29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:47 AM WIB

TERUNGKAP FAKTA! Pengeluaraan Turis Tiongkok Paling Rendah di Bali

DENPASAR – Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (Gipi) Bali mengatakan, tahun 2017, total kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) Tiongkok ke berbagai negara di dunia mencapai 127 juta wisatawan.

 Sementara jumlah wisman Tiongkok yang ke Indonesia, mencapai 1,9 juta. Dari total 1,9 juta wisatawan Tiongkok yang ke Indonesia pada tahun 2017, 1,3 juta wisatawan berkunjung ke Bali.

Ketua Gipi Bali IB Agung Partha Adnyana mengatakan, total pengeluaran turis Tiongkok mencapai USD 2,611 juta pada tahun 2016, lebih tinggi dibanding total pengeluaran dari wisatawan asal Australia yang mencapai USD 1,236 juta.

Tingginya pengeluaran wisman Tiongkok karena dari segi kunjungan mengalami peningkatan dan menggeser wisman asal Australia.

Pada tahun 2017, di Bali, wisman asal Tiongkok menjadi pasar utama dengan pangsa 24 persen dari total wisman.

“Rata-rata pertumbuhan kunjungan turis Tiongkok ke berbagai negara di seluruh dunia mencapai 13,30 persen,” ujar IB Partha Adnyana.

Yang menarik, kata dia, rata-rata pertumbuhan kedatangan turis ke Indonesia dan ke Bali, lebih tinggi dibanding rata-rata global yaitu masing-masing sebesar 22,39 persen (yoy) dan 28,50 persen (yoy) untuk periode yang sama. 

Masalahnya, meski turis Tiongkok membanjiri berbagai negara, termasuk Indonesia, khususnya Bali, penerimaan devisa dari wisman negeri Panda ini rendah.

Dengan jumlah kunjungan wisatawan yang sangat banyak, namun rata-rata pengeluaran dari wisatawan Tiongkok tersebut masih lebih rendah di banding wisatawan negara lain.

“Di Bali, rata-rata pengeluaran wisatawan Tiongkok hanya Rp 9,6 juta, lebih rendah dibanding rata-rata pengeluaran wisatawan Australia, Eropa, dan Jepang serta wisman lainnya,” katanya. 

Pria yang akrab disapa Gus Agung ini menjelaskan, rendahnya rata-rata pengeluaran wisatawan Tiongkok ini menyebabkan penerimaan devisa dari sektor pariwisata tidak bisa optimal.

Dimana pengeluaran wisman Tiongkok di Indonesia secara rata-rata sebesar 965 dolar, lebih rendah dibanding pengeluaran wisman Tiongkok di Thailand yang mencapai 2.026 dolar pada tahun 2017.

“Pengeluaran wisman Tiongkok di Indonesia juga masih lebih rendah dibanding rata-rata pengeluaran wisman lain yang sebesar 1.170 dolar per sekali stay,” bebernya.

 

DENPASAR – Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (Gipi) Bali mengatakan, tahun 2017, total kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) Tiongkok ke berbagai negara di dunia mencapai 127 juta wisatawan.

 Sementara jumlah wisman Tiongkok yang ke Indonesia, mencapai 1,9 juta. Dari total 1,9 juta wisatawan Tiongkok yang ke Indonesia pada tahun 2017, 1,3 juta wisatawan berkunjung ke Bali.

Ketua Gipi Bali IB Agung Partha Adnyana mengatakan, total pengeluaran turis Tiongkok mencapai USD 2,611 juta pada tahun 2016, lebih tinggi dibanding total pengeluaran dari wisatawan asal Australia yang mencapai USD 1,236 juta.

Tingginya pengeluaran wisman Tiongkok karena dari segi kunjungan mengalami peningkatan dan menggeser wisman asal Australia.

Pada tahun 2017, di Bali, wisman asal Tiongkok menjadi pasar utama dengan pangsa 24 persen dari total wisman.

“Rata-rata pertumbuhan kunjungan turis Tiongkok ke berbagai negara di seluruh dunia mencapai 13,30 persen,” ujar IB Partha Adnyana.

Yang menarik, kata dia, rata-rata pertumbuhan kedatangan turis ke Indonesia dan ke Bali, lebih tinggi dibanding rata-rata global yaitu masing-masing sebesar 22,39 persen (yoy) dan 28,50 persen (yoy) untuk periode yang sama. 

Masalahnya, meski turis Tiongkok membanjiri berbagai negara, termasuk Indonesia, khususnya Bali, penerimaan devisa dari wisman negeri Panda ini rendah.

Dengan jumlah kunjungan wisatawan yang sangat banyak, namun rata-rata pengeluaran dari wisatawan Tiongkok tersebut masih lebih rendah di banding wisatawan negara lain.

“Di Bali, rata-rata pengeluaran wisatawan Tiongkok hanya Rp 9,6 juta, lebih rendah dibanding rata-rata pengeluaran wisatawan Australia, Eropa, dan Jepang serta wisman lainnya,” katanya. 

Pria yang akrab disapa Gus Agung ini menjelaskan, rendahnya rata-rata pengeluaran wisatawan Tiongkok ini menyebabkan penerimaan devisa dari sektor pariwisata tidak bisa optimal.

Dimana pengeluaran wisman Tiongkok di Indonesia secara rata-rata sebesar 965 dolar, lebih rendah dibanding pengeluaran wisman Tiongkok di Thailand yang mencapai 2.026 dolar pada tahun 2017.

“Pengeluaran wisman Tiongkok di Indonesia juga masih lebih rendah dibanding rata-rata pengeluaran wisman lain yang sebesar 1.170 dolar per sekali stay,” bebernya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/