28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:13 AM WIB

Cafe Kopi Hits di Kintamani, Tapi Tak Punya IMB dan Setor ke Petugas

KINTAMANI – Objek wisata di Kintamani kini menjadi viral di media sosial. Salah satu penyebabnya adalah ramainya cafe atau kedai kopi yang menawarkan keindahan alam.

Di Kintamani mata kita memang dimanjakan oleh tiga gunung, yakni Gunung Batur, Gunung Abang dang Gunung Agung. Selain itu, hamparan Danau Batur juga menambah eksotis bila terlihat dari atas.

Nah, cafe-cafe ini begitu tumbuh menjamur. Wisatawan pun ramai mengunjungi cafe-cafe ini. Namun siapa sangka, sumber Radarbali.id menyebut bangunan-bangunan ini diduga tak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

“Iya. Warung-warung kopi di Kintamani ini mayoritas tak memiliki IMB,” kata sumber yang enggan namanya ditulis.

Kabarnya, kondisi ini sudah didengar Gubernur Bali Wayan Koster. Namun, Koster memilih menyerahkan hal ini kepada Bupati Bangli.

“Kan tak mengikuti RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah). Bagaimana bisa bangunan-bangunan ini (cafe kopi) bisa memanfaatkan sepadan jurang dan membangun bangunan?” imbuh sumber terpercaya ini.

Hal ini tentu juga membahayakan para pengunjung jika jumlahnya semakin ramai. Lalu mengapa masih bisa tetap berjalan usaha ini?

“Yang saya dengar, warung-warung kopi ini nyetor ke petugas. Sampai puluhan juta rupiah nilainya,” bebernya. 

KINTAMANI – Objek wisata di Kintamani kini menjadi viral di media sosial. Salah satu penyebabnya adalah ramainya cafe atau kedai kopi yang menawarkan keindahan alam.

Di Kintamani mata kita memang dimanjakan oleh tiga gunung, yakni Gunung Batur, Gunung Abang dang Gunung Agung. Selain itu, hamparan Danau Batur juga menambah eksotis bila terlihat dari atas.

Nah, cafe-cafe ini begitu tumbuh menjamur. Wisatawan pun ramai mengunjungi cafe-cafe ini. Namun siapa sangka, sumber Radarbali.id menyebut bangunan-bangunan ini diduga tak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

“Iya. Warung-warung kopi di Kintamani ini mayoritas tak memiliki IMB,” kata sumber yang enggan namanya ditulis.

Kabarnya, kondisi ini sudah didengar Gubernur Bali Wayan Koster. Namun, Koster memilih menyerahkan hal ini kepada Bupati Bangli.

“Kan tak mengikuti RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah). Bagaimana bisa bangunan-bangunan ini (cafe kopi) bisa memanfaatkan sepadan jurang dan membangun bangunan?” imbuh sumber terpercaya ini.

Hal ini tentu juga membahayakan para pengunjung jika jumlahnya semakin ramai. Lalu mengapa masih bisa tetap berjalan usaha ini?

“Yang saya dengar, warung-warung kopi ini nyetor ke petugas. Sampai puluhan juta rupiah nilainya,” bebernya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/