RadarBali.com – Berbagai upaya dilakukan oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng untuk meningkatkan kunjungan para wisatawan ke bumi Panji Sakti tersebut.
Salah satunya dengan menggandeng Google Asia Pasifik. Sayang dalam perjalanan ternyata muncul kendala seperti sinyal dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Pihak Dispar Buleleng awalnya ingin memudahkan para wisatawan untuk berkunjung ke tempat Daerah Tujuan Wisata (DTW).
Jumlah DTW yang dimilik Buleleng pun cukup banyak, yakni 86 tempat wisata. Untuk itu, pihaknya menggandeng Google Asia Pasifik dengan program aplikasi Google Map.
Namun nyatanya, dari 86 DTW yang dimiliki oleh Buleleng, baru 41 DTW saja yang tercover Google Map.
“Persoalan sinyal memang menjadi kendala. Seperti di Desa Munduk yang sulit diakses dengan menggunakan Google Map,” ujar Kepala Dispar Buleleng, Nyoman Sutrisna kemarin (17/11).
Untuk memecahkan hal tersebut, pihaknya masih mencari solusi agar bisa di akses termasuk juga mempersiapkan SDM yang dapat mengoperasikan aplikasi tersebut.
“Kami minta Google Asia Pasifik untuk membantu Buleleng untuk mempromosikan 86 DTW yang ada. Tentu dengan konsekuensi, harus melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap pengelola obyek wisata agar melek android,” tuturnya.
Diketahui dalam pemberitaan sebelumnya, dengan menggunakan Google Map untuk menelusuri DTW, maka para pengunjung bisa mengakses 360 derajat destinasi wisata di Buleleng yang menarik.
Sehingga, sebelum memutuskan berkunjung ke lokasi, wisatawan bisa mengenal lebih awal DTW sebelum dikunjungi.