27.1 C
Jakarta
27 April 2024, 20:45 PM WIB

Bikin Kincir Air, Alumni Kejar Paket B Raih Juara 1 Lomba TTG Nasional

RadarBali.com – Putra Kecamatan Payangan, membawa harum nama Gianyar di tingkat nasional.

Wayan Budiana asal Desa Bukian Payangan berhasil meraih juara 1 tingkat nasional lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat nasional. P

enghargaan diserahkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, Eko Putro Sandjojo, di Sulawesi Tengah, pekan lalu.

Wayan Budiana sendiri mengaku senang mesin kincir air ciptaannya memperoleh penghargaan nasional. Mesin untuk menarik air dari sungai ke bukit itu mampu menyisihkan pesaing dari provinsi lain.

“Saya tidak bisa jelaskan secara rinci cara kerjanya,” ujar Budiana kemarin. Yang jelas, menurut Budiana cara kerja mesinnya itu cocok untuk pertanian.

“Ini bisa mengantarkan air dari bawah ke daerah yang perlu air. Menggunakan kekuatan aliran air saja,” jelasnya.

Atas hasil karyanya itu, dia berharap bisa membantu masyarakat. “Tapi sebelumnya saya masih proses pendaftaran HAKI,” tandasnya.

Plt Sekab Gianyar, I Made Wisnu Wijaya saat dihubungi mengaku sangat bangga dengan prestasi yang diraih Wayan Budiana.

Bagaimana tidak bangga, TTG berupa kincir angin tanpa menggunakan listrik dan mesin ini lahir dari tangan pria yang hanya tamatan Kejar Paket B. 

Kincir air yang memanfaatkan sumber daya alam ini ternyata mampu menaikkan air sampai ketinggian 150 meter dari aliran sungai.

Hebatnya lagi alat ini ternyata sudah mampu membantu memasok air bersih bagi 262 KK se-Desa Bukian Payangan yang selama ini belum terjangkau PDAM.

“Satu hal yang membanggakan dan harus kita jadikan contoh, walau hanya tamatan kejar Paket B namun kegigihannya untuk berinovasi tidak surut,” kata Made Wisnu Wijaya bangga.

Selain itu menurut Wisnu Wijaya, sebagai wujud apresiasi Pemerintah Kabupaten Gianyar terhadap karyanya, langkah pertama yang dilakukan adalah membantu I Wayan Budiana untuk mengurus hak paten sebagai hak intelektual atas karya ciptaannya.

Selanjutnya melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Gianyar, akan bekerjasama dengan I Wayan Budiana selaku penemu alat kincir angin tanpa listrik dan mesin ini agar bisa dikembangkan dan untuk kemudian dimanfaatkan di wilayah atau desa yang mengalami kesulitan air bersih dan belum terjangkau PDAM.

Ke depan Pemkab. Gianyar juga akan membantu pemasaran kincir angin ini hingga keseluruh wilayah Indonesia sembari menunggu hak Paten dalam proses penyelesaian.

Tidak hanya sebatas Wayan Budiana, tapi Pemkab Gianyar akan terus berupaya membantu dan mendorong warga yang mau berinovasi dan berkarya hingga mampu menghasikan sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Sebagai tambahan, lomba TTG ini diikuti oleh 34 prvinsi di Indonesia, dan pada tahap penyisihan menyisakan 6 peserta yaitu Prov Bali, Banten, Riau, Aceh, Lampung dan Kalimantan Utara.

Komponen penilian dalam lomba TTG ini adalah substansi TTG (80 persen) meliputi performa alat dan metoda TTG, pemakaian dan pemanfaatan TTG, peluang pasar, kelayakan produksi, kemanfaatan bagi masyarakat, kreativitas, inovasi dan orisinalitas dan kesempurnaan karya.

Sedangkan komponen lain yang dinilai adalah penguasaan materi, kemampuan menjawab pertanyaan, ketepatan waktu, etika dan estetika.

