27.1 C
Jakarta
1 Mei 2024, 7:20 AM WIB

Terumbu Karang Pemuteran Rusak Parah, Konon Ini Penyebabnya…

RadarBali.com – Kerusakan terumbu karang yang terjadi di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, konon dipicu oleh pemanasan global.

Pemerintah menyatakan kondisi ini bukan hanya terjadi di Pemuteran, namun terjadi hampir di seluruh dunia.

Dinas Perikanan pun berupaya mencari solusi, mengingat terumbu karang di Pemuteran yang berhasil mengantarkan nama Buleleng mendunia di bidang konservasi.

Kepala Dinas Perikanan Buleleng, Ni Made Arnika saat dihubungi siang kemarin, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pengelola biorock yang ada di Desa Sumberkima.

Saat ini terumbu karang di Pemuteran yang selamat, hanya terumbu karang pada struktur biorock.

Menurut Arnika kerusakan terumbu karang di Pemuteran dipicu oleh pemutihan terumbu karang atau bleaching.

Kondisi yang terjadi pada tahun ini, disebut kondisi terparah sejak tahun 1998. Akibatnya hamparan terumbu karang yang membentang dari pantai dekat Amertha Bali Villa hingga Taman Sari Bali Resort, rusak parah.

Selain itu sedimentasi lumpur akibat banjir di Desa Pemuteran pada awal tahun lalu terlalu tinggi. Belum lagi ada serangan predator laut seperti siput dan mahkota laut yang melakukan invasi secara masif dalam beberapa bulan terakhir.

Hal itu membuat kondisi terumbu karang yang tak teraliri listrik, menjadi rusak parah. “Kami sudah berunding dengan pengelola biorock, bagaimana caranya kami bisa merehabilitasi. Pokoknya dengan berbagai upaya,” kata Arnika.

Menurut Arnika, sejak tahun 2017 ini kewenangan pemerintah kabupaten dalam mengelola laut sangat terbatas.

Pengelolaan laut kini menjadi kewenangan pemerintah provinsi, termasuk di dalamnya pengelolaan terumbu karang.

Meski terkendala kewenangan, Arnika menyatakan pemerintah akan tetap berupaya menyelamatkan terumbu karang di Desa Pemuteran.

Caranya dengan menggandeng kelompok masyarakat dan pihak ketiga, agar terumbu karang dapat diperbaiki dengan cepat.

“Kami upayakan lewat dana bantuan atau swadaya. Nanti kelompok yang akan melakukan rehabilitasi. Kami pemerintah mendorong dan mencarikan solusi. Karena bagaimanapun juga, kami harus menyelamatkan usaha-usaha yang sudah lama kita lakukan,” tukas Arnika.

Seperti diberitakan sebelumnya, terumbu karang di Desa Pemuteran mengalami kerusakan cukup parah. Kerusakan itu terjadi secara perlahan sejak enam bulan lalu.

Ironisnya, terumbu karang yang rusak merupakan terumbu karang yang mengantarkan Buleleng meraih penghargaan dunia dari UNDP maupun UNWTO. 

RadarBali.com – Kerusakan terumbu karang yang terjadi di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, konon dipicu oleh pemanasan global.

Pemerintah menyatakan kondisi ini bukan hanya terjadi di Pemuteran, namun terjadi hampir di seluruh dunia.

Dinas Perikanan pun berupaya mencari solusi, mengingat terumbu karang di Pemuteran yang berhasil mengantarkan nama Buleleng mendunia di bidang konservasi.

Kepala Dinas Perikanan Buleleng, Ni Made Arnika saat dihubungi siang kemarin, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pengelola biorock yang ada di Desa Sumberkima.

Saat ini terumbu karang di Pemuteran yang selamat, hanya terumbu karang pada struktur biorock.

Menurut Arnika kerusakan terumbu karang di Pemuteran dipicu oleh pemutihan terumbu karang atau bleaching.

Kondisi yang terjadi pada tahun ini, disebut kondisi terparah sejak tahun 1998. Akibatnya hamparan terumbu karang yang membentang dari pantai dekat Amertha Bali Villa hingga Taman Sari Bali Resort, rusak parah.

Selain itu sedimentasi lumpur akibat banjir di Desa Pemuteran pada awal tahun lalu terlalu tinggi. Belum lagi ada serangan predator laut seperti siput dan mahkota laut yang melakukan invasi secara masif dalam beberapa bulan terakhir.

Hal itu membuat kondisi terumbu karang yang tak teraliri listrik, menjadi rusak parah. “Kami sudah berunding dengan pengelola biorock, bagaimana caranya kami bisa merehabilitasi. Pokoknya dengan berbagai upaya,” kata Arnika.

Menurut Arnika, sejak tahun 2017 ini kewenangan pemerintah kabupaten dalam mengelola laut sangat terbatas.

Pengelolaan laut kini menjadi kewenangan pemerintah provinsi, termasuk di dalamnya pengelolaan terumbu karang.

Meski terkendala kewenangan, Arnika menyatakan pemerintah akan tetap berupaya menyelamatkan terumbu karang di Desa Pemuteran.

Caranya dengan menggandeng kelompok masyarakat dan pihak ketiga, agar terumbu karang dapat diperbaiki dengan cepat.

“Kami upayakan lewat dana bantuan atau swadaya. Nanti kelompok yang akan melakukan rehabilitasi. Kami pemerintah mendorong dan mencarikan solusi. Karena bagaimanapun juga, kami harus menyelamatkan usaha-usaha yang sudah lama kita lakukan,” tukas Arnika.

Seperti diberitakan sebelumnya, terumbu karang di Desa Pemuteran mengalami kerusakan cukup parah. Kerusakan itu terjadi secara perlahan sejak enam bulan lalu.

Ironisnya, terumbu karang yang rusak merupakan terumbu karang yang mengantarkan Buleleng meraih penghargaan dunia dari UNDP maupun UNWTO. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/