26.3 C
Jakarta
25 April 2024, 4:32 AM WIB

Waspada, Sebulan, 13 Kasus Gigitan Positif Rabies Merebak di Buleleng

SINGARAJA – Persebaran kasus rabies di Kabupaten Buleleng kembali merebak. Sepanjang Agustus 2019 lalu, tercatat ada kasus gigitan anjing yang dinyatakan positif rabies.

Seluruh kasus gigitan tersebut, dilaporkan terjadi di Kecamatan Gerokgak. Data di Dinas Pertanian Buleleng menunjukkan, kasus itu ditemukan di dua desa.

Sebanyak enam kasus gigitan di antaranya dilaporkan di Desa Banyupoh. Sementara tujuh kasus gigitan lainnya dilaporkan di Desa Celukan Bawang.

Kasus gigitan itu sempat dilaporkan ke Puskesmas Gerokgak I, lantaran seluruh korban gigitan mengajukan permohonan untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).

Setelah dilakukan penelusuran, teryata anjing yang sempat menggigit warga dinyatakan positif rabies.

“Kasus ini baru dilaporkan setelah anjing yang menggigit mati. Kami ambil sampel dan cek ke Balai Besar Veteriner, ternyata hasilnya positif rabies,” kata Kasi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Buleleng drh. IGB Oka Yadnya.

Setelah sampel dinyatakan positif, Dinas Pertanian Buleleng langsung mengambil langkah untuk mencegah penyebaran virus.

Mulai dari melakukan vaksinasi massal terhadap hewan milik warga, hingga melakukan kontrol populasi di kedua desa tersebut.

Menurut Oka Yadnya, populasi anjing di kedua desa itu memang masuk dalam kategori kelebihan populasi.

Masyarakat bersama pihak adat juga meminta agar dilakukan langkah-langkah kontrol populasi, untuk mencegah jatuhnya korban jiwa akibat kasus rabies.

Lebih lanjut Oka mengatakan, anjing yang menggigit warga itu, ternyata masih berusia sekitar 3 bulan.

“Jadi anjing itu dipungut warga di pinggir jalan, kemudian dipelihara. Usianya mungkin belum sampai tiga bulan. Kami himbau agar warga lebih hati-hati, karena anak anjing itu memang sangat rentan dengan rabies,” himbaunya. 

SINGARAJA – Persebaran kasus rabies di Kabupaten Buleleng kembali merebak. Sepanjang Agustus 2019 lalu, tercatat ada kasus gigitan anjing yang dinyatakan positif rabies.

Seluruh kasus gigitan tersebut, dilaporkan terjadi di Kecamatan Gerokgak. Data di Dinas Pertanian Buleleng menunjukkan, kasus itu ditemukan di dua desa.

Sebanyak enam kasus gigitan di antaranya dilaporkan di Desa Banyupoh. Sementara tujuh kasus gigitan lainnya dilaporkan di Desa Celukan Bawang.

Kasus gigitan itu sempat dilaporkan ke Puskesmas Gerokgak I, lantaran seluruh korban gigitan mengajukan permohonan untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).

Setelah dilakukan penelusuran, teryata anjing yang sempat menggigit warga dinyatakan positif rabies.

“Kasus ini baru dilaporkan setelah anjing yang menggigit mati. Kami ambil sampel dan cek ke Balai Besar Veteriner, ternyata hasilnya positif rabies,” kata Kasi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Buleleng drh. IGB Oka Yadnya.

Setelah sampel dinyatakan positif, Dinas Pertanian Buleleng langsung mengambil langkah untuk mencegah penyebaran virus.

Mulai dari melakukan vaksinasi massal terhadap hewan milik warga, hingga melakukan kontrol populasi di kedua desa tersebut.

Menurut Oka Yadnya, populasi anjing di kedua desa itu memang masuk dalam kategori kelebihan populasi.

Masyarakat bersama pihak adat juga meminta agar dilakukan langkah-langkah kontrol populasi, untuk mencegah jatuhnya korban jiwa akibat kasus rabies.

Lebih lanjut Oka mengatakan, anjing yang menggigit warga itu, ternyata masih berusia sekitar 3 bulan.

“Jadi anjing itu dipungut warga di pinggir jalan, kemudian dipelihara. Usianya mungkin belum sampai tiga bulan. Kami himbau agar warga lebih hati-hati, karena anak anjing itu memang sangat rentan dengan rabies,” himbaunya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/