MANGUPURA – Konsep Puri kerap dijadikan objek untuk prewedding. Begitu juga Puri Lanang Sibang Kaja, Desa Sibang Kaja, Abiansemal Badung kini menjadi wisata prewedding.
Konsepnya spot foto yakni peninggalan raja setempat. Karena Puri tersebut tetap mempertahankan keaslian bangunannya.
I Gusti Ngurah Agung Sasmitra Wiguna, 26, yang merupakan pemilik puri sekaligus sebagai pionir pada wisata prewedding menerangkan,
dibukanya Puri Lanang Sibang Kaja sebagai tempat Prewedding berawal dari ia diminta untuk menjadi model hias Bali di salah satu salon kecantikan.
Nah, saat proses hunting dirinya tidak mau ke studio, mengingat kasus covid-19 saat itu masih tinggi dan berbahaya.
“Akhirnya pihak salon meminta untuk berfotonya di Puri, tapi saya tidak ada kesiapan apa pun. Saat itu malah fotografer yang meminta
agar Puri dijadikan wisata Prewedding. Katanya banyak spot foto yang bisa digunakan di Puri,” ujar Agung Sasmitra Wiguna.
Karena memiliki berpotensi, pihaknya langsung melakukan pertemuan, termasuk dengan Penglingsir Puri Lanang.
Pada pertemuan tersebut disepakati Puri Lanang bisa digunakan spot foto tetapi dengan beberapa peraturan yang telah ditetapkan.
Akhirnya Puri Lanang resmi dibuka pada 1 Juli 2020 untuk wisata prewedding. “Jadi pada intinya, kalau fotografer yang meminta kita berikan.
Namun, Puri kita tetap buat beraturan, salah satunya yakni Saren Agung (Istana Raja) tidak boleh yang berfoto orang yang masih kotor seperti mengalami menstruasi,” jelas pria yang akrab dipanggil Jung Sas ini.
Sementara spot foto di gedong loji, murda manik dan jaba tengah diperbolehkan. Begitu juga di merajan atau tempat suci juga dipersilakan untuk tetapi bagi wanita yang datang bulan tidak diperkenankan.
“Kami disini menyuguhkan bangunan-bangunan lama, ukiran-ukirannya masih utuh dan terjaga. Sehingga spot foto yang diberikan tidak hanya satu, bahkan bisa di areal Puri,” bebernya.
Lebih lanjut, untuk bisa prewedding di Puri Lanang dipatok harga sebesar Rp 350 Ribu. Jadi besaran harganya ditentukan oleh kesepakatan fotografer.
“Dulu waktu mau dijadikan wisata pre wedding, kesepakatan fotografer yang meminta harga nominal segitu. Kami sebenarnya tidak tahu, berapa semestinya. Jadi, karena itu menjadi kesepakatan itu yang kita tetapkan,” bebernya.
Imbuhnya, untuk pengunjung yang melakukan prewedding dalam sehari bisa 20-25 pasang. Diperkirakan ada 120 pasang per bulan yang kesini untuk prewedding.
Namun ramainya itu juga ketika menjelang hari-hari pernikahan. “Kalau di Bali kan orang menikah menggunakan hari baik.
Sebelum Galungan biasanya ramai. Namun setelah Galungan bisa sepi lagi, karena hari menikah tidak ada,” pungkasnya.