GEROKGAK – Meski sejumlah objek wisata dan akomodasi pariwisata di kawasan wisata Pemuteran, Gerokgak telah dibuka dan bersertifikasi tatanan kehidupan era baru.
Tapi, kondisi tamu atau wisatawan yang berkunjung ke kawasan yang terkenal dengan konservasi terumbu karang dengan metode biorock masih sepi.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, di Pantai Pemuteran sama sekali tidak ada tampak aktivitas wisata.
Kapal dan perahu, boat yang biasanya membawa para tamu ke tengah laut untuk melihat terumbu karang terparkir mengapung. Pariwisata Pemuteran terlihat lumpuh total.
Ketua Pokdarwis Segara Giri Pemuteran Wawan Ode mengaku kondisi pariwisata tiarap sampai hari ini kendati beberapa objek wisata, hotel,
restoran dan penginapan wisata sudah bersertifikasi tatanan kehidupan era baru yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata.
“Kami di Pariwisata Pemuteran benar terpuruk saat ini. tak dapat berbuat banyak,” keluh Wawan Ode.
Sejatinya strategi memulihkan pariwisata pihaknya sudah lakukan dengan mengacu petunjuk pemerintah.
Membuka usaha akomodasi pariwisata harus bersertifikasi tatanan kehidupan era baru menyangkut protokol Covid-19.
Mulai dari kedatangan tamu menjemput tamu, tenaga kerja harus bebas dari Covid-19, menyediakan kelengkapan prosedur Covid-19 handsanitizer,
tempat cuci tangan, thermogun dan fasilitas lainnya yang mencakup Covid-19. Masih juga belum pulih pariwisata Pemuteran.
“Masalah saat ini tamu yang tak ada. Bagaimana dapat memulihkan ekonomi di pariwisata,” ujarnya.
Memulihkan pariwisata wilayah Gerokgak, Dinas Pariwisata harus memiliki langkah dan strategi khusus.
Bisa saja kawasan pariwisata Pemuteran menjadi karantina elit untuk wisatawan. Buat Pemuteran di Buleleng menjadi pilot project bagaimana pengelolaan pariwisata dengan keamanan penerapan protokol Covid-19.
Dan itu dipromosikan oleh Dinas Pariwisata Buleleng. Artinya memulihkan wisatawan ditengah Covid-19 itu salah satu cara yang bisa dilakukan.
Apalagi Pemuteran dan Buleleng secara umum masuk dalam zona hijau. “Ini salah satu saran kami jika diterima Dinas Pariwisata Pemuteran,” ungkapnya.
Diakuinya, kepercayaan untuk datang kembali berwisata di Bali masih sangat tinggi. Sayangnya mereka tak mau berwisata dengan alasan keamanan Covid-19.
Aman tidak mereka berwisata di Bali. Kemudian ada jaminan tidak dari pemerintah. “Kami berharap pemerintah turun beri dukungan. Tidak hanya memberikan draf dan syarat pariwisata boleh dibuka,” pungkasnya.