27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:45 AM WIB

Nekat Beraksi di Objek Wisata Lovina, 4 Gepeng Anak-anak Diciduk

SINGARAJA – Sebanyak empat orang gelandangan dan pengemis (gepeng) yang biasa beraksi di kawasan wisata Lovina, akhirnya diciduk. 

Mereka diamankan oleh petugas Trantib Kecamatan Buleleng. Mirisnya dari empat orang gepeng itu, dua orang diantaranya masih anak-anak, dan seorang lainnya masih balita.

Keempat gepeng itu diketahui berasal dari daerah Munti Gunung, Desa Tianyar. Mereka adalah Ni Nengah Sweca, 40; Kadek R, 12; Ketut S, 12; dan Ketut W, 4. 

Mereka biasa beraksi di sekitar traffic light Desa Kalibukbuk, Sweca bahkan bisa menggelandang hingga Pasar Senggol Seririt.

Saat ketahuan menjalankan aksi, mereka langsung diamankan. Mereka kemudian digiring ke Kantor Perbekel Kalibukbuk untuk didata. 

Selanjutnya mereka diserahkan pada Dinas Sosial Buleleng untuk dibina dan dipulangkan ke daerah asalnya.

Camat Buleleng Gede Dody Sukma mengatakan, dari hasil pendataan, anak-anak yang berusia 12 tahun itu sebenarnya duduk di kelas lima sekolah dasar. 

Namun memilih tidak masuk sekolah dan menggelandang di Buleleng. Pengakuan dari pengemis Nengah Sweca, Kadek R dan Ketut W, merupakan anak kandungnya. 

Sementara Ketut S, adik kandung dari Sweca. Namun pengakuan itu tak dipercaya begitu saja, sebab itu pengakuan yang sangat ganjil.

“Aktifitas mereka ini sudah dikeluhkan. Bukan hanya warga kita saja, tapi turis juga disasar. Ini kan tidak baik untuk pariwisata kita. Makanya tadi begitu terpantau, langsung kami amankan,” kata Dody.

Dody menegaskan pihaknya tidak akan memberi toleransi pada aktifitas gepeng di Kecamatan Buleleng. 

Apabila masih ada gepeng yang ditemukan, pihaknya tak segan-segan menjerat para gepeng dengan hukuman tindak pidana ringan (tipiring).

“Biar ada efek jera. Nanti kami koordinasikan dengan rekan-rekan di Pol PP seperti apa teknisnya,” demikian Dody. 

SINGARAJA – Sebanyak empat orang gelandangan dan pengemis (gepeng) yang biasa beraksi di kawasan wisata Lovina, akhirnya diciduk. 

Mereka diamankan oleh petugas Trantib Kecamatan Buleleng. Mirisnya dari empat orang gepeng itu, dua orang diantaranya masih anak-anak, dan seorang lainnya masih balita.

Keempat gepeng itu diketahui berasal dari daerah Munti Gunung, Desa Tianyar. Mereka adalah Ni Nengah Sweca, 40; Kadek R, 12; Ketut S, 12; dan Ketut W, 4. 

Mereka biasa beraksi di sekitar traffic light Desa Kalibukbuk, Sweca bahkan bisa menggelandang hingga Pasar Senggol Seririt.

Saat ketahuan menjalankan aksi, mereka langsung diamankan. Mereka kemudian digiring ke Kantor Perbekel Kalibukbuk untuk didata. 

Selanjutnya mereka diserahkan pada Dinas Sosial Buleleng untuk dibina dan dipulangkan ke daerah asalnya.

Camat Buleleng Gede Dody Sukma mengatakan, dari hasil pendataan, anak-anak yang berusia 12 tahun itu sebenarnya duduk di kelas lima sekolah dasar. 

Namun memilih tidak masuk sekolah dan menggelandang di Buleleng. Pengakuan dari pengemis Nengah Sweca, Kadek R dan Ketut W, merupakan anak kandungnya. 

Sementara Ketut S, adik kandung dari Sweca. Namun pengakuan itu tak dipercaya begitu saja, sebab itu pengakuan yang sangat ganjil.

“Aktifitas mereka ini sudah dikeluhkan. Bukan hanya warga kita saja, tapi turis juga disasar. Ini kan tidak baik untuk pariwisata kita. Makanya tadi begitu terpantau, langsung kami amankan,” kata Dody.

Dody menegaskan pihaknya tidak akan memberi toleransi pada aktifitas gepeng di Kecamatan Buleleng. 

Apabila masih ada gepeng yang ditemukan, pihaknya tak segan-segan menjerat para gepeng dengan hukuman tindak pidana ringan (tipiring).

“Biar ada efek jera. Nanti kami koordinasikan dengan rekan-rekan di Pol PP seperti apa teknisnya,” demikian Dody. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/