31.8 C
Jakarta
19 November 2024, 22:40 PM WIB

Penjualan Turun, Produsen Minyak Tandusan Turunkan Harga Jual

SEMARAPURA – Mewabahnya virus corona menyebabkan sebagian besar sekotor usaha melesu. Tidak terkecuali usaha produksi minyak goreng tradisional khas Bali, yakni minyak tandusan di Desa Sulang, Kecamatan Dawan.

Tidak tanggung-tanggung, penurunan penjualan mencapai 50 persen. Akibat menurunnya penjualan, produsen minyak tandusan pun terpaksa menurunkan harga produknya agar tetap bisa laku di pasaran.

Salah seorang produsen minyak tandusan di Desa Sulang, I Wayan Rasta, 42, mengungkapkan, diproduksi secara

tradisional dan memiliki aroma serta rasa yang khas, minyak tandusan banyak dibeli warga untuk menambah kenikmatan rasa masakannya.

Terutama saat membuat sambal. Lantaran proses produksi yang masih tradisional dan cita rasa yang khas, tidak heran bila harga minyak tandusan lebih mahal daripada minyak goreng pabrikan pada umumnya.

“Normalnya harga minyak tandusan itu Rp 15 ribu per botol ukuran 600 ml,” ungkapnya. Lantaran banyak dicari, dia mengaku bisa menjual sebanyak 20 botol minyak tandusan dalam sehari.

Namun, sejak virus korona mewabah, hanya 10 botol per hari saja yang bisa terjual. Bahkan minyak tandusan baru bisa terjual sebanyak itu setelah dia memutuskan untuk menurunkan harga produknya itu.

“Harganya saya turunkan Rp 3 ribu per botol. Sekarang saya jual dengan harga Rp 12 ribu per botol,” terang pria yang sudah memulai bisnis produksi minyak tandusan sejak 10 tahun yang lalu itu

Lebih lanjut dia mengungkapkan, untuk ketersediaan bahan baku seperti kepala sampai saat ini masih aman.

Menurutnya, untuk memproduksi 20 botol minyak tandusan membutuhkan kelapa sekitar 150 buah.

“Walau kondisinya seperti ini, saya masih mempertahankan pekerja saya sebanyak empat orang. Semoga bisa pulih kembali dan daya beli masyarakat kembali meningkat,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Klungkung, Wayan Ardiasa saat dikonfirmasi terpisah mengungkapkan bahwa hampir seluruh pelaku UKM terdampak wabah corona ini.

Berbagai upaya pun dilakukan para pelaku UKM agar tidak gulung tikar, seperti melakukan promosi melalui media sosial.

Meski cukup membantu, diakuinya penjualan para pelaku UKM tetap turun tidak seperti sebelum corona mewabah.

“Ada sekitar 6.861 UKM yang terdampak Covid-19 per April. Mereka yang terdampak kami sudah usulkan agar

mendapat bantuan stimulus usaha sebesar Rp 600 ribu per bulan. Semoga wabah ini bisa segera berlalu,” ujarnya.

SEMARAPURA – Mewabahnya virus corona menyebabkan sebagian besar sekotor usaha melesu. Tidak terkecuali usaha produksi minyak goreng tradisional khas Bali, yakni minyak tandusan di Desa Sulang, Kecamatan Dawan.

Tidak tanggung-tanggung, penurunan penjualan mencapai 50 persen. Akibat menurunnya penjualan, produsen minyak tandusan pun terpaksa menurunkan harga produknya agar tetap bisa laku di pasaran.

Salah seorang produsen minyak tandusan di Desa Sulang, I Wayan Rasta, 42, mengungkapkan, diproduksi secara

tradisional dan memiliki aroma serta rasa yang khas, minyak tandusan banyak dibeli warga untuk menambah kenikmatan rasa masakannya.

Terutama saat membuat sambal. Lantaran proses produksi yang masih tradisional dan cita rasa yang khas, tidak heran bila harga minyak tandusan lebih mahal daripada minyak goreng pabrikan pada umumnya.

“Normalnya harga minyak tandusan itu Rp 15 ribu per botol ukuran 600 ml,” ungkapnya. Lantaran banyak dicari, dia mengaku bisa menjual sebanyak 20 botol minyak tandusan dalam sehari.

Namun, sejak virus korona mewabah, hanya 10 botol per hari saja yang bisa terjual. Bahkan minyak tandusan baru bisa terjual sebanyak itu setelah dia memutuskan untuk menurunkan harga produknya itu.

“Harganya saya turunkan Rp 3 ribu per botol. Sekarang saya jual dengan harga Rp 12 ribu per botol,” terang pria yang sudah memulai bisnis produksi minyak tandusan sejak 10 tahun yang lalu itu

Lebih lanjut dia mengungkapkan, untuk ketersediaan bahan baku seperti kepala sampai saat ini masih aman.

Menurutnya, untuk memproduksi 20 botol minyak tandusan membutuhkan kelapa sekitar 150 buah.

“Walau kondisinya seperti ini, saya masih mempertahankan pekerja saya sebanyak empat orang. Semoga bisa pulih kembali dan daya beli masyarakat kembali meningkat,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Klungkung, Wayan Ardiasa saat dikonfirmasi terpisah mengungkapkan bahwa hampir seluruh pelaku UKM terdampak wabah corona ini.

Berbagai upaya pun dilakukan para pelaku UKM agar tidak gulung tikar, seperti melakukan promosi melalui media sosial.

Meski cukup membantu, diakuinya penjualan para pelaku UKM tetap turun tidak seperti sebelum corona mewabah.

“Ada sekitar 6.861 UKM yang terdampak Covid-19 per April. Mereka yang terdampak kami sudah usulkan agar

mendapat bantuan stimulus usaha sebesar Rp 600 ribu per bulan. Semoga wabah ini bisa segera berlalu,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/