MANGUPURA – Ayunan kayu yang menjadi ikon Pantai Petitenget, Kuta Utara, Badung, kembali ambruk.
Robohnya ayunan yang didirikan pada pertengahan September 2020 itu diduga karena pasir di bawahnya amblas diterjang ombak.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, ayunan yang teronggok di bibir pantai menjadi tempat nongkrong pengunjung. Banyak pengunjung yang jongkok di atas ayunan.
Camat Kuta Utara, Putu Eka Pramana saat dikonfirmasi menyebut ayunan sebelumnya sudah sempat roboh.
“Dua hari lalu baru saja didirikan lagi dengan alat berat,” ujar Eka. Menurut Eka, arus di pantai Petitenget lumayan keras.
Terutama saat turun hujan. Ombak menghantam hingga ke tepi pantai. Belum lagi loloan (muara sungai) menuju pantai airnya cukup besar.
“Selain ombak besar, loloan (muara sungai) posisinya yang berubah saat hujan lebat membuat ayunan ambruk,” imbuhnya.
Untuk kembali mendirikan ayunan besar tersebut harus menggunakan alat berat. Tidak lama lagi, lanjut Eka, pihak desa adat akan menindaklanjuti ayunan tersebut.
Untuk diketahui, ayunan tersebut dibuat saat ada Festival Petitenget, 14 September 2020 lalu. Ayunan tersebut banyak dimanfaatkan pengunjung untuk berswafoto sambil menikmati pemandangan laut. Momen yang paling menjadi favorit saat sunset.