25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:32 AM WIB

Woww…Mampu Menarik 60 Ribu Turis, Potensi Wisata TNBB Rp 10 Miliar

NEGARA – Semakin bertambahnya populasi Curik Bali (Leucopsar rothschildi) sebagai burung endemic Taman Nasional Bali Barat (TNBB) menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Peluang itu kini ditangkap oleh masyarakat yang ada di tiga desa penyanding untuk meningkatkan perekonomian dengan pengembangan ekowisata.

Pengembangan ekowisata curik Bali berbasis masyarakat antar stakeholder yang digarap tiga desa penyanding yakni Gilimanuk, Blimbingsari, Melaya,

dan Sumberklampok, Gerokgak, Buleleng itu, dibahas dalam rapat koordinasi sekaligus di launching di aula Balai TNBB.

Kepala TNBB Agus Ngurah Krisna Kepakisan menyatakan, saat ini perkembangan curik Bali di alam liar semakin bertambah dan data terakhir ada 141 ekor.

Selain itu, curik Bali juga sudah berhasil ditangkarkan oleh masyarakat di tiga desa penyanding tersebut.

Selain curik Bali, TNBB memiliki potensi wisata yang sangat besar dan sudah mampu menarik wisatwan sebanyak 60 ribu orang dengan pemasukan sampai Rp 10 miliar.

“Kita melihat ada peluang ekonomi untuk masyarakat. Peluang itu masih sangat banyak selain atraksi sumber daya alam, juga potensi yang ada di tiga desa itu,” ungkap Agus Ngurah Krisna Kepakisan.

Melihat besarnya peluang itu, maka ketiga desa penyanding tersebut lalu mewujudkan ekowisata curik Bali berbasis masyarakat antarstakeholder ini dilakukan dengan persiapan matang.

“Kami bersama berbagai pihak terus mendampingi dan membina kertiga desa itu untuk membuat paket – paket  wisata yang memanfaatkan potensi yang ada di desa.

Paket ini kita tawarkan kepada wisatawan melalui kelompok masyarakat (Pokmas) yang bergerak di pariwisata, operator serta pelaku pariwisata,” jelasnya.

Ditambahkan, secara garis besar, kata Krisna Kepakisan, ketiga desa penyanding itu memiliki berbagai potensi unggulan.

Seperti Gilimanuk yang memiliki teluk Gilimanuk, wisata mangrove, diving dan kuliner.

Desa Wisata Blimbingsari, memiliki potensi kehidupan petani, pembuat gula aren, kebun cokelat dan keindahan desa. Sementara Desa Sumberkelampok memiliki potensi pertanian dan penangkaran curik Bali.

“Untuk curik Bali sekarang sudah bisa dilihat di ketiga desa itu. Curik Bali itu ditangkarkan oleh masyarakat.

Selain itu masyarakat juga visa menjadi pemandu wisatawan serta menyediakan akomodasi sehingga masyarakat juga akan ikut menjaga kelestarian alam dan curik Bali,” jelasnya.

NEGARA – Semakin bertambahnya populasi Curik Bali (Leucopsar rothschildi) sebagai burung endemic Taman Nasional Bali Barat (TNBB) menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Peluang itu kini ditangkap oleh masyarakat yang ada di tiga desa penyanding untuk meningkatkan perekonomian dengan pengembangan ekowisata.

Pengembangan ekowisata curik Bali berbasis masyarakat antar stakeholder yang digarap tiga desa penyanding yakni Gilimanuk, Blimbingsari, Melaya,

dan Sumberklampok, Gerokgak, Buleleng itu, dibahas dalam rapat koordinasi sekaligus di launching di aula Balai TNBB.

Kepala TNBB Agus Ngurah Krisna Kepakisan menyatakan, saat ini perkembangan curik Bali di alam liar semakin bertambah dan data terakhir ada 141 ekor.

Selain itu, curik Bali juga sudah berhasil ditangkarkan oleh masyarakat di tiga desa penyanding tersebut.

Selain curik Bali, TNBB memiliki potensi wisata yang sangat besar dan sudah mampu menarik wisatwan sebanyak 60 ribu orang dengan pemasukan sampai Rp 10 miliar.

“Kita melihat ada peluang ekonomi untuk masyarakat. Peluang itu masih sangat banyak selain atraksi sumber daya alam, juga potensi yang ada di tiga desa itu,” ungkap Agus Ngurah Krisna Kepakisan.

Melihat besarnya peluang itu, maka ketiga desa penyanding tersebut lalu mewujudkan ekowisata curik Bali berbasis masyarakat antarstakeholder ini dilakukan dengan persiapan matang.

“Kami bersama berbagai pihak terus mendampingi dan membina kertiga desa itu untuk membuat paket – paket  wisata yang memanfaatkan potensi yang ada di desa.

Paket ini kita tawarkan kepada wisatawan melalui kelompok masyarakat (Pokmas) yang bergerak di pariwisata, operator serta pelaku pariwisata,” jelasnya.

Ditambahkan, secara garis besar, kata Krisna Kepakisan, ketiga desa penyanding itu memiliki berbagai potensi unggulan.

Seperti Gilimanuk yang memiliki teluk Gilimanuk, wisata mangrove, diving dan kuliner.

Desa Wisata Blimbingsari, memiliki potensi kehidupan petani, pembuat gula aren, kebun cokelat dan keindahan desa. Sementara Desa Sumberkelampok memiliki potensi pertanian dan penangkaran curik Bali.

“Untuk curik Bali sekarang sudah bisa dilihat di ketiga desa itu. Curik Bali itu ditangkarkan oleh masyarakat.

Selain itu masyarakat juga visa menjadi pemandu wisatawan serta menyediakan akomodasi sehingga masyarakat juga akan ikut menjaga kelestarian alam dan curik Bali,” jelasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/