TABANAN – Sabtu, 14 Nopember 2020 Politeknik Pariwisata Bali (Poltekpar Bali) kembali menggelar pendampingan desa wisata di Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.
Kegiatan pendampingan lanjutan ini dilakukan dalam bentuk Diskusi Grup Terfokus (FGD) yang mengangkat tema “Tata Kelola Desa Wisata”.
Kepala Desa Cau Belayu I Putu Eka Jayantara menyampaikan apreasiasi kepada Poltekpar Bali atas upayanya terus memberikan
pendampingan kepada Desa Wisata yang secara resmi telah mendapatkan SK Desa Wisata dari Bupati Tabanan pada bulan Agustus 2020 tersebut.
“Dengan dukungan dari berbagai unsur stakeholder seperti pemerintah, masyarakat, industri dan akademisi salah satunya dari Poltekpar Bali,
kami secara bertahap mendapatkan pemahaman dan semangat baru dalam mengembangkan desa wisata,” ujar I Putu Eka Jayantara.
Ni Made Tirtawati, S.Si.,M.Par. selaku Ketua Tim Pendampingan Desa Wisata Poltekpar Bali mengatakan, kegiatan FGD Tata Kelola Desa Wisata
penting untuk dilakukan guna membangun pondasi yang kuat agar pengembangan desa wisata dapat berkelanjutan.
Tirtawati juga menambahkan, bahwa Desa Cau Belayu yang didampingi oleh Poltekpar Bali telah ditetapkan sebagai desa wisata terpilih berdasar hasil
Rapat Koordinasi Seleksi Pendampingan Desa Wisata pada tanggal 6-9 November 2020 di Yogyakarta dan selanjutnya akan divisitasi oleh Tim Juri dari Kemenparekraf RI.
Hal ini tentunya akan berdampak baik bagi Desa Wisata Cau Belayu sebagai desa wisata rintisan untuk memperkenalkan potensi desa pada tingkat nasional.
Kegiatan FGD tata kelola Desa Wisata Cau Belayu difasilitasi oleh akademisi Poltekpar Bali yakni I Gede Gian Saputra,S.Par.,M.Par
sebagai moderator sedangkan narasumber oleh Ida Bagus Gede Agung Widana, SH.,Dipl.TM.,M.Par. dan Dr. I Wayan Mertha, SE.,M.Si.
Pada kesempatan ini turut diundang I Gede Made Sukariyanto, S.Par. Chief Marketing Officer Godevi yang memaparkan sistem pengelolaan paket desa wisata berbasis digital.
Sistem digital ini merupakan bagian dari tata kelola desa wisata Cau Belayu yang kedepannya dikelola secara transparan dan professional.
Poltekpar Bali bersama Desa Cau Belayu berkolaborasi dengan Godevi sebagai marketplace desa wisata untuk ikut melakukan kegiatan exploring, packaging dan presentation dari desa sesuai arahan dari Tim Kemenparekraf.
Hasil kolaborasi ini telah membuahkan hasil berupa video promosi desa wisata Cau Belayu yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan desa wisata kepada calon wisatawannya.
Pada FGD ini, Mertha menyampaikan bahwa tata kelola memiliki fungsi vital dalam kemajuan desa wisata.
“Terlebih dalam tata kelola sangat diperlukan untuk membangun partisipasi masyarakat lokal agar pengembangan pariwisata benar-benar memberikan manfaat positif dimana pariwisata itu berkembang,” imbuhnya.
I Wayan Sumastra selaku Ketua Pokdarwis Desa Cau Belayu mengungkapkan, kegiatan FGD tata kelola ini menjadi momentum bagi semua unsur Desa Cau Belayu
khususnya pelaku wisata yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk memiliki persepsi yang sama terkait pengembangan pariwisata di desa.
“Dengan memiliki persepsi yang sama, kita akan semakin mudah dalam mengembangkan desa wisata, apalagi kalau sudah terbentuk tata kelola yang semakin jelas bentuknya,” kata Sumastra.
Sebagai komitmen dari kegiatan pendampingan, kedepan akan dibentuk pengelola Desa Wisata Cau Belayu dengan terlebih dahulu menyusun roadmap pengembangan desa wisata yang terukur. (rba)