33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:14 PM WIB

Tutup Objek Wisata, Pakan Monyet di Sangeh Ditanggung Pengelola

MANGUPURA – Objek Wisata Sangeh, Abiansemal, Badung, ditutup sementara sejak tanggal 21 Maret 2020 lalu.

Namun, nasib para monyet yang berada di hutan Sangeh tersebut juga harus mendapat perhatian. Dan, kini tanggungjawab itu diambil alih pengelola objek wisata Sangeh.

Pengelola Objek Wisata Sangeh Made Mohon mengatakan, penutupan objek wisata Sangeh dilakukan sejak 21 Maret lalu sampai menunggu perkembangan pandemi Covid-19 berakhir.

“Penutupan sudah dari tanggal 21. Hingga hari ini kami masih tutup,” kata Mohon. Selama penutupan objek wisata Sangeh, untuk urusan pakan monyet tetap terjamin.

Kalau situasi normal kawanan monyet mendapat jatah dua kali makan per hari dari pengelola dan setelah di tutup kini ditambah satu kali.

Jadi, pengelola memberikan pakan monyet tiga kali se hari. “Karena biasanya kalau ada tamu, mereka dapat banyak makan dari tamu.

Tapi, sekarang dengan kondisi seperti ini, kami berikan makan satu kali lagi. Jadi, pagi, siang, dan sore,” beber Mohon.

Kontan dengan kondisi seperti sekarang pakan monyet bertambah. Begitu pula anggaran yang mesti dikeluarkan juga bertambah.

“Biasanya per bulan anggarannya Rp 12 juta. Tapi dengan seperti sekarang, pasti anggarannya lebih banyak,” terangnya.

Kendati dalam masa penutupan tetapi tiap hari ada petugas yang siaga  objek wisata Sangeh. Dari total 21 karyawan yang dipekerjakan, tiap lima orang mendapat shift lima hari sekali.

“Sementara kami bagi dalam shift. Mereka bertugas tiap lima hari sekali. Tiap shift ada lima orang. Sedangkan pengelola tiap pagi ke sini untuk bersih-bersih,” jelasnya.

Dia berharap kondisi ini segera berlalu. Sehingga objek wisata yang menyerap tenaga kerja dari wilayah setempat bisa kembali beroperasi. “Tentunya harapan kami kondisi ini tak berkepanjangan,” pungkasnya. 

MANGUPURA – Objek Wisata Sangeh, Abiansemal, Badung, ditutup sementara sejak tanggal 21 Maret 2020 lalu.

Namun, nasib para monyet yang berada di hutan Sangeh tersebut juga harus mendapat perhatian. Dan, kini tanggungjawab itu diambil alih pengelola objek wisata Sangeh.

Pengelola Objek Wisata Sangeh Made Mohon mengatakan, penutupan objek wisata Sangeh dilakukan sejak 21 Maret lalu sampai menunggu perkembangan pandemi Covid-19 berakhir.

“Penutupan sudah dari tanggal 21. Hingga hari ini kami masih tutup,” kata Mohon. Selama penutupan objek wisata Sangeh, untuk urusan pakan monyet tetap terjamin.

Kalau situasi normal kawanan monyet mendapat jatah dua kali makan per hari dari pengelola dan setelah di tutup kini ditambah satu kali.

Jadi, pengelola memberikan pakan monyet tiga kali se hari. “Karena biasanya kalau ada tamu, mereka dapat banyak makan dari tamu.

Tapi, sekarang dengan kondisi seperti ini, kami berikan makan satu kali lagi. Jadi, pagi, siang, dan sore,” beber Mohon.

Kontan dengan kondisi seperti sekarang pakan monyet bertambah. Begitu pula anggaran yang mesti dikeluarkan juga bertambah.

“Biasanya per bulan anggarannya Rp 12 juta. Tapi dengan seperti sekarang, pasti anggarannya lebih banyak,” terangnya.

Kendati dalam masa penutupan tetapi tiap hari ada petugas yang siaga  objek wisata Sangeh. Dari total 21 karyawan yang dipekerjakan, tiap lima orang mendapat shift lima hari sekali.

“Sementara kami bagi dalam shift. Mereka bertugas tiap lima hari sekali. Tiap shift ada lima orang. Sedangkan pengelola tiap pagi ke sini untuk bersih-bersih,” jelasnya.

Dia berharap kondisi ini segera berlalu. Sehingga objek wisata yang menyerap tenaga kerja dari wilayah setempat bisa kembali beroperasi. “Tentunya harapan kami kondisi ini tak berkepanjangan,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/