25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:48 AM WIB

Kunjungan Wisatawan Turun, Rancang Tanah Lot Art and Culture Weekend

TABANAN – Untuk mengejar target kunjungan wisatawan, daerah tujuan wisata (DTW) Tanah Lot, Kediri, Tabanan gencar melakukan berbagai kegiatan.

Salah satu yang akan diadakan dalam waktu terdekat adalah Tanah Lot Art And Culture Weekend Event 2018.

Manager operasional DTW Toya Adnyana menyatakan tujuan digelarnya Festival Tanah Lot tidak lain untuk meningkat dan pemulihan jumlah kunjungan wisatawan yang ke Tanah Lot.

Kemudian sebagai media promosi DTW Tanah Lot, di Bali. Pasalnya, berdasar data, terjadi penurunan jumlah kunjungan wisawatan yang datang ke Tanah Lot sejak tahun 2017.

Itu disebabkan oleh situasi bencana di Bali yakni erupsi Gunung Agung. Sehingga banyak wisatawan yang membatal berkunjung ke Bali, salah satunya Tanah Lot.

Berdasar data yang ada jumlah kunjungan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik dan mancanegara tahun 2017 sempat mengalami penurunan dengan persentase 0,78 persen.

Jika dibanding pada tahun 2016 lalu. Karena di tahun 2016 jumlah wisatawan menembus angka 3 juta pengunjung. 

Tahun 2018 dari bulan Januari hingga per 15 Maret sebanyak 441.617 kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara 460.947.

Ini artinya, jumlah kunjungan wisatawan ke tanah lot masih relatif belum terjadi peningkatan. “Faktor penyebab karena ujian sekolah sedang berjalan. Kemudian pengaruh tahun politik di daerah dan faktor cuaca,” ujarnya.

Dijelaskan Toya, festival kali ini anggaran yang disiapkan oleh Badan Pengelola DTW Tanah Lot sebesar Rp 500 juta.

Karena cukup banyak rangkain event yang digelar mulai dari art culture and festival, after sunset illuminated garden (light garde), dan coffe festival.

Untuk art culture and festival dikemas dengan konsep harmonisasi seni tradisi Bali dan visual modern diantaranya interaktif multimedia, permainan lighting dan audio.

Sedangkan after sunset illuminated garden (light garde) dikemas dengan konsep karya seni visula berupa penciptaan ilusi optik.

Dengan menggunakan teknik pencahayaan dan proyeksi yang menampilkan grafis video digital kepada suatu objek. Sehingga mengubah bentuk awalnya menjadi bentuk baru yang berbeda dan fantastis.

Kemudian untuk coffe festival menampilkan hasil BUMDes binaan diantaranya kopi celepuk Jatiluwih, Sri Sedana Munduk Temu,

Batu Sari Batungsel, Tugu Sari Pajahan BUMDes Pujungan dan sajian kopi ungggulan Tabanan yang dikemas dalam format berbayar dan tidak berbayar. 

“Festival ini akan diselenggarakan selama 3 hari mulai dari tanggal 20 sampai 22 April 2018. Untuk target wisatawan tahun 2018 yang berkunjung ke DTW Tanah Lot 2,8 juta,” jelasnya.

“Saat ini kunjungan wisatawan domestik didominasi dari daerah Jawa sedangkan mancanegara didominasi dari wisatawan asal Taiwan,” tambahnya. 

TABANAN – Untuk mengejar target kunjungan wisatawan, daerah tujuan wisata (DTW) Tanah Lot, Kediri, Tabanan gencar melakukan berbagai kegiatan.

Salah satu yang akan diadakan dalam waktu terdekat adalah Tanah Lot Art And Culture Weekend Event 2018.

Manager operasional DTW Toya Adnyana menyatakan tujuan digelarnya Festival Tanah Lot tidak lain untuk meningkat dan pemulihan jumlah kunjungan wisatawan yang ke Tanah Lot.

Kemudian sebagai media promosi DTW Tanah Lot, di Bali. Pasalnya, berdasar data, terjadi penurunan jumlah kunjungan wisawatan yang datang ke Tanah Lot sejak tahun 2017.

Itu disebabkan oleh situasi bencana di Bali yakni erupsi Gunung Agung. Sehingga banyak wisatawan yang membatal berkunjung ke Bali, salah satunya Tanah Lot.

Berdasar data yang ada jumlah kunjungan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik dan mancanegara tahun 2017 sempat mengalami penurunan dengan persentase 0,78 persen.

Jika dibanding pada tahun 2016 lalu. Karena di tahun 2016 jumlah wisatawan menembus angka 3 juta pengunjung. 

Tahun 2018 dari bulan Januari hingga per 15 Maret sebanyak 441.617 kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara 460.947.

Ini artinya, jumlah kunjungan wisatawan ke tanah lot masih relatif belum terjadi peningkatan. “Faktor penyebab karena ujian sekolah sedang berjalan. Kemudian pengaruh tahun politik di daerah dan faktor cuaca,” ujarnya.

Dijelaskan Toya, festival kali ini anggaran yang disiapkan oleh Badan Pengelola DTW Tanah Lot sebesar Rp 500 juta.

Karena cukup banyak rangkain event yang digelar mulai dari art culture and festival, after sunset illuminated garden (light garde), dan coffe festival.

Untuk art culture and festival dikemas dengan konsep harmonisasi seni tradisi Bali dan visual modern diantaranya interaktif multimedia, permainan lighting dan audio.

Sedangkan after sunset illuminated garden (light garde) dikemas dengan konsep karya seni visula berupa penciptaan ilusi optik.

Dengan menggunakan teknik pencahayaan dan proyeksi yang menampilkan grafis video digital kepada suatu objek. Sehingga mengubah bentuk awalnya menjadi bentuk baru yang berbeda dan fantastis.

Kemudian untuk coffe festival menampilkan hasil BUMDes binaan diantaranya kopi celepuk Jatiluwih, Sri Sedana Munduk Temu,

Batu Sari Batungsel, Tugu Sari Pajahan BUMDes Pujungan dan sajian kopi ungggulan Tabanan yang dikemas dalam format berbayar dan tidak berbayar. 

“Festival ini akan diselenggarakan selama 3 hari mulai dari tanggal 20 sampai 22 April 2018. Untuk target wisatawan tahun 2018 yang berkunjung ke DTW Tanah Lot 2,8 juta,” jelasnya.

“Saat ini kunjungan wisatawan domestik didominasi dari daerah Jawa sedangkan mancanegara didominasi dari wisatawan asal Taiwan,” tambahnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/