27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 7:14 AM WIB

Diincar Pengembang, Subak Pakel Dijadikan Objek Wisata

DENPASAR – Luas lahan di Denpasar setiap tahun terus menyusut. Salah satu penyebabnya adalah alih fungsi lahan secara masif, dari lahan terbuka menjadi perumahan.

Salah satu kawasan yang banyak diincar investor adalah Desa Ubung Kaja. Hal itu terungkap dalam acara penyuluhan Dinas Pariwisata Kota Denpasar.

Perbekel Desa Ubung Kaja, Wayan Mirta mengatakan bahwa seluruh steakholder di Desa Ubung Kaja ingin menjadikan Subak Pakel sebagai objek wisata.

Hal itu dilakukan karena lahannya cukup luas yakni sebanyak 63 hektare. “Tanah di sana diminati oleh banyak pengembang properti.

Agar lahan sawah di  subak ini tidak habis maka kita harus berpikir bagaimana cara mempertahankannya,” ujar Mirta kemarin.

Salah satu caranya, lanjut Mirta,  yakni dengan menjadikan objek wisata agrikuktural yang menyajikan objek wisata sekaligus menanamkan nilai budaya leluhur dalam bertani.

Lebih lanjut dijelaskan, sebuah desa indetik dengan adanya sawah, sungai, maupun ladang. Untuk mendukung maksimalnya

objek wisata Subak Pakel tersebut pihaknya berencana membentuk kelompok tani perkotaan yang memiliki konsep petani ala kota atau urban farming.

Selain itu, juga akan membuat desain desa wisata. Pihaknya juga akan membuat konsep wisata yang menggugah adrenalin. Urban farming juga akan diubah agar tidak bertani padi saja.

Dengan cara itu ia yakin maka penghasilan petani dari sekian hare lahan akan menghasilkan lebih dari pada petani padi biasa.

Pengelolahan subak dengan metode seperti ini tentunya akan dapat menambah PAD. Serta tanah milik masyarakat bisa bernilai lebih untuk masyarakat sendiri.

“Selain itu akan lahir petani- petani muda dan membuat konsep pemikiran baru kepada para petani seperti daerah maju lainnya,” paparnya. 

Sementara itu, Kadis Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani mengatakan, komitmen Pemerintah Kota Denpasar mengembangkan sektor pariwisata yang berwawasan budaya terus digencarkan.

Salah satunya dengan pelestarian subak. Mengingat, subak telah dinyatakan sebagai warisan dunia oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) tahun 2012.

Selain itu, sebelumnya Pemkot Denpasar telah sukses menata Subak Sembung, Subak Angabaya serta beberapa subak lainya sebagai objek wisata pertanian di Kota Denpasar.

“Pengembangan wisata pertanian di Kota Denpasar dapat menjadi sarana pelestarian subak sebagai warisan pengairan leluhur masyarakat Bali di bidang pertanian,” ungkap Dezire.

Di sisi lain, Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, IB Alit Surya Antara dalam laporanya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk menggali,

mengembangkan, memanfaatkan, sekaligus memelihara berbagai potenasi wisata yang ada di Kota Denpasar.

Sehingga, ke depan dengan maksimalnya pemanfaatan potensi wisata juga turut berdampak pada peningkatan kunjungan wisata di Kota Denpasar.

DENPASAR – Luas lahan di Denpasar setiap tahun terus menyusut. Salah satu penyebabnya adalah alih fungsi lahan secara masif, dari lahan terbuka menjadi perumahan.

Salah satu kawasan yang banyak diincar investor adalah Desa Ubung Kaja. Hal itu terungkap dalam acara penyuluhan Dinas Pariwisata Kota Denpasar.

Perbekel Desa Ubung Kaja, Wayan Mirta mengatakan bahwa seluruh steakholder di Desa Ubung Kaja ingin menjadikan Subak Pakel sebagai objek wisata.

Hal itu dilakukan karena lahannya cukup luas yakni sebanyak 63 hektare. “Tanah di sana diminati oleh banyak pengembang properti.

Agar lahan sawah di  subak ini tidak habis maka kita harus berpikir bagaimana cara mempertahankannya,” ujar Mirta kemarin.

Salah satu caranya, lanjut Mirta,  yakni dengan menjadikan objek wisata agrikuktural yang menyajikan objek wisata sekaligus menanamkan nilai budaya leluhur dalam bertani.

Lebih lanjut dijelaskan, sebuah desa indetik dengan adanya sawah, sungai, maupun ladang. Untuk mendukung maksimalnya

objek wisata Subak Pakel tersebut pihaknya berencana membentuk kelompok tani perkotaan yang memiliki konsep petani ala kota atau urban farming.

Selain itu, juga akan membuat desain desa wisata. Pihaknya juga akan membuat konsep wisata yang menggugah adrenalin. Urban farming juga akan diubah agar tidak bertani padi saja.

Dengan cara itu ia yakin maka penghasilan petani dari sekian hare lahan akan menghasilkan lebih dari pada petani padi biasa.

Pengelolahan subak dengan metode seperti ini tentunya akan dapat menambah PAD. Serta tanah milik masyarakat bisa bernilai lebih untuk masyarakat sendiri.

“Selain itu akan lahir petani- petani muda dan membuat konsep pemikiran baru kepada para petani seperti daerah maju lainnya,” paparnya. 

Sementara itu, Kadis Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani mengatakan, komitmen Pemerintah Kota Denpasar mengembangkan sektor pariwisata yang berwawasan budaya terus digencarkan.

Salah satunya dengan pelestarian subak. Mengingat, subak telah dinyatakan sebagai warisan dunia oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) tahun 2012.

Selain itu, sebelumnya Pemkot Denpasar telah sukses menata Subak Sembung, Subak Angabaya serta beberapa subak lainya sebagai objek wisata pertanian di Kota Denpasar.

“Pengembangan wisata pertanian di Kota Denpasar dapat menjadi sarana pelestarian subak sebagai warisan pengairan leluhur masyarakat Bali di bidang pertanian,” ungkap Dezire.

Di sisi lain, Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, IB Alit Surya Antara dalam laporanya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk menggali,

mengembangkan, memanfaatkan, sekaligus memelihara berbagai potenasi wisata yang ada di Kota Denpasar.

Sehingga, ke depan dengan maksimalnya pemanfaatan potensi wisata juga turut berdampak pada peningkatan kunjungan wisata di Kota Denpasar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/