31.4 C
Jakarta
26 April 2024, 12:09 PM WIB

Liburkan Siswi Kesurupan, Sekolah Sarankan Korban Dilukat Khusus

SEMARAPURA – Belasan siswi SMP Negeri 4 Banjarangkan kembali mengalami trance atau kesurupan, Jumat (1/11). 

Para pelajar cewek itu kesurupan saat pihak sekolah menggelar upacara mecaru di lingkungan sekolah. 

Upacara mecaru itu digelar pihak sekolah salah satu tujuannya adalah agar para siswa tidak lagi mengalami trance akibat diganggu oleh makhluk astral atau wong samar. 

Wong samar itu diyakini menghuni sejumlah pohon yang ada di pinggir sungai, tepatnya berada di belakang sekolah tersebut. 

Berdasar pantauan di lapangan, prosesi upacara mecaru berlangsung sejak pukul 07.00 Wita. Upacara diawali dengan ritual Nuntun Bhatara Sri ke Ulun Sui. 

Upacara Nuntun Bhatara Sri ke Ulun Sui itu digelar karena sebelumnya lahan SMPN 4 Banjarangkan merupakan lahan persawahan sehingga perlu digelar upacara tersebut.

Kemudian dilanjutkan dengan prosesi yang lainnya seperti sembahyang bersama dan menghaturkan banten Caru itu sendiri. 

Namun ternyata sejak awal hingga akhir prosesi upacara mecaru, belasan siswa mengalami trance. Mulai dari histeris hingga ada yang menari. 

Pemangku, pecalang dan guru yang pada saat itu berada di sekolah untuk mempersiapkan upacara tersebut pun dibuat kerepotan. 

Berkali-kali Pemangku dan guru berusaha menyadarkan para siswa yang mengalami kesurupan dengan memercikkan tirta atau air suci. 

Namun berkali-kali juga para siswa itu kembali mengalami kesurupan. Hingga berakhirnya Upacara Mecaru pun, sejumlah siswi masih mengalami kesurupan dan histeris.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, Dewa Gde Darmawan menjelaskan, proses pembelajaran di sekolah akan kembali dikakukan mulai hari ini. 

Sementara delapan orang siswi yang kerap mengalami kesurupan diperbolehkan tidak sekolah untuk melakukan pemulihan agar tidak kembali mengalami kesurupan. 

Mereka bisa kembali bersekolah seperti biasa ketika sudah siap bersekolah. “Selama ini proses pembelajaran masih berlangsung hanya saja tidak dilakukan di sekolah. 

Nanti delapan siswi ini diperbolehkan untuk tidak sekolah hingga kondisinya normal kembali. Delapan siswi ini nanti diberikan keterangan sakit oleh pihak sekolah,” tandas Dewa Darmawan.

Hal senada diungkap Kepala SMPN 4 Banjarangkan Wayan Ngenteg. Mengingat sebentar lagi akan dilakukan ulangan umum, para siswa akan belajar seperti biasa mulai hari ini. 

Namun atas saran Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, delapan siswi yang kerap mengalami kesurupan tersebut diperbolehkan tidak bersekolah. 

Nantinya mereka akan diberikan izin sakit sampai mereka siap untuk bersekolah kembali.

“Dari koordinator pengawas menyarankan agar anak-anak ini dilukat dulu. Setelah itu agar juga dicarikan psikiater untuk menghilangkan trauma anak itu. 

Nanti kami akan meminta orang tua kedelapan siswa itu datang ke sekolah untuk membicarakan hal ini,” terangnya. 

SEMARAPURA – Belasan siswi SMP Negeri 4 Banjarangkan kembali mengalami trance atau kesurupan, Jumat (1/11). 

Para pelajar cewek itu kesurupan saat pihak sekolah menggelar upacara mecaru di lingkungan sekolah. 

Upacara mecaru itu digelar pihak sekolah salah satu tujuannya adalah agar para siswa tidak lagi mengalami trance akibat diganggu oleh makhluk astral atau wong samar. 

Wong samar itu diyakini menghuni sejumlah pohon yang ada di pinggir sungai, tepatnya berada di belakang sekolah tersebut. 

Berdasar pantauan di lapangan, prosesi upacara mecaru berlangsung sejak pukul 07.00 Wita. Upacara diawali dengan ritual Nuntun Bhatara Sri ke Ulun Sui. 

Upacara Nuntun Bhatara Sri ke Ulun Sui itu digelar karena sebelumnya lahan SMPN 4 Banjarangkan merupakan lahan persawahan sehingga perlu digelar upacara tersebut.

Kemudian dilanjutkan dengan prosesi yang lainnya seperti sembahyang bersama dan menghaturkan banten Caru itu sendiri. 

Namun ternyata sejak awal hingga akhir prosesi upacara mecaru, belasan siswa mengalami trance. Mulai dari histeris hingga ada yang menari. 

Pemangku, pecalang dan guru yang pada saat itu berada di sekolah untuk mempersiapkan upacara tersebut pun dibuat kerepotan. 

Berkali-kali Pemangku dan guru berusaha menyadarkan para siswa yang mengalami kesurupan dengan memercikkan tirta atau air suci. 

Namun berkali-kali juga para siswa itu kembali mengalami kesurupan. Hingga berakhirnya Upacara Mecaru pun, sejumlah siswi masih mengalami kesurupan dan histeris.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, Dewa Gde Darmawan menjelaskan, proses pembelajaran di sekolah akan kembali dikakukan mulai hari ini. 

Sementara delapan orang siswi yang kerap mengalami kesurupan diperbolehkan tidak sekolah untuk melakukan pemulihan agar tidak kembali mengalami kesurupan. 

Mereka bisa kembali bersekolah seperti biasa ketika sudah siap bersekolah. “Selama ini proses pembelajaran masih berlangsung hanya saja tidak dilakukan di sekolah. 

Nanti delapan siswi ini diperbolehkan untuk tidak sekolah hingga kondisinya normal kembali. Delapan siswi ini nanti diberikan keterangan sakit oleh pihak sekolah,” tandas Dewa Darmawan.

Hal senada diungkap Kepala SMPN 4 Banjarangkan Wayan Ngenteg. Mengingat sebentar lagi akan dilakukan ulangan umum, para siswa akan belajar seperti biasa mulai hari ini. 

Namun atas saran Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, delapan siswi yang kerap mengalami kesurupan tersebut diperbolehkan tidak bersekolah. 

Nantinya mereka akan diberikan izin sakit sampai mereka siap untuk bersekolah kembali.

“Dari koordinator pengawas menyarankan agar anak-anak ini dilukat dulu. Setelah itu agar juga dicarikan psikiater untuk menghilangkan trauma anak itu. 

Nanti kami akan meminta orang tua kedelapan siswa itu datang ke sekolah untuk membicarakan hal ini,” terangnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/