CELUKAN BAWANG – Pelabuhan Celukan Bawang masih menjadi lokasi favorit kapal pesiar berlabuh di pesisir Bali. Kemarin (21/1) kapal pesiar MS. Maasdam yang berlabuh di Celukan Bawang.
Maasdam menjadi kapal pesiar kedua yang berlabuh di Buleleng, setelah kapal pesiar MV. Genting Dream berlabuh pada Selasa (16/1) pekan lalu.
Kapal pesiar itu berlabuh sekitar pukul 06.30 pagi. Kapal tersebut diketahui tengah menjalani rute perjalanan keliling wilayah Asia-Pasifik sejak medio Desember lalu.
Kapten kapal Arno Jutten disebut mengendalikan kapal MS. Maasdam dari Sydney hingga berakhir di Singapura. Selama melintas di Indonesia, kapal Maasdam berlabuh di sejumlah lokasi.
Sebelum lego jangkar di Celukan Bawang, kapal sempat sandar di Makassar. Selanjutnya kapal akan angkat sauh pada pukul 19.30 petang dan merapat ke Probolinggo.
Total ada 1.050 orang penumpang yang diangkut kapal pesiar tersebut. Sebagian besar berasal dari Australias, Amerika Serikat, Kanada, dan Perancis.
Saat berlabuh di Buleleng, ada 323 orang wisatawan yang memutuskan melakukan perjalanan wisata di Buleleng.
Paket perjalanan wisata yang ditawarkan pun beragam. Mulai dari paket city tour Kota Singaraja, kunjungan ke Danau Buyan dan Tamblingan, hingga wisata bawah air di perairan Pulau Menjangan.
Itu belum termasuk wisatawan yang menggunakan jasa travel freelance. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, MS. Maasdam baru pertama kalinya berlabuh di Buleleng.
Menurutnya, bukan perkara mudah melobi manajemen Holland America Line (HAL), agar kapal pesiarnya bisa berlabuh di Buleleng.
“Mereka punya persyaratan yang sangat ketat. Mulai fasilitas di pelabuhan, kondisi destinasi, sampai minat wisatawan itu diidentifikasi. Kami sangat bersyukur kapal ini bersedia berlabuh di Buleleng,” kata Sutrisna.
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, kedatangan kapal pesiar ke Buleleng akan memantik pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata.
Terlebih dalam sebulan, ada dua hingga tiga kapal pesiar yang berlabuh di Buleleng. “Kita harus bisa menjual destinasi dengan baik.
Sehingga wisatawan betah di sini, dan bisa tinggal lebih lama. Jadi kita bisa menggerakkan perekonomian kita,” ujar Agus.