27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 7:04 AM WIB

TERUNGKAP! Disdik Sempat Ingatkan Oknum Guru Tak Sediakan Nasi Bungkus

TANGGUWISIA – Sedikitnya 83 orang siswa di SDN 3 Pemuteran, terpaksa dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat karena diduga mengalami keracunan.

Puluhan siswa itu diduga keracunan, setelah menyantap nasi bungkus pada acara perpisahan siswa yang diselenggarakan di sekolah setempat, Rabu (13/6) pagi.

Hingga pukul 21.00 Rabu malam, tercatat ada 83 orang siswa yang sempat dilarikan ke Puskesmas Gerokgak I.

Sementara total siswa di sekolah setempat mencapai 184 orang. Dari puluhan siswa itu, beberapa orang di antaranya terpaksa dilarikan ke RS Pratama Tangguwisia, karena kondisinya yang cukup parah.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Gede Suyasa mengatakan, peristiwa keracunan itu bermula dari acara perpisahan siswa di sekolah setempat.

Menurut Suyasa, para siswa yang keracunan sempat menyantap nasi bungkus yang dibagikan oleh salah seorang guru di sekolah setempat, yang masuk dalam susunan kepanitiaan.

“Sampai saat ini ada 83 orang siswa. Kebanyakan dibawa ke Puskesmas Gerokgak I. Ada beberapa yang dirawat ke RS Pratama karena gejalanya cukup berat. Mudah-mudahan siswa yang dirawat ini bisa segera pulang,” kata Suyasa.

Suyasa pun menyayangkan terjadinya peristiwa keracunan massal itu. Pasalnya insiden keracunan itu merupakan peristiwa berulang.

Dalam dua tahun terakhir saja, tercatat sudah ada empat kali peristiwa keracunan massal yang melibatkan pihak sekolah.

Disdikpora Buleleng pun sempat menerbitkan himbauan dan surat edaran. Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) di kecamatan juga telah menghimbau sekolah-sekolah.

Intinya sekolah diminta menghindari menyediakan makanan berupa nasi bungkus, saat menyelenggarakan acara tertentu di sekolah.

Ia juga menyayangkan sikap oknum guru di sekolah setempat yang menyediakan nasi bungkus pada siswa.

“Saya sudah ingatkan guru itu jangan jualan nasi. Ini penting, karena itu tidak profesional. Ini (peristiwa keracunan, Red) sudah bentuk kelalaian dari pihak sekolah,” tegasnya.

Menyusul berulangnya peristiwa keracunan, Suyasa berjanji akan memberikan sanksi tegas. Baik pada oknum guru yang menjual nasi bungkus, maupun kepala sekolah.

“Mana yang kena sanksi, kita evaluasi dulu. Bisa gurunya yang kena, atau kepala sekolahnya. Nanti kita lihat,” katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr. IGN Mahapramana mengatakan, pihaknya telah melakukan pengambilan sampel terkait peristiwa keracunan tersebut.

“Kami sudah ambil sampel dari siswanya. Kami juga ambil sampel ke lokasi pembuatannya. Besok (hari ini, Red) sampel langsung kami kirim ke Laboratorium Kesehatan di Denpasar,” kata Mahapramana.

Disisi lain, Kapolsek Gerokgak Kompol Made Widana mengatakan, pihaknya langsung melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.

“Peristiwa ini masih dalam penyelidikan. Kami sudah ambil sampel dan meminta beberapa keterangan terkait peristiwa ini,” tegas Widana.

Asal tahu saja, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, ada empat peristiwa keracunan massal yang melibatkan para siswa.

Peristiwa pertama terjadi di TK Negeri Joanyar, kemudian terjadi di TK Negeri Pembina Seririt, dan terakhir terjadi di SDN 5 Panji. 

TANGGUWISIA – Sedikitnya 83 orang siswa di SDN 3 Pemuteran, terpaksa dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat karena diduga mengalami keracunan.

Puluhan siswa itu diduga keracunan, setelah menyantap nasi bungkus pada acara perpisahan siswa yang diselenggarakan di sekolah setempat, Rabu (13/6) pagi.

Hingga pukul 21.00 Rabu malam, tercatat ada 83 orang siswa yang sempat dilarikan ke Puskesmas Gerokgak I.

Sementara total siswa di sekolah setempat mencapai 184 orang. Dari puluhan siswa itu, beberapa orang di antaranya terpaksa dilarikan ke RS Pratama Tangguwisia, karena kondisinya yang cukup parah.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Gede Suyasa mengatakan, peristiwa keracunan itu bermula dari acara perpisahan siswa di sekolah setempat.

Menurut Suyasa, para siswa yang keracunan sempat menyantap nasi bungkus yang dibagikan oleh salah seorang guru di sekolah setempat, yang masuk dalam susunan kepanitiaan.

“Sampai saat ini ada 83 orang siswa. Kebanyakan dibawa ke Puskesmas Gerokgak I. Ada beberapa yang dirawat ke RS Pratama karena gejalanya cukup berat. Mudah-mudahan siswa yang dirawat ini bisa segera pulang,” kata Suyasa.

Suyasa pun menyayangkan terjadinya peristiwa keracunan massal itu. Pasalnya insiden keracunan itu merupakan peristiwa berulang.

Dalam dua tahun terakhir saja, tercatat sudah ada empat kali peristiwa keracunan massal yang melibatkan pihak sekolah.

Disdikpora Buleleng pun sempat menerbitkan himbauan dan surat edaran. Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) di kecamatan juga telah menghimbau sekolah-sekolah.

Intinya sekolah diminta menghindari menyediakan makanan berupa nasi bungkus, saat menyelenggarakan acara tertentu di sekolah.

Ia juga menyayangkan sikap oknum guru di sekolah setempat yang menyediakan nasi bungkus pada siswa.

“Saya sudah ingatkan guru itu jangan jualan nasi. Ini penting, karena itu tidak profesional. Ini (peristiwa keracunan, Red) sudah bentuk kelalaian dari pihak sekolah,” tegasnya.

Menyusul berulangnya peristiwa keracunan, Suyasa berjanji akan memberikan sanksi tegas. Baik pada oknum guru yang menjual nasi bungkus, maupun kepala sekolah.

“Mana yang kena sanksi, kita evaluasi dulu. Bisa gurunya yang kena, atau kepala sekolahnya. Nanti kita lihat,” katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr. IGN Mahapramana mengatakan, pihaknya telah melakukan pengambilan sampel terkait peristiwa keracunan tersebut.

“Kami sudah ambil sampel dari siswanya. Kami juga ambil sampel ke lokasi pembuatannya. Besok (hari ini, Red) sampel langsung kami kirim ke Laboratorium Kesehatan di Denpasar,” kata Mahapramana.

Disisi lain, Kapolsek Gerokgak Kompol Made Widana mengatakan, pihaknya langsung melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.

“Peristiwa ini masih dalam penyelidikan. Kami sudah ambil sampel dan meminta beberapa keterangan terkait peristiwa ini,” tegas Widana.

Asal tahu saja, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, ada empat peristiwa keracunan massal yang melibatkan para siswa.

Peristiwa pertama terjadi di TK Negeri Joanyar, kemudian terjadi di TK Negeri Pembina Seririt, dan terakhir terjadi di SDN 5 Panji. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/