26.6 C
Jakarta
24 April 2024, 22:59 PM WIB

Ceking Rice Terrace Jadi Idola Turis Domestik saat Pandemi-19

GIANYAR – Wisata dengan pemandangan sawah yang hijau dan memanjakan mata tak hanya bisa dinikmati wilayah Tabanan.

Di Gianyar sendiri juga memiliki wisata dengan menawarkan panorama yang sama. Ceking Rice Terrace, salah satunya.

Berada di wilayah Desa Adat Tegalalang, Gianyar ini kian ramai dikunjungi para wisatawan domestik maupun asing. Namun, belum normal seperti sediakala.

Diketahui sebelumnya, objek wisata ini dikelola oleh Pemda Gianyar, namun sejak 2011 dikelola oleh Desa Adat Tegalalang. Dampak pandemi Covid- 19 sangat mempengaruhi kondisi perekonomian di Tegalalang ini.

“Kalau sebelum Covid-19, pemasukan bisa Rp 10 juta sampai Rp 15 juta juta per hari. Itu dari parkir saja. Setelah Covid melanda, penghasilan perhari cuma Rp 1 juta,” ujar salah seorang pekerja di ceking saat di temui Radarbali.id, Minggu (23/8).

Dampaknya, para pekerja hanya mampu digaji 40 persen atau Rp 500 ribu per kepala saat pandemi ini. Di Ceking Rice Terrace ini para pekerjannya dari desa Tegalalang sendiri, dimana masing-masing banjar dijatah 4 orang.

Meski begitu, pantauan di lapangan memperlihatkan para wisatawan masih tetap berdatangan meski padi belum tumbuh sempurna. “Kalau mau bagus, empat bulan lagi, baru padinya tumbuh,” pungkasnya. 

GIANYAR – Wisata dengan pemandangan sawah yang hijau dan memanjakan mata tak hanya bisa dinikmati wilayah Tabanan.

Di Gianyar sendiri juga memiliki wisata dengan menawarkan panorama yang sama. Ceking Rice Terrace, salah satunya.

Berada di wilayah Desa Adat Tegalalang, Gianyar ini kian ramai dikunjungi para wisatawan domestik maupun asing. Namun, belum normal seperti sediakala.

Diketahui sebelumnya, objek wisata ini dikelola oleh Pemda Gianyar, namun sejak 2011 dikelola oleh Desa Adat Tegalalang. Dampak pandemi Covid- 19 sangat mempengaruhi kondisi perekonomian di Tegalalang ini.

“Kalau sebelum Covid-19, pemasukan bisa Rp 10 juta sampai Rp 15 juta juta per hari. Itu dari parkir saja. Setelah Covid melanda, penghasilan perhari cuma Rp 1 juta,” ujar salah seorang pekerja di ceking saat di temui Radarbali.id, Minggu (23/8).

Dampaknya, para pekerja hanya mampu digaji 40 persen atau Rp 500 ribu per kepala saat pandemi ini. Di Ceking Rice Terrace ini para pekerjannya dari desa Tegalalang sendiri, dimana masing-masing banjar dijatah 4 orang.

Meski begitu, pantauan di lapangan memperlihatkan para wisatawan masih tetap berdatangan meski padi belum tumbuh sempurna. “Kalau mau bagus, empat bulan lagi, baru padinya tumbuh,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/