Meski sudah ada tempat-tempa sampah yang disediakan, sampah plastik dan sampah daun kering masih berserakan sehingga terkesan tidak terawat dan kumuh.

“Dulu saya yang sering nyapu, tapi karena sendirian tidak kuat,” kata Kadek Sampun, warga yang tinggal di sekitar hutan mangrove.

Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jembrana I Nyoman Wenten saat dikonfirmasi mengatakan, objek wisata hutan mangrove tersebut dikelola oleh Desa Tuwed.

Saat ini, memang dalam proses penataan wilayah, di antaranya pembangunan fasilitas umum.”Sekarang masih proses penataan,” ujarnya.

Mengenai kebersihan objek wisata, menurut Wenten, biasanya dari kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang membersihkan lokasi tersebut karena banyak dedaunan yang rontok jadi harus rutin disapu.

RadarBali.com – Sejumlah objek wisata baru bermunculan di Jembrana yang dikelola oleh desa setempat.

Beberapa di antaranya ada yang terawat sehingga banyak dikunjungi wisatawan. Namun, ada juga yang tidak terawat dan terkesan kumuh.

Seperti objek wisata hutan mangrove di Desa Tuwed, Kecamatan Melaya. Objek wisata yang sudah dikembangkan sejak setahun terakhir ini menawarkan daya tarik hutan mangrove seluas 44 ha.

Di tanah lapang selatan hutan mangrove terdapat tanah lapang sekitar satu hektar yang sudah disediakan fasilitas umum dan sudah dibangun dan tempat-tempat khusus untuk berfoto dengan latar belakang hutan mangrove, sehingga banyak menarik wisatawan lokal.

Sayangnya, dari kebersihan masih belum terjaga. Meski sudah ada tempat-tempa sampah yang disediakan, sampah plastik dan sampah daun kering masih berserakan sehingga terkesan tidak terawat dan kumuh.

“Dulu saya yang sering nyapu, tapi karena sendirian tidak kuat,” kata Kadek Sampun, warga yang tinggal di sekitar hutan mangrove.

Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jembrana I Nyoman Wenten saat dikonfirmasi mengatakan, objek wisata hutan mangrove tersebut dikelola oleh Desa Tuwed.

Saat ini, memang dalam proses penataan wilayah, di antaranya pembangunan fasilitas umum.”Sekarang masih proses penataan,” ujarnya.

Mengenai kebersihan objek wisata, menurut Wenten, biasanya dari kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang membersihkan lokasi tersebut karena banyak dedaunan yang rontok jadi harus rutin disapu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/