29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:25 AM WIB

Ocupancy Hotel di Buleleng Turun Karena Corona, Pengelola Mulai Pusing

SINGARAJA – Merebaknya virus corona di wilayah Asia, mulai berdampak pada pariwisata di Buleleng.

Meski tak berdampak signifikan, beberapa pengelola hotel mengaku mulai pusing karena virus tersebut.

Sebab terjadi penurunan tingkat hunian hotel. Badan Pengurus Cabang Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Buleleng hingga kini menerima pengaduan dari beberapa pengelola hotel.

Konon ratusan kamar hotel terpaksa dibatalkan, karena masifnya penyebaran virus tersebut. Ketua BPC PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa mengatakan, merebaknya virus tersebut memang tak berdampak terlalu signifikan terhadap pariwisata Buleleng.

Hanya saja, tingkat hunian hotel dan penginapan di Buleleng kini mulai terdampak. “Sampai bulan Februari saja, saya menerima laporan ada 600 room night yang dibatalkan. Memang tidak semua (pembatalan) itu dari Tiongkok. Tapi masih terkait dengan virus corona ini,” kata Suardipa.

Menurut Suardipa, pembatalan hunian itu juga dilakukan oleh wisatawan dari Eropa dan Amerika. “Mereka masih takut bepergian ke Asia, karena virus Corona,” imbuhnya.

Lebih lanjut Suardipa mengatakan, tingkat kunjungan wisatawan di Buleleng memang sangat didominasi wisatawan Eropa dan Amerika.

Porsi wisatawan Tiongkok, disebut tak lebih dari 15 persen. Meski porsinya relatif sedikit, namun kunjungan wisatawan Tiongkok terus menunjukkan trend peningkatan dari tahun ke tahun.

Ia pun berharap pemerintah bisa mengambil langkah strategis untuk mengatasi lesunya industri pariwisata.

Salah satunya dengan mengoptimalkan potensi pariwisata dari sektor MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition).

“Wisatawan domestik juga punya peran yang besar. Kami akan berupaya mengambil pasar domestik, untuk menutupi penurunan kunjungan wisatawan dari Tiongkok,” tandas Suardipa. 

SINGARAJA – Merebaknya virus corona di wilayah Asia, mulai berdampak pada pariwisata di Buleleng.

Meski tak berdampak signifikan, beberapa pengelola hotel mengaku mulai pusing karena virus tersebut.

Sebab terjadi penurunan tingkat hunian hotel. Badan Pengurus Cabang Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Buleleng hingga kini menerima pengaduan dari beberapa pengelola hotel.

Konon ratusan kamar hotel terpaksa dibatalkan, karena masifnya penyebaran virus tersebut. Ketua BPC PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa mengatakan, merebaknya virus tersebut memang tak berdampak terlalu signifikan terhadap pariwisata Buleleng.

Hanya saja, tingkat hunian hotel dan penginapan di Buleleng kini mulai terdampak. “Sampai bulan Februari saja, saya menerima laporan ada 600 room night yang dibatalkan. Memang tidak semua (pembatalan) itu dari Tiongkok. Tapi masih terkait dengan virus corona ini,” kata Suardipa.

Menurut Suardipa, pembatalan hunian itu juga dilakukan oleh wisatawan dari Eropa dan Amerika. “Mereka masih takut bepergian ke Asia, karena virus Corona,” imbuhnya.

Lebih lanjut Suardipa mengatakan, tingkat kunjungan wisatawan di Buleleng memang sangat didominasi wisatawan Eropa dan Amerika.

Porsi wisatawan Tiongkok, disebut tak lebih dari 15 persen. Meski porsinya relatif sedikit, namun kunjungan wisatawan Tiongkok terus menunjukkan trend peningkatan dari tahun ke tahun.

Ia pun berharap pemerintah bisa mengambil langkah strategis untuk mengatasi lesunya industri pariwisata.

Salah satunya dengan mengoptimalkan potensi pariwisata dari sektor MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition).

“Wisatawan domestik juga punya peran yang besar. Kami akan berupaya mengambil pasar domestik, untuk menutupi penurunan kunjungan wisatawan dari Tiongkok,” tandas Suardipa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/