DENPASAR – Untuk melestarikan tradisi kuliner, masyarakat Sunda, Jawa Barat menggelar festival Liwet di Denpasar, tepatnya di Gedung Narigraha, Renon, Denpasar, Minggu (28/7) kemarin.
Setidaknya ada 27 kelompok yang ambil bagian dalam festival tersebut. Tidak sekadar festival, sajian nasi liwet yang diikutsertakan ini juga dilombakan.
Tidak hanya cita rasa, cara penyajian hingga vlfariasi lauk dan lalap yang disajikan juga menjadi kriteria penilaian juri.
Ketua ISKJB H. Uyun Suhanda mengatakan, Festival Liwet ini merupakan serangkain peringatan hari jadi Badan Musyawarah Urang Sunda (BAMUS) Bali ke-9, Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Bali ke-4, dan Ikatan Silaturahmi Keluarga Jawa Barat (ISKJB) ke-32 ini.
“Tujuan festival ini selain melestraikan tradisi, juga untuk memotivasi agar warga Bali khususnya keturunan Sunda gemar dengan masakan khas asal Jawa Barat ini,” katanya saat diwawancara di sela kegiatan.
Dijelaskannya bahwa nasi liwet adalah kuliner yang sudah ada turun temurun. Karena sudah menjadi adat budaya bahwa liwet itu kini sudah dinikmati oleh seluruh masyarakat Jawa Barat baik yang ada di pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa.
Secara historis, nasi liwet sendiri berawal dari kebiasaan masyarakat Sunda yang berbekal nasi saat bekerja di perkebunan.
“Dan, untuk memudahkan membawa makanan sebagai bekal, nasi ini pun dimasak sekaligus dengan lauk pauk dan di tempatkan
ke dalam sebuah wadah berupa panci. Di dalam satu panci akan ada lauk dan juga lalap atau sayuran bersama nasi,” tambahnya.
Dalamkesempatan itu, musisi senior asal Jawa Barat, Acil Bimbo juga tampak hadir dalam festival tersebut.
Selain mengisi acara dia juga memberikan apresiasiasinya dan mendukung penuh kegiatan tersebut.
“Saya rasa Bali dengan Sunda memiliki kedekatan. Dan ini sangat positif, sehingga bisa memberikan kekuatan serta sinergi dalam hal budaya,” tandas Bimbo.