Akhirnya setelah melalui proses seleksi final di Jakarta diputuskan wakil Bali sebagai Juara 1 tingkat nasional

RadarBali.com – Putra Kecamatan Payangan, membawa harum nama Gianyar di tingkat nasional.

Wayan Budiana asal Desa Bukian Payangan berhasil meraih juara 1 tingkat nasional lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat nasional. P

enghargaan diserahkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, Eko Putro Sandjojo, di Sulawesi Tengah, pekan lalu.

Wayan Budiana sendiri mengaku senang mesin kincir air ciptaannya memperoleh penghargaan nasional. Mesin untuk menarik air dari sungai ke bukit itu mampu menyisihkan pesaing dari provinsi lain.

“Saya tidak bisa jelaskan secara rinci cara kerjanya,” ujar Budiana kemarin. Yang jelas, menurut Budiana cara kerja mesinnya itu cocok untuk pertanian.

“Ini bisa mengantarkan air dari bawah ke daerah yang perlu air. Menggunakan kekuatan aliran air saja,” jelasnya.

Atas hasil karyanya itu, dia berharap bisa membantu masyarakat. “Tapi sebelumnya saya masih proses pendaftaran HAKI,” tandasnya.

Plt Sekab Gianyar, I Made Wisnu Wijaya saat dihubungi mengaku sangat bangga dengan prestasi yang diraih Wayan Budiana.

Bagaimana tidak bangga, TTG berupa kincir angin tanpa menggunakan listrik dan mesin ini lahir dari tangan pria yang hanya tamatan Kejar Paket B. 

Kincir air yang memanfaatkan sumber daya alam ini ternyata mampu menaikkan air sampai ketinggian 150 meter dari aliran sungai.

Hebatnya lagi alat ini ternyata sudah mampu membantu memasok air bersih bagi 262 KK se-Desa Bukian Payangan yang selama ini belum terjangkau PDAM.

“Satu hal yang membanggakan dan harus kita jadikan contoh, walau hanya tamatan kejar Paket B namun kegigihannya untuk berinovasi tidak surut,” kata Made Wisnu Wijaya bangga.

Selain itu menurut Wisnu Wijaya, sebagai wujud apresiasi Pemerintah Kabupaten Gianyar terhadap karyanya, langkah pertama yang dilakukan adalah membantu I Wayan Budiana untuk mengurus hak paten sebagai hak intelektual atas karya ciptaannya.

Selanjutnya melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Gianyar, akan bekerjasama dengan I Wayan Budiana selaku penemu alat kincir angin tanpa listrik dan mesin ini agar bisa dikembangkan dan untuk kemudian dimanfaatkan di wilayah atau desa yang mengalami kesulitan air bersih dan belum terjangkau PDAM.

Ke depan Pemkab. Gianyar juga akan membantu pemasaran kincir angin ini hingga keseluruh wilayah Indonesia sembari menunggu hak Paten dalam proses penyelesaian.

Tidak hanya sebatas Wayan Budiana, tapi Pemkab Gianyar akan terus berupaya membantu dan mendorong warga yang mau berinovasi dan berkarya hingga mampu menghasikan sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Sebagai tambahan, lomba TTG ini diikuti oleh 34 prvinsi di Indonesia, dan pada tahap penyisihan menyisakan 6 peserta yaitu Prov Bali, Banten, Riau, Aceh, Lampung dan Kalimantan Utara.

Komponen penilian dalam lomba TTG ini adalah substansi TTG (80 persen) meliputi performa alat dan metoda TTG, pemakaian dan pemanfaatan TTG, peluang pasar, kelayakan produksi, kemanfaatan bagi masyarakat, kreativitas, inovasi dan orisinalitas dan kesempurnaan karya.

Sedangkan komponen lain yang dinilai adalah penguasaan materi, kemampuan menjawab pertanyaan, ketepatan waktu, etika dan estetika.

Akhirnya setelah melalui proses seleksi final di Jakarta diputuskan wakil Bali sebagai Juara 1 tingkat nasional

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/